Fakta-fakta Unik dan Menarik Seputar Perayaan Cap Go Meh di Singkawang

Fakta-fakta Unik dan Menarik Seputar Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Perayaan Cap Go Meh merupakan penutupan Tahun Baru China, dan perayaan yang sangat meriah. Kota Singkawang di Kalimantan Barat merupakan pusat perayaan Cap Go Meh yang bersifat kolosal. Acara ini sangat terkenal, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Kebudayaan Tionghoa dan Dayak berakulturasi, membuat kota ini mendapat julukan sebagai "Kota Seribu Kelenteng".

Singkawang merupakan kota yang tenang, namun semua berubah ketika Cap Go Meh hadir di tengah penduduknya.

Festival yang merupakan hari ke-15 sekaligus penghujung perayaan Tahun Baru Imlek ini adalah highlight yang tidak boleh dilewatkan saat Anda berlibur ke Singkawang.

Perayaan Cap Go Meh semakin menarik karena ada atraksi Tatung (manusia dirasuki dewa-dewa China). Para Tatung ini dalam keadaan trance atau tidak sadar.

Perayaan di Cap Go Meh di Singkawang dihadiri oleh 700 tatung lebih, yang datang dari penjuru nusantara.

Berikut adalah lima fakta seputar Cap Go Meh:

Arti nama Cap Go Meh

Kata 'Cap Go Meh' diserap dari Bahasa Hokkian. 'Cap' berarti sepuluh, 'Go' berarti lima, sedangkan 'Meh' berarti malam. Penyebutan ini merujuk pada waktu penyelenggaraan acara, yang memang diselenggarakan pada penanggalan 15 kalender China.

Di China, nama perayaan ini adalah Yuan Xiao atau Shang Yuan. Di Barat, festival ini disebut Lantern Festival (Festival Lampion) atau Chinese Valentine's Day (hari Kasih Sayang versi China).

Sejarah Cap Go Meh

Cap Go Meh diprediksi sudah dirayakan sejak 2.000 tahun lalu. Sejak zaman Dinasti Han (206 Sebelum Masehi - 25 Masehi) ketika biksu Budha harus membawa lentera untuk ritual indah.

Mereka kemudian menerbangkan lentera tersebut, sebagai simbol untuk melepas nasib lalu yang buruk, dan menyambut nasib baik untuk masa mendatang. Dari sinilah, Cap Go Meh identik dengan lentera.

Hari Kasih Sayang versi China

Disebut Hari Kasih Sayang versi China, lantaran pada zaman dahulu perempuan yang belum menikah tidak diperkenankan meninggalkan rumah seorang diri, kecuali pada perayaan Cap Go Meh.

Sehingga beberapa hari perayaan ini menjadi waktu bersosialisasi dengan semua orang, terutama lawan jenis calon pasangan hidup. Menyalakan lentera juga identik dengan tanda atau harapan akan mendapat kehidupan percintaan yang lebih baik.

Akhir hal tabu di perayaan Imlek

Saat perayaan Imlek, ada banyak hal tabu yang tidak boleh dilakukan atau dibeli. Misalnya tidak boleh membeli sepatu, buku, menangis, dan lain hal. Cap Go Meh merupakan penanda perayaan Imlek telah usai, begitu pula dengan hal-hal yang dianggap tabu.

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia terbilang istimewa, karena telah berakulturasi dengan budaya setempat. Misalnya di Singkawang ada ritual pawai tatung, dan pembakaran replika naga untuk menolak bala satu kota.

Di Pulau Jawa, warga Tionghoa merayakan dengan lontong cap go meh, yang merupakan kuliner serapan dari ketupat lebaran. Hanya bentuknya bulat, menyerupai bulan purnama yang biasa bersinar di penanggalan 15 China.

Related

World's Fact 4243630589904336422

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item