Republik Gabon, Negara Kaya di Afrika yang Diperbudak Prancis

Republik Gabon, Negara Kaya di Afrika yang Diperbudak Prancis

Naviri Magazine - Republik Gabon adalah negara di Afrika bagian barat, yang hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia. Gabon memiliki kekayaan mineral cukup banyak, sedangkan jumlah penduduknya relatif kecil.

Karena kandungan buminya, Gabon dikenal sebagai salah satu negara kaya di Afrika. Gabon berbatasan dengan Guinea Khatulistiwa dan Kamerun di utara, serta Republik Kongo di barat dan selatan. Luas wilayahnya hampir setara dengan dua kali luas Provinsi Kalimantan Tengah.

Sejarah

Penduduk asli Gabon adalah suku Pigmi, yang sudah banyak terserap ke dalam suku Bantu ketika mereka bermigrasi.

Pada abad ke-15, bangsa Eropa pertama tiba. Nama Gabon berasal dari "Gabão", yang dalam bahasa Portugis berarti "mantel", berhubungan dengan bentuk muara sungai Komo dekat Libreville.

Penjelajah Pierre Savorgnan de Brazza dari Perancis memimpin misi pertama ke Gabon dan Kongo pada tahun 1875. Ia mendirikan kota Franceville, dan kemudian menjadi gubernur kolonial. Beberapa kelompok Bantu tinggal di daerah yang kini menjadi Gabon, ketika Perancis mendudukinya pada tahun 1885.

Pada tahun 1910, Gabon menjadi 1 dari 4 wilayah Afrika Khatulistiwa Perancis, federasi yang bertahan sampai tahun 1959. Wilayah ini merdeka pada tanggal 17 Agustus 1960.

Presiden pertama adalah Léon M'ba yang dipilih tahun 1961, dengan Omar Bongo Ondimba sebagai Wapres. Kepentingan Perancis amat menentukan dalam kepemimpinan di Gabon setelah merdeka; kepentingan penebangan Perancis melimpahkan dana untuk kampanye pemilihan M'ba, 'evolué' dari daerah pesisir.

Setelah naiknya Gabriel Leon M'ba ke puncak kekuasaan, pers ditekan, demonstrasi politik dilarang, kebebasan berekspresi dibatasi, parpol lain dikeluarkan secara bertahap dari kekuasaan, dan konstitusi berubah dengan tuntunan Perancis untuk memberi kekuasaan di kepresidenan, jabatan yang diduduki Leon M'ba sendiri.

Namun, saat Gabriel Léon M'ba membubarkan Majelis Nasional pada Januari 1964 untuk membentuk kekuasaan 1 partai, kudeta militer muncul untuk mendepaknya dari kekuasaan, dan memulihkan demokrasi parlementer.

Zaman kediktatoran M'ba dikenal sebagai "Kepentingan Perancis" yang kemudian secara mencolok menjadi nyata ketika prajurit terjung payung Perancis terbang dalam waktu 24 jam, untuk mengembalikannya ke puncak kekuasaan.

Setelah pertempuran beberapa hari, kudeta itu berakhir dan oposisi dipenjara tanpa menghiraukan protes dan keributan yang meluas. Pemerintah Perancis tidak gentar akan kecaman internasional; dan paralayang tetap di Camp de Gaulle, di luar ibukota Gabon.

Ketika M'Ba meninggal pada tahun 1967, Bongo menggantikannya sebagai presiden, dan terus menjadi kepala negara hingga kematiannya di tahun 2009, memenangi setiap pemilu dengan suara mayoritas.

Politik

Gabon bersistem presiden. Presiden pertama Gabon adalah Léon Mba. Presiden ke-2 adalah Omar Bongo Ondimba yang sudah berkuasa sejak tahun 1967 hingga kematiannya di tahun 2009. Antara tahun 1968-1990, kekuasaannya didasarkan pada sistem partai tunggal, Partai Demokrasi Gabon (PDG).

Setelah kekacauan politik yang melanda sebagian besar Afrika setelah dirobohkannya Tembok Berlin, Bongo mengubah haluan ke multipartai sejak tahun 1990.

Perjanjian internasional

Gabon menandatangani konvensi tahun 1951 berkaitan dengan status pengungsi, protokol tahun 1967, dan konvensi tahun 1969 yang mengatur segi spesifik mengenai permasalahan pengungsi di Afrika.

Related

World's Fact 8167056345301986700

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item