Cara Mengonsumsi Herbal Pasak Bumi yang Benar dan Aman

Naviri Magazine - Manfaat pasak bumi memang tak diragukan lagi, jika berkaitan dengan masalah kejantanan pria. Jika tanaman herbal saja bisa diambil manfaatnya, mengapa harus menggunakan obat-obatan kimia?

Terlepas dari manfaat pasak bumi, kita perlu mengetahui cara penggunaannya. Inilah cara pemakaian akar pasak bumi untuk penambah stamina bagi pria:

Cara pertama adalah dengan merebus akar pasak bumi bersama air 200 ml, dengan api sedang sampai mendidih, dan sampai air surut menjadi 150 ml. Lalu minumlah air hasil rebusan akar pasak bumi tersebut, sehari sekali. Ingat, jangan berlebih, karena sesuatu yang berlebihan kadang malah tidak bagus untuk tubuh kita.

Cara kedua adalah dengan merendamnya. Rendam akar pasak bumi dalam air yang masih panas, dalam kurun waktu satu atau satu setengah jam. Setelah itu minum air tersebut, dengan dosis sehari sekali.

Cara terakhir adalah dengan menjadikan akar pasak bumi menjadi serbuk, dengan cara diekstrak dan dihaluskan, tanpa menghilangkan khasiatnya, sehingga memudahkan kita sebagai campuran dalam minum kopi. Dengan mengonsumsi kopi bercampur serbuk akar pasak bumi, moga-moga saja stamina dan kesehatan kita selalu terjaga.

Efek samping pasak bumi

Pasak bumi dapat memiliki potensi untuk merusak jaringan hati dan ginjal, serta jaringan tubuh lain, jika dikonsumsi secara tidak benar dan tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh terapis. Berikut ini efek samping lainnya:

Pasak bumi, jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat berubah menjadi racun yang mengakibatkan keracunan, yang diawali mual dan muntah-muntah, yang pada akhirnya dapat merusak organ tubuh, terutama hati dan ginjal, serta peradangan di seputar kandung kemih.

Tidak boleh mengonsumsi pasak bumi dalam jangka panjang, karena dapat mengakibatkan peradangan, pembengkakan dan perusakan di jaringan hati, dan menyebabkan ginjal bengkak dan berwarna lebih gelap, pucat dan pekat.

Pasak bumi tidak boleh digabung dengan herbal lain, seperti mahkota dewa, kaca beling, sambiloto, dan lain-lain, karena akan menghilangkan khasiat pasak bumi, dan memicu terjadi kerusakan pada jaringan tubuh, terutama jaringan hati, ginjal, dan mengahambat peredaran darah.

Pasak bumi tidak dianjurkan dikonsumsi anak anak yang belum berusia 18 tahun, karena senyawa yang ada pada pasak bumi tidak cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan orang yang masih di bawah umur.

Air pasak bumi sebaiknya tidak disimpan dalam lemari es (kulkas), apalagi dalam keadaan panas, karena akan mengurangi khasiatnya. Pasak bumi sangat baik jika dikonsumsi tidak lebih dari 3 jam setelah direbus atau diseduh, karena pada saat itulah khasiat unggulnya dapat segera dirasakan.

Mengonsumsi pasak bumi sebaiknya tidak setelah atau akan melakukan olahraga, karena organ tubuh akan bekerja lebih keras untuk mengolah senyawa yang ada di dalamnya, sedangkan waktu terbaik untuk prosesnya dilakukan pada saat seseorang tenang atau tidak sedang melakukan aktivitas gerak yang membutuhkan banyak energi. Hal ini untuk mencegah terjadinya iritasi pada lambung, usus, ginjal atau jaringan tubuh lain.

Mengonsumsi pasak bumi disarakan tidak ditambah gula atau madu, atau apa saja yang dapat menetralkan rasa pahitnya, karena khasiat pasak bumi akan berkurang, bahkan tidak akan bermanfaat maksimal bagi kesehatan tubuh.

Jangan mengonsumsi langsung pasak bumi yang belum mendapat olahan berupa perebusan atau penyeduhan, kecuali pada cangkir pasak bumi, karena senyawa pasak bumi yang masih berbentuk seperti akar layaknya bentuk gingseng justru mudah mengiritasi organ tubuh, dan akan menyebabkan munculnya keluhan kesehatan.

Mengonsumsi pasak bumi sebaiknya untuk pengobatan bagi pria yang mengalami keluhan, bukan pada pria dewasa yang sehat yang tidak mempunyai keluhan apa pun tentang reproduksi, gairah seksual, ejakulasi dini, atau kesuburannya.

Namun, untuk mencegah munculnya ejakulasi dini atau masalah kesehatan reproduksi pria, mengonsumsi pasak bumi yang dicampur minuman kopi tidak dilarang, asalkan masih dalam batas kewajaran (tidak setiap hari).