Demi Balas Dendam ke Amerika, Iran Menyiapkan Program Senjata Nuklir
https://www.naviri.org/2020/01/balas-dendam-ke-amerika.html
Naviri Magazine - Ketegangan yang terus berlanjut dengan Amerika Serikat (AS) membuat Iran semakin kukuh mengembangkan proyek nuklirnya. Padahal sebelumnya, negara ini sudah setuju untuk membatasi riset uranium, yang menjadi bahan bakar nuklir.
"(Pengembangan) nuklir Iran di semua lini, kini tidak lagi dibatasi," tulis AFP, mengutip pernyataan pejabat pemerintah Iran.
Mulai dari kapasitas, level pengembangan, jumlah tidak lagi terikat dengan ketentuan yang sebelumnya disepakati dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JSPOA).
"Mulai sekarang, program nuklir akan terus berjalan sesuai kebutuhan," tambah pejabat tersebut.
Iran membuat kesepakatan JSPOA dengan negara-negara Dewan Keamanan PBB -China, Prancis, Rusia, Inggris AS, termasuk Jerman- dan negara Uni Eropa, untuk membatasi penelitian nuklirnya.
Di bawah kesepakatan itu, Iran harus melakukan penelitian dan pengembangan terbatas selama delapan tahun.
Namun ketika Trump menjadi Presiden AS, JSPOA dianggap mantan pebisnis itu tidak cukup membuat Iran menghentikan program nuklir. Bahkan AS menerapkan kembali sanksi pada Iran.
Alhasil, sanksi membuat Iran sulit menjual minyaknya ke negara lain. Ini menekan penjualan minyak mentah Iran lebih dari 80% dan akhirnya menganggu ekonomi.
Seperti diketahui, AS melancarkan serangan udara di sekitar Bandara Internasional Baghdad, Irak. Serangan tersebut merupakan rentetan balas dendam AS atas serangan Hizbullah yang menewaskan kontraktor AS di Irak. Hizbullah sendiri dituduh AS didanai oleh Iran.
Meski demikian, domestik AS meminta Trump segera menghentikan peperangan.