Dunia Makin Mendekati Kiamat, Dajjal Segera Tiba (Bagian 1)

Dunia Makin Mendekati Kiamat, Dajjal Segera Tiba

Naviri Magazine - Dajjal adalah sosok yang banyak disebut-sebut dalam Islam. Makhluk ini akan menyesatkan manusia menjelang kedatangan hari kiamat. Sosoknya digambarkan sebagai makhluk bermata satu, dengan tulisan huruf Arab ‘kaf-fa-ra’ di keningnya, seperti yang pernah diberitahukan oleh Nabi Muhammad dalam hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi:

“Sesungguhnya ia bermata sebelah, dan tertulis di antara kedua mata Dajjal itu kata kafir, yang dapat dibaca oleh setiap Mukmin.” (Muttafaqun ‘alaih).

Dalam riwayat yang lain dinyatakan: “Tertulis di antara dua matanya huruf kaf, fa’, dan ra’.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadist riwayat Muslim, dari Nawwas bi Sam’an: Rasullulah SAW mengatakan, “Dajjal adalah pemuda berambut keriting, matanya sebelah kanan menonjol, aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy yang hidup di zaman Jahiliyah). Barang siapa yang menemuinya, bacalah surat Al-Kahfi. Ia keluar di sebuah jalan antara Syam dan Iraq, lalu membuat kerusakan dimana-mana.”

Dalam sebuah riwayat hadits yang lain diceritakan bahwa Dajjal adalah seorang yang mempunyai postur tinggi besar. Hal tersebut berdasarkan penuturan Tamim Ad-Dari pada zaman Nabi Muhammad, yang terdampar di sebuah pulau bersama 30 anak buahnya. Di pulau tersebut, Tamim bertemu seorang laki-laki yang mempunyai postur tubuh sangat besar.

Tamim mengungkapkan, "Orang tersebut merupakan orang terbesar yang pernah kami lihat, paling kuat, dan tangannya terbelenggu di leher, antara lutut dan mata kakinya terbelenggu oleh besi."

Apa yang diceritakan oleh Tamin Ad-Dari pada 14 abad yang lalu tersebut telah terjadi, dan dapat kita saksikan hari ini, berikut kisahnya:

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam usai melakukan shalat, beliau duduk di atas mimbar sambil tersenyum, seraya berkata, “Hendaklah tiap-tiap orang tetap berada di tempat sholatnya.”

Kemudian beliau melanjutkan, “Tahukah kamu, mengapa saya kumpulkan?”

Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengerti.”

Beliau bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian karena senang atau benci. Aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari telah berbaiat masuk Islam, dan dia bercerita kepadaku tentang sesuatu yang sesuai dengan yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai Masih Ad Dajjal.

“Ia bercerita bahwa ia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang, yang terdiri atas orang-orang berpenyakit kulit dan lepra. Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut, kemudian mereka mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan, hingga sampai di daerah terbenamnya matahari.”

Dari penuturan Nabi Muhammad tentang apa yang disampaikan oleh Tamim Ad-Dari, yaitu saat Tamim Ad-Dari terombang-ambing di tengah lautan kemudian terdampar di sebuah pulau, di situ dinyatakan bahwa dirinya sampai di daerah terbenamnya matahari. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Tamim Ad-Dari berada di sebelah barat Jazirah Arab (tempat terbenamnya matahari).

Laut di sebelah barat Jazirah Arab adalah laut Merah dan Mediterania. Secara geografis, Laut Merah adalah laut yang tidak begitu luas, dan ombaknya tidak begitu besar. Jadi dapat dikatakan hampir tidak masuk akal jika Tamim Ad-Dari dapat dihempas ombak hingga satu bulan lamanya.

Dari kesimpulan tersebut, maka hanya ada satu kemungkinan bahwa Tamim Ad-Dari berada di laut Mediterania, dan terdampar di salah satu pulau yang berada di sekitar laut Mediterania, yaitu wilayah Eropa.

Lantas mereka menggunakan sampan kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa seekor binatang yang bulunya sangat lebat, hingga tidak kelihatan mana bagian depan dan mana bagian belakangnya, karena lebat bulunya.

Mereka berkata pada binatang itu, “Celaka! Siapa kamu?”

Binatang itu menjawab, “Aku Al Jassasah.”

Mereka bertanya, “Apa Al Jassasah itu?”

Dia menjawab, “Wahai kaum, pergilah kepada orang yang ada di biara ini, karena ia merindukan berita kalian.”

Kata Tamim, “Ketika binatang itu menyebut seseorang, kami menjauhinya, karena kami takut binatang itu setan.”

Sebelum Tamim Ad-Dari bertemu makhluk yang kemudian diketahui sebagai Dajjal, dia bertemu sosok yang hingga kini belum diketahui sebagai binatang atau jin. Kemungkinannya adalah jin. Karena, jika binatang, tentu ia tidak akan dapat berbicara kepada Tamim Ad-Dari. Makhluk tersebut mengaku sebagai Al Jassasah.

Al-jassasah dapat diartikan sebagai pengintai atau memata-matai (tajassus). Dia juga mempunyai bulu yang sangat lebat, dan susah dibedakan mana bagian depan dan mana bagian belakangnya. Hingga kini para ilmuwan Islam masih menyelidiki makhluk apa sebenarnya yang menemui Tamim Ad-Dari tersebut.

Dari pembicaraan selanjutnya, Tamim diminta oleh makhluk berbulu lebat tersebut untuk memasuki sebuah biara. Sebuah tempat yang terdapat biara (tempat ibadah) di sekitar Mediterania ketika itu adalah Italia (Romawi) atau sekitarnya. Namun, Syaikh Imran Hussein lebih yakin bila pulau yang dimaksud adalah Inggris.

Lalu Tamim Ad-Dari memasuki biara tersebut. Di sana ada seorang laki-laki yang sangat besar tubuhnya dan tegap, kedua tangannya dibelenggu ke kuduknya, antara kedua lutut dan mata kakinya dirantai dengan besi.

Mereka bertanya, “Siapa kau ini?”

Dia menjawab, “Kalian telah dapat menguak beritaku, karena itu beritahukanlah padaku siapa kalian?”

Mereka menjawab, “Kami orang-orang dari Arab. Kami naik perahu, dan kami terkatung-katung di laut, dipermainkan ombak selama satu bulan. Kemudian kami mencari tempat berlindung ke pulau ini, dengan menaiki sampan kecil. Dan kami bertemu binatang yang bulunya sangat lebat.”

Dia berkata, “Tolong kabarkan tentang desa Nakhl Baisan.”

Mereka menjawab, “Tentang apanya?”

Dia berkata, “Tentang kurmanya, apakah berbuah?”

Mereka menjawab, “Ya.”

Dia berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurmanya tidak akan berbuah lagi.”

Mari kita bahas tentang dialog tersebut, dan kita cocokkan dengan realita yang terjadi saat ini. Lelaki tinggi besar yang ditemui Tamim Ad-Dari bertanya tentang kurma di wilayah Baisan. Baisan atau Bisan adalah kota yang terletak di North District di Israel, yang memainkan peranan sejarah penting, berdasarkan lokasi geografisnya yang terletak di persimpangan Lembah Sungai Jordan dan lembah Jezreel.

Kota itu juga memainkan peran yang amat penting di dunia modern, dimana ia bertindak sebagai pusat kegiatan regional untuk beberapa desa di sekitarnya, Beit She'an Valley Regional Council.

Perlu diketahui, wilayah Baisan (Beit She'an) ketika itu adalah wilayah yang subur dengan tanaman kurma sangat banyak dan berbuah lebat. Baisan berada di Palestina, di Al-Ghaur utara, berdekatan dengan sungai Jalut yang mengalir di perkebunan Ibnu Amir.

Baca lanjutannya: Dunia Makin Mendekati Kiamat, Dajjal Segera Tiba (Bagian 2)

Related

Moslem World 3693756926073712579

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item