Ini 10 Negara Penyumbang Kerusakan Terbesar di Bumi

Ini 10 Negara Penyumbang Kerusakan Terbesar di Bumi

Naviri Magazine - Bumi sedang mengalami masalah, dari masalah polusi, kerusakan lingkungan, berkurangnya hutan, makin sedikitnya air bersih, dan lain-lain. Semua itu terjadi di mana-mana, karena manusia di negara mana pun juga memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebutuhan dan keperluan hidup.

Karena alam terus dimanfaatkan bahkan dieksploitasi habis-habisan, keseimbangan pun hilang. Akibatnya, berbagai masalah terjadi seperti sekarang, dari masalah bencana sampai pemanasan global.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut ini 10 negara yang dianggap sebagai penyumbang kerusakan terbesar di bumi. Daftar berikut ini dimulai dari posisi ke 10 menuju ke posisi 1.

10. Peru

Negara Amerika Selatan ini menempati peringkat 10 dari seluruh negara pencipta dampak negatif terhadap lingkungan di dunia.

Dari 179 negara, Peru menempati peringkat 2 untuk penangkapan liar di laut, dan peringkat ke 7 untuk penangkapan ilegal spesies yang terancam punah. Penangkapan yang berlebihan dan perdagangan spesies terlarang menjadi penyebab utamanya.

9. Australia

Sekarang, sekitar 11,5 persen dari total lahan tanah di Australia telah dilindungi oleh pemerintah, lahan ini adalah tempat tumbuhnya banyak pepohonan. Meskipun bertempat di padang pasir gersang, lahan ini dilindungi pemerintah demi mengendalikan tingkat konversi lahan yang mulai tak terkendali.

Australia menempati peringkat ke 7 terburuk dalam hal penggunaan lahan menjadi tempat tinggal, peringkat ke 9 untuk penggunaan pupuk, dan ke 10 untuk kehilangan hutan alam.

8. Rusia

Hanya sekitar separuh penduduk Rusia yang memiliki akses terhadap air minum yang aman. Limbah kota dam kontaminasi nuklir menambah masalah besar pada sumber air utama.

Rusia di posisi ke-4 untuk pencemaran air terburuk. Peringkat 5 terburuk pada kualitas udara emisi CO2; kualitas udara sama buruknya dengan kualitas air. Ada lebih dari 200 kota yang sering melebihi batas polusi Rusia. Peringkat 7 untuk penangkapan liar di laut.

7. India

India berada pada peringkat ke-3 dunia untuk pencemaran air. Hal ini terjadi sebagai dampak meningkatnya persaingan air di berbagai sektor, termasuk pertanian, industri, domestik, air minum, pembangkit energi, dan lain-lain.

Persaingan ini menyebabkan sumber daya alam berharga cepat habis. Polusi air pada negara ini juga menyebabkan penghancuran habitat satwa liar yang hidup di perairan. India menempati peringkat 8 untuk tiga bidang: spesies terancam, penangkapan liar di laut, dan emisi CO2.

6. Meksiko

Meksiko memiliki lebih banyak spesies tanaman dan hewan dari hampir semua negara lain: 450 mamalia (Brasil, yang lebih dari dua kali ukuran Meksiko, hanya memiliki 394 mamalia); sekitar 1.000 burung, 693 reptil, 285 amfibi, dan lebih dari 2.000 ikan.

Pada pertengahan 1990-an, banyak spesies yang diketahui sudah terancam: 64 mamalia, 36 burung, 18 reptil, 3 amfibi, dan sekitar 85 ikan. Meksiko tidak bergabung dengan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES), perjanjian internasional utama untuk menghentikan perdagangan flora fauna terancam dan hampir punah, yang berlaku sejak tahun 1975, hingga 1991.

Hal itu menjadikan Meksiko menempati peringkat 1 untuk spesies terancam. Juga peringkat ke 9 pada tingkat kehilangan hutan alam paling banyak di dunia.

5. Jepang

Jepang menempati peringkat 4 untuk penangkapan ikan di laut. Pada tahun 2004, jumlah tuna sirip biru Atlantik dewasa yang berada pada umur pemijahan telah turun menjadi sekitar 19 persen dibandingkan pada 1975, yang memiliki seperempat dari pasokan dunia dari lima besar spesies ikan tuna: sirip biru, sirip biru selatan, bigeye, madidihang, dan Albacore.

Setelah moratorium penangkapan ikan paus komersial pada 1986, pemerintah Jepang mulai lagi dengan 'penangkapan ikan paus untuk tujuan penelitian' pada tahun berikutnya. Penelitian ini didokumentasikan dengan berakhirnya daging ikan paus tersebut di piring-piring sashimi. Jepang menempati peringkat 5 untuk konversi habitat alam dan pencemaran air, dan ke 6 untuk emisi CO2.

4. Indonesia

Menurut Global Forest Watch, Indonesia adalah wilayah padat hutan pada 1950, namun 40% hutan itu telah hilang hanya dalam waktu 50 tahun berikutnya. Jika dibulatkan, hutan hujan tropis di Indonesia jumlahnya jatuh dari 162 juta ha menjadi hanya 98 juta ha2 saja.

Untuk hal ini, Indonesia menempati peringkat 2 pada hilangnya hutan alam, efek ini menyebabkan Indonesia menempati peringkat 3 untuk spesies terancam. Indonesia menempati peringkat ke-3 untuk emisi CO2, peringkat 6 untuk penangkapan di laut, peringkat 6 untuk penggunaan pupuk, dan 7 untuk pencemaran air.

3. China

Perairan pesisir Cina semakin tercemar oleh segala sesuatu, mulai minyak, pestisida, dan air limbah. Pencemaran ini membantu Cina mendapatkan peringkat 1 untuk pencemaran air di dunia.

Di Cina, 20 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum bersih; lebih dari 70 persen danau dan sungai tercemar, dan insiden polusi besar terjadi di dekat rumah-rumah. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan hampir 100.000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit yang bersumber dari polusi air.

Di China, kepentingan pembangunan ekonomi selalu lebih dimenangkan dari usaha penjagaan dan perlindungan lingkungan.

2. Amerika Serikat

Meskipun Amerika menempati peringkat 211 terbaik untuk konversi tempat tinggal dan menghormati alam, namun banyak perilaku buruk yang melampaui negara-negara lain. Dalam hal ini, Amerika adalah pengguna terbesar pupuk dan nitrogen, fosfor dan potassium (NPK).

Penggunaan pupuk yang berlebihan mengakibatkan pencemaran bahan kimia ke dalam air tanah, bahkan mengubah atau menghancurkan habitat alam.

Amerika Serikat juga berada pada peringkat 1 untuk emisi CO2, peringkat 2 sebagai tempat polusi air, tempat ke-3 untuk penangkapan ikan di laut, dan 9 untuk spesies terancam. Tidak semua orang Amerika bangga menjadi orang Amerika saat ini.

1. Brasil

Dari semua kategori yang dipertimbangkan untuk hasil penelitian ini, Brasil berada di semua peringkat sepuluh besar dalam kategori penyumbang kerusakan terbesar di Bumi, kecuali penangkapan ikan di laut.

Peringkat 1 untuk kehilangan hutan alam, ke-3 untuk menggunakan pupuk, posisi ke-4 untuk spesies terancam, posisi ke-4 untuk emisi CO2, dan ke 8 untuk polusi air. Untuk apa perusakan lingkungan yang luar biasa ini ditujukan?

Sebagian besar kerusakan hutan di Brasil terkait erat dengan hutan hujan Amazon yang luas, pembukaan lahan untuk pastureland oleh kepentingan komersial dan spekulatif, kebijakan pemerintah salah arah, tidak sesuai proyek Bank Dunia. Ditambah eksploitasi komersial sumber daya hutan menjadi lahan kedelai dan tanaman kakao, dan peternakan.

Bertambahnya populasi manusia di Brasil, kualitas hidup akan menurun secara substansial dalam waktu dekat. Meningkatnya kompetisi untuk sumber daya akan menyebabkan perselisihan dan perang sipil. Lanjutan degradasi lingkungan ini menuntut negara-negara lain di dunia untuk membantu Brasil dalam konservasi dan restorasi lingkungan.

Related

World's Fact 1853488141281376041

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item