Kisah Tarmuji, Jual Roti Keliling Sambil Gendong Putrinya yang Lumpuh

 Kisah Tarmuji, Jual Roti Keliling Sambil Gendong Putrinya yang Lumpuh

Naviri Magazine - Kehidupan di dunia memang penuh warna-warni. Ada yang kaya, ada yang miskin. Ada yang hidupnya mengalir, ada yang hidupnya penuh gejolak. Masing-masing manusia menghadapi beban hidupnya, berat maupun ringan, meski waktu kadang membalik semuanya seperti roda berputar.

Terkait hal itu, ada seorang pria bernama Tarmuji (52) warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Setiap hari, ia berjualan roti keliling menggunakan sepeda motor sambil menggendong anaknya, Fitri Agustina (6), yang menderita lumpuh layu sejak lahir.

Tarmuji tidak hanya berperan sebagai bapak yang bertugas mencari nafkah untuk keluarganya. Sejak istrinya, Sitiyah (42), meninggal dunia 6 bulan lalu, ia merangkap menjadi seorang ibu untuk menjaga dan merawat anak bungsunya yang menderita lumpuh layu.

Bahkan, setiap berjualan roti keliling, ia selalu menggendong Fitri, karena di rumah tidak ada yang menjaganya.

"Ya sejak istri saya meninggal, Fitri selalu saya bawa setiap berjualan roti, karena di rumah tidak ada yang menjaganya. Kakaknya pagi sekolah, dan pulang sore hari," kata Tarmuji usai pulang dari berjualan, Sabtu (11/1/2020).

Dari pernikahannya dengan Sitiyah, Tarmuji memiliki empat orang anak. Anak pertama dan kedua bekerja di kapal ikan, dan setiap 3 atau 4 bulan sekali baru bisa pulang ke rumah. Sedangkan anak nomor 3, yakni Tika Novianti (15), setiap hari berangkat sekolah dan baru pulang sore hari.

Tarmuji pun terpaksa berjualan roti keliling dengan menggendong anaknya. Kondisi tersebut banyak mengundang rasa simpati warga. Tidak jarang, warga yang tengah membeli roti pun memberikan jajan atau nasi untuk anaknya.

"Warga banyak yang baik. Ketika beli roti, warga sering memberi jajan atau nasi kepada anak saya," katanya.

Keluarga tak mampu

Tarmuji tergolong warga yang kurang mampu. Bahkan kondisi rumahnya pun sudah tidak layak huni. Selain berlantai tanah, rumahnya kerap terendam banjir air rob maupun air hujan. Bahkan, genangan air tidak bisa hilang karena tidak ada saluran air untuk membuangnya, karena kondisi jalan di depan rumah lebih tinggi.

Sementara, setiap hari ia hanya mendapatkan uang sekitar Rp 40.000 dari bagi hasil penjualan roti. Ia pun tidak mampu untuk merehab dan mengurus lantai rumahnya agar lebih tinggi dan tidak tergenang banjir lagi.

"Penghasilan dari jualan roti itu kan sekitar Rp 300.000 per hari, dan setelah dibagi dengan perusahaan, saya mendapatkan upah sekitar Rp 40.000," ujarnya.

Kerap dapat bantuan dari pemerintah

Sementara itu, Kepala Desa Tegaldowo, Budi Juniadi, mengaku mengetahui Tarmuji selalu menggendong anaknya saat berjualan roti dari media sosial.

"Sekarang kan zamannya medsos, jadi sedikit-sedikit langsung viral. Dulu kan anaknya yang terakhir itu sempat sekolah TK, namun karena fisiknya tidak kuat akhirnya berhenti dan selalu ikut Pak Tarmuji setiap berjualan. Ya lumpuh gitu, sebenarnya kuat berjalan cuma tidak bisa bertahan lama, gak kuat berdiri," katanya.

Menurut Budi, dilihat dari sisi ekonomi, Tarmuji merupakan kategori cukup. Karena, selain setiap hari mendapatkan penghasilan dari menjual roti, dia juga kerap mendapatkan bantuan dari dua anaknya yang bekerja di laut.

Namun demikian, pemerintah desa selalu mengupayakan agar Tarmuji dimasukkan dalam daftar penerima, setiap ada program bantuan dari pemerintah.

"Tahun 2012, dia dapat bantuan bedah rumah sebesar Rp 10 juta, kemudian dapat bantuan KIS, PKH, PNPM, dan bantuan dari pemerintah lainnya. Untuk tahun 2018 dan 2019, dia tidak masuk dalam daftar rehab rumah. Tapi, saya sudah upayakan agar tahun ini dapat bantuan rehab rumah lagi. Untuk kesehatan anaknya, juga sudah ditangani Puskesmas yang setiap bulan melakukan pengecekan kesehatan," jelasnya.

Related

News 2507975324530002891

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item