Fakta di Balik Fenomena Klitih yang Meresahkan Warga Yogyakarta (Bagian 1)

Klitih, Yogyakarta, naviri.org Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Berdasarkan catatan kasus kejahatan jalanan "klitih" yang terjadi sepanjang 2019 hingga awal 2020, mayoritas pelaku masih berstatus pelajar di bawah umur. Peran keluarga dan sekolah menjadi sorotan.

Kapolda DIY, Inspektur Jendral Polisi (Irjen Pol) Asep Suhendar, memaparkan data kasus klitih saat membuka diskusi dengan tema "Menolak Kejahatan Jalanan yang Dilakukan Pelajar dalam Mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan & Kota Budaya" di Mapolda DIY.

"[Total] dari Januari 2019 hingga Januari 2020 tercatat ada 40 kasus yang dikategorikan sebagai klitih," kata Asep.

Lebih rinci, ia memaparkan 35 kasus terjadi sepanjang 2019, sedangkan lima kasus lainnya terjadi pada Januari 2020. Dari total 40 kasus tersebut, terdapat 81 pelaku yang ditangkap. "57 orang berstatus pelajar, kurang lebih 70 persen pelakunya pelajar," kata dia.

Secara lebih khusus, dalam diskusi tersebut juga dipaparkan data kejadian dan jumlah sekolah yang rawan kekerasan pelajar di Yogyakarta. Sepanjang 2017, ada total 51 kasus kekerasan yang melibatkan pelajar, 2018 terdapat 45 kasus sedangkan pada 2019 terdapat 44 kasus.

Polda DIY juga melakukan pemetaan, sedikitnya terdapat 29 SMA, 23 SMK, dan 2 madrasah yang dinilai memiliki kerawanan terhadap kasus kekerasan pelajar. Kapolda mengatakan, dalam diskusi yang dihadiri oleh perwakilan pelajar, orang tua, akademisi, dan dinas terkait itu, diharapkan dapat menghasilkan rumusan untuk mengatasi masalah klitih.

Polisi, kata dia, tidak dapat berjalan sendiri tanpa peran masyarakat, karena Asep menilai kasus klitih adalah masalah yang kompleks. Sesuai dengan peran dan fungsinya, kata dia, polisi telah melakukan sejumlah upaya, termasuk melakukan patroli rutin untuk mengantisipasi klitih. Namun, para pelaku, kata dia, selalu memanfaatkan celah untuk beraksi.

"Kalau dalam teori polisi itu ada teori balon. Kalau balon itu panjang, kita pencet ke sini, dia lari ke sini. Kalau kita kencang, pasti dia sembunyi. Kalau kita kendor, pasti dia berkumpul," kata Asep.

Pelajar dimanfaatkan 

Klitih, menurut sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada (UGM), Suprapto, sebetulnya memiliki arti yang positif. Klitih memiliki makna kegiatan untuk mengisi waktu luang. Namun, makna itu kemudian menjadi negatif ketika kegiatan mengisi waktu luang itu diisi dengan melakukan tindak kejahatan di jalan, menyerang orang lain secara acak tanpa motif yang jelas.

"Pelajar yang menamakan diri dengan kegiatan klitih itu sebenarnya tidak akan menyerang masyarakat umum yang kira-kira tidak bisa dipancing untuk menjadi musuhnya," kata Suprapto.

Suprapto, yang memulai intensif melakukan penelitian mengenai klitih sejak 2008, mengatakan bahwa terdapat kemungkinan aksi-aksi klitih yang terjadi saat ini ditunggangi oleh pihak lain yang lebih kuat. "Aksi kejahatan jalanan ini banyak yang kemudian menumpangi, sehingga tidak lagi murni karena mereka bermusuhan dengan pihak lain," katanya.

Aksi klitih yang kembali marak ini, menurut Suprapto, karena adanya rekrutmen anggota baru oleh kelompok yang lebih besar dari kelompok geng pelajar tersebut. Lalu aksi mereka, kata dia, bisa didasari untuk unjuk diri, bukan secara individu tetapi secara kelompok.

Hal ini untuk menunjukkan eksistensi bahwa kelompok mereka ada. Jika kemudian aksi mereka mendapatkan publikasi, ramai di media sosial hingga viral, maka, kata Suprapto, akan semakin membuat kelompok tersebut bangga. Sebab, mereka merasa tujuannya telah tercapai dan pelaku dianggap berjasa di kalangan mereka.

"Oleh karena itu, saya selalu sarankan kepada pihak yang berwenang. Jangan hanya menghukum pelaku, tetapi telusuri siapa yang ada di balik pelaku tersebut," kata Suprapto.

Menurutnya, tidak sepenuhnya dalam mengatasi persoalan klitih dibebankan kepada polisi, sebab masyarakat juga memiliki tanggung jawab. Masyarakat memiliki kewenangan untuk mencegah klitih dan melaporkan setiap kejadian.

Baca lanjutannya: Fakta di Balik Fenomena Klitih yang Meresahkan Warga Yogyakarta (Bagian 2)

Related

News 3531559582973500782

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item