Asal Usul Dinasti Rothschild, Keluarga Terkaya di Dunia (Bagian 2)

Asal Usul Dinasti Rothschild, Keluarga Terkaya di Dunia

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Asal Usul Dinasti Rothschild, Keluarga Terkaya di Dunia - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Salah satu topik diskusi favorit keluarga ini adalah pembagian wilayah kekuasaan finansial dunia bagi kelima putra Rothschild. Di meja itu pula, sang ayah sering bercerita tentang empat cucu iaki-laki Charlemagne, sang Penguasa Romawi yang berhasil menaklukkan dunia, dan berbagi visi hidupnya dengan kelima orang putranya.

Kelima putrinya sama sekali tak pernah dilibatkan dalam diskusi tersebut.

Karel yang Agung atau Charlemagne (771-814 M) berpenampilan seperti orang Jerman pada umumnya, tingginya sekitar enam kaki, dan tubuhnya atletis. Ia memiliki kemampuan berbicara dalam bahasa Yunani dan Latin. Ia adalah Raja Perancis yang berhasil menjadi penguasa Romawi pada tahun 800-814 SM.

Meskipun sangat mengagumi Charlemagne, Mayer Amschel sangat membenci segala hal yang berbau Romawi. Di kemudian hari, ia menyebut bangsa Romawi sebagai “musuh utama kaum Bolsevik”, sebagaimana dituturkan oleh Sir Alfred Mond dalam World Battle of the Jews. Samuel Gompers, dalam the Chicago Tribune edisi 1 Mei 1922 menulis sebuah artikel mengenai Bolshevisme yang sebenarnya ditujukan kepada Amschel:

“Tidak ada lagi hal yang lebih rendah dan tercela dibandingkan pengakuan terhadap tirani kaum Bolshevik, segala bentuk kebijakan yang ditetapkan oleh para bankir Jerman dan Anglo-Amerika adalah usaha paling berbahaya yang pernah dilancarkan oleh kaum Bolshevik. Dana yang dimiliki kaum Bolshevik ini berjumlah milyaran dolar.”

Kebencian Mayer terhadap bangsa Romawi mungkin berakar dari fakta bahwa Frankfurt am Main adalah kota tempat dipilih dan dinobatkannya para penguasa Tahta Suci Romawi, tahta yang diberikan oleh Gereja Katolik yang juga merupakan musuh utama kaum Bolshevik.

Namun, ada pula beberapa orang ahli sejarah yang mengatakan bahwa kebencian Amschel sesungguhnya dialamatkan kepada Rusia, yang pada saat itu merupakan negara dengan jumlah pemeluk agama Kristen paling banyak di Eropa. Karena berbagai aturan yang diterapkan oleh para pemeluk agama Kristen pula, bangsa Yahudi kehilangan banyak hak hidup dan kesempatan kerja.

Sambil duduk mengelilingi meja tua, Amschel memperingatkan kelima orang putranya untuk menjaga harta kekayaan keluarga mereka, dan tidak menikahi gadis yang berasal dari luar keluarganya. Amschel menjelaskan mengenai hukum “neshek” bangsa Yahudi. Kata ini sccara harfiah berarti “gigitan.”

“Gigitan” semacam ini hanya boleh dilakukan terhadap bangsa non-Yahudi, bukan terhadap bangsanya sendiri. Ia berpesan kepada kelima putranya untuk memegang teguh rahasia keluarga tersebut, tak ada satu pun orang di luar keluarga tersebut yang boleh mengetahui berapa jumlah kekayaan keluarga mereka.

Penulis buku The Rothschilds: Financial Rulers of Nations, John Reeves, mengutip perkataan MacGregor, pengarang buku The Kabbalah Unmasked, yang mengatakan sebagai berikut:

“Kelima putra Amschel memulai kegiatan usaha mereka di lima kota besar Eropa. Kelimanya saling menjaga hubungan baik dan bahu-membahu. Bisnis keluarga Rothschild berkembang pesat sejak tahun 1812. Jalinan bisnis antar-anggota keluarga Rothschild kian hari kian solid.

“Semakin lama semakin mustahil untuk mengungkap berbagai rahasia kotor yang ada di balik kemajuan bisnis mereka. Kenyataannya, memang memperkaya diri dengan cara mengacaubalaukan kondisi keamanan dunia. Mayer Amschel adalah seorang laki-laki yang memiliki nasib semujur Napoleon.”

Pohon silsilah keluarga Mayer Amschel Rothschild antara 1743-1812:
  • Anselem Mayer, lahir tahun 1773 dan menikah dengan Eva Hannau.
  • Salomon Mayer, lahir tahun 1774 dan menikah dengan Caroline Stern.
  • Nathan Mayer, lahir tahun 1777 dan menikah dengan Hannah Levi Barnet Cohen pada tahun 1806.
  • Karl, lahir tahun 1788 dan menikah dengan Adelaide Herz.
  • Jacob (James), lahir tahun 1792 dan menikah dengan keponakannya, Betty, putri Salomon, saudara kandungnya.

Anselem, putra tertua Amschel, berhasil mendapatkan kehormatan untuk bergabung sebagai anggota Royal Prussian Privy Council of Commerce, Bavarian Consul, dan Court Banker.

Penghormatan semacam itu terlihat biasa-biasa saja jika diperoleh pada saat ini, ketika perbedaan kelas sosial tak lagi dikenal. Beda halnya dengan Amschel di masa itu, yang berhasil mendapatkan penghormatan tersebut pada saat pemisahan kelas sosial diterapkan secara ketat, dan tak ada sedikit pun kesempatan bagi “rakyat jelata” untuk memegang posisi penting semacam itu.

Posisi penting ini hanya boleh dipegang anggota kaum bangsawan. Dan bangsa Yahudi pada masa itu dengan terang-terangan telah dikecualikan dari keanggotaan majelis tinggi semacam ini. Pengecualian itu juga berhasil didapatkan oleh Salomon Mayer. Salomon berhasil masuk ke dalam lingkaran kekuasaan, dan menjadi salah satu orang kepercayaan Pangeran Mettemich, sang penguasa bayangan negara Austria.

Kelima putri Amschel sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menjalankan kegiatan usaha keluarga, maupun untuk mendapatkan keuntungan darinya. Mereka semua benar-benar “disingkirkan”‘ dari dinasti keluarga Rothschild. Kebanyakan dari mereka dinikahkan melalui jalan “perjodohan”, sebagaimana digambarkan oleh John Reeves:

“Sepak terjang keluarga Rothschild diamati secara saksama oleh masyarakat sebagaimana sepak terjang para pejabat negara. Salah satu sumber mengatakan bahwa mustahil bagi kita untuk melacak nama seluruh anggota keluarga Rothschild, sebab tidak ada satu pun bukti fisik yang tersisa dari keberadaan mereka.” (The Rothschild Financial Rulers).

Menjelang kematiannya, Mayer Amschel membaca sebaris isi Talmud, dan meminta keturunannya bersumpah untuk terus memegang teguh persatuan keluarga, dan tidak akan terpecah-belah satu sama lain. Informasi ini diperoleh dari Mayor Jenderal Count Arthur Cherep-Spiridovich, The Unrepealed History, dan beberapa buah artikel yang disimpan di the British Museum London.

Related

Mistery 603718199608989030

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item