Tradisi Lulus SMA di Indonesia, dari Corat-coret Baju Sampai Pengajian

Tradisi Lulus SMA di Indonesia, dari Corat-coret Baju Sampai Pengajian

Naviri Magazine - Lulus adalah kata yang bermakna besar dan sangat berarti bagi peserta didik di negeri ini, karena dianggap sebagai momen yang dinanti-nantikan, sekaligus mengelisahkan dan menegangkan.

Coret-coret seragam sudah jadi tradisi yang mengakar di banyak tempat di negara kita. Entah dari mana tradisi ini dimulai, seringkali diikuti konvoi sepeda motor, lengkap dengan knalpot bersuara keras.

Disamping tradisi corat-coret seragam, ada beberapa tradisi lain yang dinilai positif, seperti di bawah ini.

Berbagi bingkisan

Untuk merayakan kelulusan, mereka berbagi bingkisan untuk orang-orang yang kurang mampu. Ada yang isinya nasi kotak dan air mineral, ada yang baju, dan sebagainya.

Mereka yang merayakan kelulusan dengan cara yang bagus ini antara lain SMA Negeri 3 Yogayakarta, SMA Muhammadiyah 1 Sragen, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, dan beberapa sekolah Muhammadiyah lainnya. Yang begini bagus untuk ditiru sama teman-teman yang lain.

Sumbang seragam

Para siswa biasanya memiliki tradisi sendiri dalam merayakan kelulusan SMA. Ada yang mencorat-coret seragam sekolah, hingga melakukan konvoi. Namun hal tersebut tidak dianjurkan karena tidak ada manfaat yang bisa dipetik dari perayaan semacam itu.

Saat ini, makin banyak pelajar menyadari pentingnya merayakan kelulusan dengan cara yang tepat. Mereka pun memilih merayakan hasil Ujian Nasional (UN) dengan cara yang lebih bermanfaat.

"Di sekolah memang tidak boleh melakukan coret-coret seragam. Peraturan itu sudah berlaku beberapa tahun yang lalu, jadi teman-teman seangkatan saya inisiatif untuk menyumbangkan seragam sekolah," ungkap siswi SMAN 16 Surabaya, Fila Safia Marsya.

Pengajian setelah kelulusan

Pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Kabupaten Sukabumi diawali dengan pengajian di sekolah-sekolah. Acara ini dilakukan untuk menekan aksi corat-coret seragam dalam merayakan kelulusan.

Data Disdik, tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Kabupaten Sukabumi mencapai 100 persen. Hal ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 99,98 persen.

"Pengajian digelar dari pagi hingga siang hari," ujar Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan SMA/SMK, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi, Iyus Yusuf Hilmi.

Selepas acara, para siswa baru memperoleh pengumuman kelulusan UN.

Dikatakan Iyus, pengajian digelar untuk mencegah adanya aksi negatif dalam merayakan kelulusan seperti corat-coret seragam dan konvoi di jalanan. Sehingga para pelajar menyambut kelulusan dengan kegiatan positif, yakni melakukan pengajian secara bersama-sama sebagai wujud rasa syukur.

Iyus mengatakan, jumlah sekolah SMA di Kabupaten Sukabumi mencapai 64. Sementara SMK sebanyak 119.

Related

World's Fact 3711917533553541016

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item