Kisah Nabi Muhammad (11): Lahirnya Perjanjian Hudaibiyah

Kisah Nabi Muhammad (11): Lahirnya Perjanjian Hudaibiyah

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Nabi Muhammad 10: Peristiwa Perang Khandaq). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, hasrat kaum Muslimin untuk mengunjungi Mekah sangat bergelora. Nabi SAW memimpin langsung sekitar 1.400 kaum Muslimin berangkat umrah pada bulan suci Ramadan, bulan yang dilarang adanya perang. Untuk itu, mereka mengenakan pakaian ihram dan membawa senjata ala kadarnya untuk menjaga diri, bukan untuk berperang.

Sebelum tiba di Mekah, mereka berkemah di Hudaibiyah, yang terletak beberapa kilometer dari Mekah.

Orang-orang kafir Quraisy melarang kaum Muslimin masuk ke Mekah, dengan menempatkan sejumlah besar tentara untuk berjaga-jaga. Akhirnya, diadakanlah Perjanjian Hudaibiyah antara Madinah dan Mekah, yang isinya antara lain: Kedua belah pihak setuju untuk melakukan gencatan senjata selama 10 tahun.

Bila ada pihak Quraisy yang menyeberang ke pihak Muhammad, ia harus dikembalikan. Tetapi bila ada pengikut Muhammad SAW yang menyeberang ke pihak Quraisy, maka pihak Quraisy tidak harus mengembalikan ke pihak Muhammad SAW.

Tiap kabilah bebas melakukan perjanjian, baik dengan pihak Muhammad SAW maupun dengan pihak Quraisy.

Kaum Muslimin belum boleh mengunjungi Ka'bah pada tahun tersebut, tetapi ditangguhkan sampai tahun berikutnya. Jika tahun depan kaum Muslimin memasuki kota Mekah, orang Quraisy harus keluar lebih dulu.

Kaum Muslimin memasuki kota Mekah dengan tidak diizinkan membawa senjata, kecuali pedang di dalam sarungnya, dan tidak boleh tinggal di Mekah lebih dari 3 hari 3 malam.

Tujuan Nabi SAW membuat perjanjian tersebut sebenarnya adalah berusaha merebut dan menguasai Mekah, untuk kemudian dari sana menyiarkan Islam ke daerah-daerah lain.

Ada 2 faktor utama yang mendorong kebijaksanaan ini: Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab. Sehingga, dengan melalui konsolidasi bangsa Arab dalam Islam, diharapkan Islam dapat tersebar ke luar.

Apabila suku Quraisy dapat diislamkan, maka Islam akan memperoleh dukungan yang besar, karena orang-orang Quraisy mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar di kalangan bangsa Arab.

Setahun kemudian, ibadah haji ditunaikan sesuai perjanjian. Banyak orang Quraisy yang masuk Islam setelah menyaksikan ibadah haji yang dilakukan kaum Muslimin, di samping juga melihat kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Islam Madinah.

Penyebaran Islam ke negeri-negeri lain

Gencatan senjata dengan penduduk Mekah memberi kesempatan kepada Nabi SAW untuk mengalihkan perhatian ke berbagai negeri lain, sambil memikirkan bagaimana cara mengislamkan mereka. Salah satu cara yang ditempuh oleh Nabi SAW kemudian adalah dengan mengirim utusan dan surat ke berbagai kepala negara dan pemerintahan.

Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi SAW adalah raja Gassan dari Iran, raja Mesir, Abessinia, Persia, dan Romawi. Memang, dengan cara itu tidak ada raja-raja yang masuk Islam, namun setidaknya risalah Islam sudah sampai kepada mereka.

Reaksi para raja pun ada yang menolak dengan baik dan simpatik sambil memberikan hadiah, ada pula yang menolak dengan kasar. Raja Gassan termasuk yang menolak dengan kasar. Utusan yang dikirim Nabi SAW dibunuhnya dengan kejam. Sebagai jawaban, Nabi SAW kemudian mengirim pasukan perang sebanyak 3.000 orang, di bawah pimpinan Zaid bin Haritsah.

Peperangan terjadi di Mu'tah, sebelah utara Semenanjung Arab. Pasukan Islam mendapat kesulitan menghadapi tentara Gassan, yang mendapat bantuan langsung dari Romawi. Beberapa syuhada gugur dalam pertempuran melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu orang itu. Di antara mereka yang gugur adalah Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Abi Rawahah.

Melihat kekuatan yang tidak seimbang itu, Khalid bin Walid, bekas panglima Quraisy yang sudah masuk Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan Islam menarik diri dan kembali ke Madinah. Perang melawan tentara Gassan dan pasukan Romawi ini disebut dengan Perang Mu'tah.

Baca lanjutannya: Kisah Nabi Muhammad (12): Penaklukkan Kota Mekah

Related

Moslem World 4843549725129493773

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item