Viral, Kisah Nyata Pernikahan yang Hanya Bertahan 12 Hari (Bagian 1)

Viral, Kisah Nyata Pernikahan yang Hanya Bertahan 12 Hari

Naviri Magazine - Seorang wanita, 23 tahun asal Malang, membagikan kisah rumah tangganya yang berlangsung hanya 12 hari.

Melalui akun Twitter pribadinya, wanita yang dipanggil Nay ini menceritakan awal mula dirinya berkenalan dengan sang suami, bertunangan, menikah, hingga akhirnya ia pulang ke rumah orang tuanya, setelah tak diindahkan berhari-hari oleh suaminya.

Nay mengatakan, suaminya meninggalkannya begitu saja tanpa ada kejelasan. "Saya dibuang begitu saja, tanpa dikembalikan ke orang tua saya dengan baik," ungkapnya.

Nay menulis ceritanya di akun Twitter-nya sejak Senin (20/1/2020), dan hingga kini telah di-retweet lebih dari 25 ribu kali dengan 5.600 balasan. Berikut isi curhatan Nay tentang pernikahannya, di Twitter.

Halo semua, aku nay.

Wanita asli Malang berusia 23 tahun yang ingin membagikan kisah yang tidak pernah terbayangkan akan kualami sendiri. Tujuan dari aku bercerita kepada kalian adalah yang pertama sekali aku butuh support system

Beberapa waktu terakhir aku ngerasa lelah banget sama hidup, sempet ngerasa ter"telanjangi" setiap keluar dan bertemu orang yang mengerti tragedi ini. "Itu loh cewe yang nikah cuma 12 hari", "nggak kasihan orangtuanya apa nikah dibikin mainan."

Dari yang awalnya suka banget keluar rumah, sekarang setiap keluar mesti pake masker dan helm dari dalam rumah. Setiap kemana-mana dilihatin dengan tatapan aneh dan suara bisik-bisik yang aku pun tahu bahasannya apa.

Yang kedua, aku bikin thread ini, aku pengin semua orang yang baca bisa memetik pengalaman dan jangan jadi seperti aku. Cukup aku yang ngerasain kekelaman ini. Aku juga berharap banget kalian bisa mengutarakan pendapat dari sisi kalian

Okay here we go.

Maaf kalo berantakan, because this is my first time bikin ginian. Aku nggak bakal pake identitas palsu, jadi kalau setelah thread ini kalian ketemu aku di mana pun, jangan bisik-bisik seperti mereka yaaa. Sapa aja, siapa tahu bisa sharing.

Kami menikah 13 Desember 2019.

Masih baru banget ya? Masih hangat-hangatnya kalau saja semua berjalan seperti kisah beruntung orang di luar sana. Tapi ntah, ketidakberuntungan sedang ingin sekali berteman denganku. Pernikahan kami hanya bertahan 12 hari.

Sampai pada 25 Desember, dia meninggalkanku tanpa aba-aba.

Tanpa perpisahan yang jelas, tanpa kesempatanku untuk bertanya kenapa? Apa yang bisa kuperbaiki? Ada yang salah sama aku?

Kalian pasti juga heran, ada apa?

Aku dan dia saling kenal sejak 2018, hanya saling mengenal karena dia adalah teman dari seorang temanku. Sejak itu kami berangsur dekat. Chattingan 24x7. Teleponan sampai tengah malam bahkan dini hari. Video call di tengah kesibukan hanya untuk melihat wajah satu sama lain. dan memastikan keadaan kami baik-baik saja.

Iya, seindah itu. Kami sedekat itu tanpa label "pacaran". Tiba-tiba semua mengalir begitu saja.

Sampai pada 20 April 2019.

Aku inget banget, bertempat di cafe C* cabang batu malang. Dia menyampaikan keinginannya untuk menjalin hubungan yang serius. Aku cuma jawab "oh maksudmu pacaran?" Tapi di luar ekspektasi, dia justru bilang, "Enggak, aku udah bosen pacaran. Kita udah deket kan selama ini."

"Lah trus apa dong?” Jawabku yang emang nggak ada pikiran sama sekali bakal ke sana.

"Ayok nikah. Aku udah yakin dan aku udah bilang orangtuaku, kalau dalam waktu dekat aku bakal ngelamar anak orang."

Siapa sih yang nggak kaget? Di umur 23 tahun, ada yang berniat baik dan itu dateng tiba-tiba.

Tapi aku nggak jawab saat itu juga, aku minta waktu buat mikir. Di satu sisi, aku mengenalnya lama, yang aku tahu waktu itu dia orang baik. Pekerja keras.

Di usia segitu, dia bisa bertahan tanpa ayah (sudah alm) dan bisa menghidupi ibunya dengan layak. Aku lihat sosial medianya semua, karena aku nyari siapa tau ada yang nggak aku tau. Dan nggak ada, semuanya baik-baik saja.

Apalagi lihat dia dengan niat serius nan gentle buat ngajak aku ke jenjang yang lebih serius, aku yakin kalian semua bakal susah untuk nolak. Semua di luar perkiraan, setelah satu minggu aku berpikir dan sempat mengajak diskusi orang tua.

Orang tua sama kagetnya, nggak ada aba-aba, tiba-tiba putri pertamanya bilang dilamar orang. Seneng sekaligus terharu dan bingung, karena kalian juga tau menikah itu, apalagi pake adat daerah, menelan biaya yang nggak sedikit.

Akhirnya aku ajak ketemu dia, and i said yes.

Setelah pertimbangan panjang dan segala keraguan yang berusaha kubuang, karena di mataku dia orang yang bener-benar baik. Pas dia nganterin aku pulang, dia bilang ke ayahku langsung dong.

"Pak, Senin saya dan keluarga akan bertamu ke rumah bapak dengan niat baik." 

Ayah aku yang sebelumnya udah diskusi kayak berkaca-kaca gitu (ya Allah keinget ini ngetik sambil sesenggukan). Ayah nyamperin dia dengan masih pake sarung sehabis sholat.

Ayah pegang pundak dia sambil bilang, "insyaAllah, kalau kamu memang ada niat baik pasti dilancarkan. Silahkan, ayah tunggu kamu dan sekeluarga." (nggak bisa diskip apa ya bagian ini :"). Aku dan mama yang liat cuma bisa berkaca-kaca aja.

Akhirnya hari senin pun tiba, kami melakukan prosesi lamaran. Dia dengan 13 orang keluarga, dan di rumah kami juga banyak saudara yang datang. Semua dilakukan tertutup, tanpa dokumentasi dan dekorasi.

Karena waktunya hanya 5 hari sejak aku bilang "iya", dan permintaan ayahku untuk melakukan prosesi ini sekhidmat mungkin (tidak diribetkan dengan foto sana sini). Om dia yang menyatakan lamaran, dan ayah aku yang menerima dan mengiyakan.

Waktu saat penentuan tanggal, agak ribet di sini. Yang kupikir kami akan menikah 2020 atau justru 2021, ternyata malah ketemu tanggal 13 Desember 2019. Kaget? Pasti. Antara ragu, siap tidak siap, tapi harus siap karena sudah keputusan 2 keluarga.

Jadi kami resmi bertunangan di hari itu, dan menunggu sekitar kurang lebih 8 bulan sampai hari H pernikahan. Tidak ada yang aneh, semua berjalan lancar sampai pada 24 September kami melakukan sesi prawedding.

Belum ada yang aneh, sesi kami laksanakan dengan enjoy dan bahagia (selayaknya pasangan yang menantikan hari bahagia). Ngga ada pikiran lain selain seneng, bahagia dan bersyukur sama Allah, sudah diberi kenikmatan seindah ini.

Bahkan ada videonya tapi nggak akan aku upload karena aku bener-bener nggak sanggup lihat.

Selayaknya pasangan yang akan menikah, kami mempersiapkan semuamya dengan matang. Setiap bertemu, kami membicarakan desain undangan, dekorasi bahkan sampai makanan di hari H. Semua terasa indah dan menyenangkan.

Memilih gaun dan jas yang bakal dipake di hari yang nggak bakal terlupakan seumur hidup. Ngebayangin setelah ini akan ada wajah yang kalian lihat di pagi hari.. Akan ada yang menampung segala keluh kesahmu.

Baca lanjutannya: Viral, Kisah Nyata Pernikahan yang Hanya Bertahan 12 Hari (Bagian 2)

Related

Romance 2883749874033294940

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item