Misteri di Balik Perjanjian Green Hilton Memorial (Bagian 1)

Misteri di Balik Perjanjian Green Hilton Memorial

Naviri Magazine - Sebuah dokumen, yang disebut Green Hilton Memorial Agreement, menimbulkan kehebohan di dunia maya, beberapa waktu lalu. Dokumen misterius ini menyebutkan bahwa Amerika Serikat memiliki hutang 57.000 ton emas kepada Indonesia. Bahkan disebutkan bahwa dokumen inilah yang menyebabkan CIA ikut menggulingkan Presiden Sukarno.

Tapi, sebaiknya kita tidak melihat terlalu jauh. Soalnya ada alasan kuat untuk mengatakan bahwa dokumen ini sesungguhnya palsu.

Di Indonesia, dokumen ini mungkin baru heboh pada 2013. Namun di Amerika, berita ini sudah beredar sejak 2008 lewat situs bibliotecapleyades.net. Ketika sampai ke Indonesia, beritanya dibuat lebih bombastis. Misalnya, kalimat pembuka dalam sebuah situs berita memuatnya seperti ini:

"Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah umat manusia."

Singkatnya, seperti ini isi dokumen tersebut:

Sukarno memegang kuasa atas emas-emas (yang disebut sebesar 57.000 ton). Lalu Sukarno memindahkan emas itu ke Amerika. Sebagai gantinya, pihak Amerika akan memberikan bunga senilai 2,5 persen dari harga emas. Karena Sukarno tumbang, pembayaran bunga tersebut belum pernah dicairkan sampai sekarang, dan emas tersebut lenyap dari pantauan.

Mungkin beberapa dari kita akan bertanya mengapa emas itu digunakan untuk mendukung pencetakan uang dolar. Penjelasannya kurang lebih seperti ini:

Pada tahun 1963, sistem keuangan Amerika masih menggunakan "Gold Standard". Artinya, untuk setiap dolar yang dicetak, harus ada emas yang dicadangkan. Dengan kata lain, jika memiliki tambahan cadangan emas sebanyak 57.000 ton, maka Amerika bisa mencetak uang dolar sebesar nilai emas tersebut.

Amerika Serikat baru menghentikan sistem Gold Standard pada tahun 1971. Dan pada tahun 2013 sudah tidak ada negara yang menggunakan sistem semacam itu. Jadi kita tahu alasannya sekarang.

Mungkin di antara kita ada yang penasaran, berapa nilai sebenarnya emas sebanyak 57.000 ton itu.

Emas sebesar 57.000 ton sama dengan 61.685 trilyun rupiah. Sebuah jumlah yang sangat besar. Mungkin kita sukar membayangkannya. Sebagai perbandingan, pada September 2013, jumlah hutang luar negeri Indonesia adalah 2.983 trilyun. Jadi benar seperti yang diisukan selama ini. Harta karun revolusi Sukarno akan mampu melunasi seluruh hutang Indonesia, dan bahkan masih memiliki kelebihan untuk memakmurkan rakyat. Itu jika emas tersebut memang ada.

Tapi baiklah, cukup dengan hitung-hitungan ekonomi. Seperti yang sudah disebut di paragraf pembuka, ada alasan untuk menyebut dokumen tersebut palsu, sehingga kita tidak perlu berbicara lebih lanjut soal harta sebesar itu. Nah, ini adalah bukti-bukti kepalsuannya.

Stempel Kepresidenan Amerika Serikat

Salah satu poin mencurigakan dari dokumen ini adalah stempel kepresidenan Amerika Serikat.

Stempel kepresidenan Amerika ada di sebelah kiri. Pada stempel tersebut tertulis United States of America (bagian atas) dan The President (bagian bawah). Masalahnya, desain semacam itu tidak pernah digunakan sama sekali.

Memang desain stempel presiden Amerika Serikat beberapa kali mengalami perubahan. Tapi tidak pernah ada yang menyerupai stempel pada dokumen Green Hilton Memorial Agreement tersebut.

Pada stempel yang asli, di belakang burung Rajawali terdapat 13 gumpalan awan, yang tidak terlihat pada stempel dokumen Green Hilton memorial Agreement.

Desain stempel semacam ini mulai berlaku sejak executive order 10860 tahun 1960. Pada tahun 1963, seharusnya Kennedy juga menggunakan stempel yang sama.

Lalu bagaimana dengan stempel kepresidenan Republik Indonesia? Stempel Presiden Sukarno pada dokumen tersebut mirip dengan stempel kepresidenan yang didesain tahun 1950. Jadi bisa dibilang tidak bermasalah.

Memang, ada kemungkinan lain. Bisa saja stempel yang digunakan pada perjanjian internasional berbeda dengan versi resmi (stempel presiden Amerika memiliki beberapa versi tergantung tujuan penggunaan). Namun kemungkinannya sangat kecil. Penggunaaan kata "United States of America" sendiri tidak pernah ada di dalam stempel versi manapun. Yang ada hanya "United States".

Jadi, bukti pertama adalah masalah stempel kepresidenan Amerika yang tidak sesuai.

Bekas cropping pada dokumen

Jika kita melihat dengan baik salah satu screenshot dokumen yang ada, kita bisa melihat logo burung Garuda di atas dokumen sepertinya merupakan hasil sebuah cropping.

Selain itu, logo burung Garuda tersebut berbeda dengan stempel resmi kepresidenan RI. Kita tidak pernah melihat ada logo resmi negara dengan sayap Garuda memotong lingkaran.

Desain semacam itu mirip pajangan burung Garuda yang ada di kedutaan besar Republik Indonesia di Washington.

Tapi, itu adalah pajangan. Tentu saja berbeda dengan stempel resmi untuk dokumen. Apakah mungkin sang pemalsu dokumen telah meniru desain pajangan itu, karena mengira sebagai versi resmi kepresidenan RI?

Baca lanjutannya: Misteri di Balik Perjanjian Green Hilton Memorial (Bagian 2)

Related

Mistery 9157364361346339639

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item