Kisah Pertempuran Ksatria Templar Melawan Muslim di Perang Salib

Kisah Pertempuran Ksatria Templar Melawan Muslim di Perang Salib

Naviri Magazine - Di saat Perang Salib, Templar adalah ksatria Eropa yang paling ditakuti kaum muslim. Sedemikian takut, hingga Saladin (Salahudin Al Ayubi) yang terkenal akan kebijaksanaan dan belas kasihnya itu tidak memberikan pengampunan bagi satu pun Ksatria Templar yang tertawan setelah kekalahan di Perang Hatiin. Para ksatria Templar itu dianggap terlalu berbahaya, bahkan untuk menjadi tawanan sekali pun.

"Beau Sant!" adalah seruan perang kaum Templar yang selalu mengiringi serangan kavaleri mereka. Templar selalu berada di garis depan dalam tiap pertempuran semasa Perang Salib (Crusades).

Mereka memiliki peraturan yang ketat dalam bertempur. Antara lain selalu menyerang paling depan, dan (apabila terpaksa) selalu menjadi yang paling akhir untuk mundur. Seorang Ksatria Templar diharamkan lari dari hadapan musuh, dan hanya diperbolehkan mundur apabila jumlah musuh lebih banyak 1:3 dari jumlah mereka.

Sejarah mencatat suatu peristiwa yang menggambarkan keberanian mereka, yaitu dalam pertempuran Nazareth (The battle of Nazareth). Ketika itu, Kerajaan Latin (Eropa) yang berpusat di Yerusalem sedang dalam gencatan senjata dengan pihak muslim, dibawah pimpinan Saladin.

Waktu itu, Saladin meminta izin pada pihak Kristen untuk melakukan eksplorasi dan survei di daerah Nazaret. Izin itu diberikan, dengan syarat tidak ada seorang Nasrani pun yang diserang, dan kaum muslim menaati syarat itu.

Begitu berita itu tiba di garnisun Templar di daerah itu, Grand Master saat itu, Gerard De Ridefort, langsung memerintahkan penyerangan terhadap kontingen Arab tersebut.

De Ridefort dikenal sebagai salah satu Grand Master yang paling militan dan agresif. Sebanyak 300 ksatria berkuda dipimpinnya ke Nazaret, dan bertemu dengan pasukan ekspedisi Arab di bawah pimpinan Mahmoud Al Afdhal, putra Saladin, yang membawa 7.000 prajurit dan kavaleri.

Dengan perbandingan lebih dari 1:20, para Ksatria Templar menyerang musuh mereka tanpa memperhatikan jumlah. Pertempuran itu jelas dimenangkan pasukan Arab, dan hanya menyisakan 3 Ksatria Templar yang selamat (termasuk Grand Master Ridefort), tapi menunjukkan keberanian yang luar biasa dari para ksatria itu.

Akhir kisah Templar

Sejak Jacques De Molay, Grand Master templar terakhir, dieksekusi, para Ksatria Templar yang selamat dari inkuisisi mendapatkan perlindungan di Skotlandia, di mana para Ksatria Templar bertempur bersama Robert 'Braveheart' The Bruce, melawan Inggris dan membangun Rosslyn Chapel yang terkenal mistis karena geometri magisnya (dipercaya pernah menjadi tempat penyimpanan sementara relik kudus Templar, seperti Holy Grail dan Tabut Perjanjian Musa).

Sebagian Templar yang lain mendapat perlindungan di Portugis dengan mengganti nama ordo mereka di bawah perlindungan Henry the Navigator.

Sebagian lagi tetap berada di benua Eropa, dengan menjadi organisasi rahasia klandestin yang disebut Free Mason, dimana salah satu cabang organisasi ini dipercaya menjadi pendiri negara Swiss.

Related

History 393059474691172588

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item