Misteri Dua Wanita yang Tersesat ke Masa Lalu (Bagian 1)

 Misteri Dua Wanita yang Tersesat ke Masa Lalu

Naviri Magazine - Insiden Moberly-Jourdain, atau Hantu Petit Trianon atau Versailles, merupakan sebuah peristiwa yang terjadi pada 10 Agustus 1901 di taman Petit Trianon, melibatkan dua wanita terpelajar, Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain.

Kedua wanita itu berasal dari latar belakang terpelajar; ayah Moberly adalah seorang guru dan uskup, sementara ayah Jourdain adalah seorang pendeta.

Selama perjalanan ke Versailles, mereka mengunjungi Petit Trianon, sebuah bangunan kecil di halaman Istana Versailles, di mana mereka diduga mengalami penyelipan waktu, dan melihat Marie Antoinette serta tokoh lainnya dari periode yang sama.

Setelah meneliti sejarah istana, dan membandingkan catatan pengalaman, mereka menerbitkan karya mereka dalam sebuah buku berjudul An Adventure, dengan nama samaran Elizabeth Morison dan Frances Lamont, pada tahun 1911.

Kisah mereka menimbulkan sensasi, dan subjek dari banyak ejekan.

Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah. Ada yang memandangnya dari sisi spiritual, dan ada yang memilih untuk memandangnya dari sisi sains, walaupun fiksi sains sekalipun. Ini bisa terlihat dari sebuah peristiwa misterius yang dikenal dengan sebutan Moberly Jourdain Incident.

Sebagian orang percaya kalau insiden itu adalah contoh kasus Time Slip, atau kembali ke masa lampau tanpa disengaja. Yang lain beranggapan kalau kasus itu adalah kasus yang berhubungan dengan dunia supranatural. Mereka yang percaya dengan teori supranatural lebih suka menyebut peristiwa itu dengan sebutan The Ghosts of Versailles atau The Ghosts of Trianon.

Kisah ini kemudian menjadi kontroversi dan menarik perhatian cukup besar. Bahkan konon peristiwa ini disebut turut memberikan inspirasi bagi JRR Tolkien, penulis trilogi "Lords of the Ring".

Semuanya bermula ketika dua wanita Inggris memutuskan untuk melakukan perjalanan liburan ke Paris pada tahun 1901.

Liburan yang tidak terlupakan

Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain adalah dua wanita yang berasal dari latar belakang keluarga terpelajar. Ayah Moberly adalah kepala sekolah Winchester College, yang kemudian menjadi uskup Salisbury. Demikian juga dengan Jourdain. Ayahnya seorang pendeta di Ashbourne. Kakak perempuannya seorang sejarawan seni, sedangkan kakak laki-lakinya adalah ahli matematika.

Jadi, kita mendapatkan dua wanita dengan reputasi yang baik.

Suatu hari, kedua wanita ini memutuskan untuk pergi berlibur ke beberapa tempat di Eropa, dan salah satu tujuan persinggahan mereka adalah Paris. Pada 10 Agustus 1901, kedua wanita itu sudah ada di sebuah kereta yang akan membawa mereka ke Versailles.

Setiba di sana, bersama rombongan turis lain, mereka berkeliling di kompleks istana Versailles yang megah. Moberly dan Jourdain tidak menyadari kalau sebentar lagi akan mengalami sesuatu yang luar biasa.

Petit Trianon yang misterius

Setelah berkeliling beberapa lama, mereka memutuskan untuk mengunjungi Petit Trianon, salah satu bangunan yang ada di kompleks itu. Di tempat ini, ratu Marie Antoinette (1755-1793) biasa datang untuk beristirahat, dan menjauhkan diri dari urusan-urusan istana.

Moberly dan Jourdan masuk ke taman bunga Trianon, sambil mengagumi bunga-bunga yang ada di situ.

Kemudian keduanya menyadari kalau mereka tidak lagi mengenali pemandangan di sekitarnya. Seakan-akan mereka sedang berada di sebuah taman yang asing, berbeda dengan yang telah mereka lihat sebelumnya. Sepertinya mereka telah tersesat.

Dan peristiwa misterius itu terjadi!

Pemandangan dari masa lampau

Kedua wanita yang kebingungan itu kemudian berusaha mencari jalan keluar. Ketika berbelok di satu sudut jalan, mereka melihat sebuah rumah petani yang sudah kosong, dan sebuah bajak tergeletak di sisi jalan setapak.

Tiba-tiba, mereka merasakan perasaan aneh. Seakan-akan ada sebuah tekanan berat memenuhi pikiran mereka, dan semuanya terasa begitu asing.

Lalu, entah dari mana datangnya, dua pria muncul. Keduanya mengenakan pakaian aneh yang tidak mereka kenal, yaitu jas panjang berwana hijau abu-abu, dengan topi tiga sudut.

Moderly dan Jourdain kemudian mendekati kedua pria tersebut, dan bertanya bagaimana cara mereka bisa kembali ke Petit Trianon.

Kedua pria asing itu menunjuk jalan setapak, yang sebelumnya tidak terlihat oleh mereka.

Setelah menelusuri jalan itu, Jourdain melihat sebuah pondok, dengan seorang wanita dan seorang anak perempuan di pintu depan. Wanita itu sedang menyodorkan sebuah kendi air minum untuk anak perempuan itu.

Anehnya, Moberly tidak bisa melihat pondok atau pun wanita dan anak perempuan itu, namun ia bisa merasakan perubahan pada atmosfer di sekitarnya. Ia menyadari suasana telah berubah menjadi sangat tenang dan sunyi.

Ia mendeskripsikannya: "Tiba-tiba semuanya terlihat tidak natural, karena menjadi sangat tidak nyaman. Bahkan pepohonan terlihat begitu datar, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan, seperti kayu-kayu buatan saja. Tidak ada efek dari cahaya matahari, dan tidak ada angin yang berembus."

Perubahan pada atmosfer ini diiringi perasaan tertekan yang semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi dengan suhu yang cukup panas dan wangi bunga-bunga. Kedua wanita itu merasa seperti orang sakit. Jadi, mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon, sambil mengipas-ngipas.

Moberly dan Jourdain bukan wanita yang gampang panik. Keduanya berasal dari keluarga terpelajar, dan biasa menanggapi sesuatu dengan tenang dan berpikiran jernih. Namun kali ini mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres, dan mereka tidak bisa menjelaskannya.

Setelah beristirahat sejenak, keduanya kembali berjalan. Kali ini mereka menemukan sebuah gazebo. Lalu mereka menghampirinya.

Ketika sedang berjalan menuju tempat itu, mereka melihat seorang pria sedang duduk di situ. Mereka tidak tahu dari mana pria itu datang. Namun, yang membuat mereka kaget adalah penampilannya yang cukup mengerikan. Wajahnya menyeringai dan terlihat seperti orang yang sedang menderita cacar.

Menurut Jourdain: "Pria itu memutar wajahnya perlahan-lahan, dan terlihat kalau wajahnya penuh bintik-bintik seperti cacar. Kulitnya gelap, dan ekspresinya terlihat seperti orang jahat. Walaupun aku tidak merasa ia sedang memperhatikan kami, namun aku bisa merasakan kejijikan yang luar biasa."

Tiba-tiba, terdengar sebuah teriakan yang menyatakan kalau mereka telah salah mengambil jalan. Suara itu ternyata berasal dari seorang pria tinggi bermata gelap. Rambutnya, yang sedikit keriting, terlihat menyembul dari balik sombrero yang dikenakannya.

Kedua wanita itu memutuskan untuk mengikuti sarannya. Lalu mereka membalikkan badan, dan kembali ke jalur semula. Kemudian, mereka melihat sebuah jembatan kecil. Setelah berjalan melewati jembatan itu, mereka ternyata sampai ke sebuah taman.

Namun, peristiwa aneh yang dialami belum selesai.

Baca lanjutannya: Misteri Dua Wanita yang Tersesat ke Masa Lalu (Bagian 2)

Related

Mistery 4550265952208727333

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item