Kisah Perseteruan yang Terjadi di Balik Film-film Marvel

Kisah Perseteruan yang Terjadi di Balik Film-film Marvel

Naviri Magazine - Tokoh-tokoh Superhero Marvel memang diciptakan oleh Marvel. Tapi hak cipta atau penggunaannya telah menjadi milik beberapa perusahaan lain.

Marvel tidak memiliki hak untuk mengadaptasi seluruh karakternya menjadi film. Hal ini dikarenakan Marvel telah menjual hak untuk menfilmkan karakter-karakternya ke perusahaan lain. Di antaranya 20th Century Fox, Sony Picture, Lionsgate Ent., dan Universal Picture.

Latar belakang ini akhirnya menimbulkan beberapa perseteruan di antara para perusahaan, karena setiap perusahaan ingin membuat film mereka sendiri yang datang dari satu induk yang sama.

Kenapa Mrvel menjual hak cipta miliknya

Pada tahun 1996, Marvel sudah benar-benar menjadi bahan tertawaan. Perusahaan komik yang dulunya besar itu berada di ambang kehancuran.

Untuk menambah kepopuleran, Marvel memutuskan untuk membuat film berdasarkan karakter komik mereka. Tapi Marvel tidak punya uang untuk itu, dan dari situlah mereka mulai menjual hak-cipta pembuatan film ke perusahaan-perusahaan lain.

Akhirnya, perusahaan entertainmen terbesar yang akhirnya menyelamatkan sekaligus sepenuhnya memiliki Marvel, yaitu Disney.

Kepemilikan hak cipta

Beginilah kira-kira kepemilikan perusahaan-perusahaan entertainmen terhadap Marvel.

Universal Picture: Universal Picture memiliki hak untuk membuat film berdasarkan karakter Namor dari cerita-cerita yang berkaitan dengannya.

Namun, selama ini Universal Picture belum membuat film tentang karakter tersebut. Mungkin dikarenakan sulit membuat karakter antihero tanpa karakter-karakter ikonik lainnya.

Lionsgate Ent.: Lionsgate memiliki hak untuk membuat film berdasarkan karakter Man-Thing dari cerita-cerita yang berkaitan dengannya. Lionsgate telah membuat film berjudul Man-Thing pada tahun 2005.

Sony Picture: Sony Picture memiliki hak untuk membuat film berdasarkan karekter yang muncul pada komik Spider-Man. Jadi tidak hanya membuat film Spider-Man, Sony juga memiliki hak untuk membuat film tentang Venom, Carnage, Toxin, dll.

Ini juga berarti karakter baru yang hadir dalam komik Spider-Man dapat mereka filmkan. Sejauh ini, Sony telah membuat berbagai film Spider-Man, dan menjalin kerja sama dengan Marvel Studio untuk mendatangkan Spider-Man ke MCU.

20th Century Fox: 20th Century Fox memiliki hak pembuatan film Marvel terbesar ke-2 setelah Marvel Studio sendiri. Fox memiliki hak atas semua karakter mutant, baik yang lama maupun baru (kecuali jika mutant tersebut pertama hadir di komik yang hak perfilmannya dimiliki perusahaan lain).

Fox juga memiliki hak untuk membuat film berdasarkan semua komik yang bertajuk mutant, seperti X-Men, X-Force, Uncanny X-Men, Wolverine, Old-Man Logan, Deadpool dll. Fox juga memiliki hak film atas karakter komik Fantastic-Four.

Fox bahkan memiliki hak atas nama "mutant", yang menyebabkan Scarlett Witch dan Quicksilver di film Avengers 2 tidak disebut mutant.

Fox sejauh ini telah membuat beberapa film X-Men, dan film stand-alone berdasarkan karakter mutant, seperti Wolverine, Deadpool, dan Gambit. Fox juga telah membuat beberapa film Fantastic Four.

Marvel Studio/Disney: Marvel Studio bisa dibilang sebagai Marvel itu sendiri dan dimiliki oleh Disney. Marvel Studio memiliki hak untuk membuat film berdasarkan semua karakter dan cerita Marvel yang haknya tidak dimiliki perusahaan lain.

Disney juga memiliki hak untuk membuat kartun berdasarkan semua karakter Marvel.
Mungkin ini adalah perusahaan paling sukses dalam membuat film Marvel.

Perusahaan ini memiliki ide super brilian dengan pembuatan konsep "Movie Universe" yang diberi nama MCU (marvel cinematic universe), dimana karakter-karakter dari berbagai film, serial TV, dan bahkan serial Netflix, berada pada satu dunia yang sama, dan bisa hadir di film satu sama lain. Konsep ini sekarang sedang dicoba oleh perusahaan komik DC.

Perusahaan ini bahkan mendatangkan era film superhero yang sedang populer sekarang ini.

Perseteruan yang terjadi

Perseturuan-perseturuan yang terjadi tentu saja dilatarbelakangi oleh bisnis. Marvel Studio yang memiliki hak paling besar, juga memiliki wewenang paling besar. Bagaimana bisa?

Perusahaan-perusahaan lain hanya memiliki hak untuk membuat film live-action dari karakter Marvel. Sementara Marvel Studio adalah bagian dari Marvel itu sendiri, yang sedari awal memiliki hak atas semua karakter, komik, merchandise, kartun, dll.

Perseturuan yang terjadi di antaranya adalah seperti berikut:

Mainan: Tidak ada mainan/action figure official atau dari pembuat action figure papan atas yang membuat mainan berdasarkan film-film X-Men (kecuali Wolverine) dan Fantastic Four.

Hal ini karena Marvel tidak ingin film-film tersebut semakin populer dengan adanya merchandise tersebut.

Merchandise baru: Marvel mengeluarkan merchandise baru berdasarkan cover komik "Secret Wars" yang lama, namun ada perubahan dari art yang lama.

Karakter-karakter yang hak filmnya dimiliki oleh perusahaan lain diganti oleh karakter-karakter yang telah/akan muncul di MCU. Sekali lagi, hal ini juga karena Marvel tidak ingin mempromosikan karakter tersebut.

Fantastic Four Tamat: Pembuatan film Fantastic Four dimiliki oleh Fox. Untuk membuat Fox kesal, Marvel menamatkan seri komik Fantastic Four yang sudah puluhan tahun ada.

Karakter-karakternya sekarang masih dipakai untuk ditaruh di komik lain, seperti Human-Torch di Uncanny Inhuman, dan The Thing di Guardians of Galaxy. Apakah kebetulan kalau Marvel telah membuat film Guardians of Galaxy dan akan membuat film Inhuman?

Film Fantastic Four lama: Dulu, kontrak pembuatan film Fantastic Four yang dimiliki Fox akan segera berakhir, yang berarti kontraknya akan kembali ke Marvel. Apa yang dilakukan Fox? Mereka langsung membuat film low-budget, abal-abal, dan tidak niat serta dalam waktu singkat, agar kontraknya dapat diperpanjang.

Fox menuntut Marvel: Kebanyakan perseturuan yang disebutkan disini antara Marvel dan Fox. Mungkin hal tersebut dikarenakan kejadian ini:

Dulu, ketika Fox baru merilis film X-Men, Marvel ingin memanfaatkan kepopulerannya dengan membuat TV Series sendiri, yang diberi nama "Mutant X", yang menceritakan mutant meski tidak ada hubungannya sama sekali dengan film X-Men. Fox marah melihat ini, karena merasa Marvel telah melanggar kontrak, dan Fox menuntut Marvel.

Berakhirnya kartun Wolverine and The X-Men: Wolverine and The X-Men adalah salah satu serial animasi Marvel yang paling populer sepanjang masa. Tapi karena alasan tertentu, kartun tersebut berakhir pada season 1.

Hal ini mungkin dikarenakan tidak lama setelahnya, film Iron Man akan keluar dan Marvel ingin fokus masyarakat ditujukan ke film tersebut.

Ini mungkin hal terkejam di sini, karena tak cuma Marvel mengakhiri serial kartun populer tanpa alasan jelas, namun ini juga berarti mereka memecat para animator dan script writer yang bekerja pada proyek kartun itu.

Quicksilver: Bukanlah kebetulan ada 2 Quicksilver yang muncul pada 2 film berbeda dari 2 perusahaan yang berbeda.

Percaya atau tidak, Quicksilver seharusnya tidak hadir dalam film X-Men 6: Days of Future Past. Pada skrip yang aslinya, seharusnya Juggernaut yang membantu Xavier mengeluarkan Magneto dari penjara.

Namun sutradaranya mengganti skrip di detik-detik terakhir, ketika Josh Whedon (sutradara Avengers) mengumumkan kalau Quicksilver akan hadir di Avengers 2. Fox lalu memanfaatkan filmnya yang hadir sebelum Avengers 2 untuk mendatangkan Quicksilver terlebih dulu, agar masyarakat menggunakan Quicksilver-nya Fox sebagai gambaran atas karakter tersebut.

Pada akhirnya, rencana itu berhasil dan Quicksilver versi Fox yang lebih disukai oleh masyarakat.

Related

Film 8201567881944132479

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item