Pentingnya Bertaubat Sebelum Kematian Menjemput, agar Khusnul Khatimah

Pentingnya Bertaubat Sebelum Kematian Menjemput, agar Khusnul Khatimah, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa.

Kematian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, menuntut setiap manusia agar segera bertaubat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya (su’ul khatimah). Agama menekankan untuk senantiasa memperbarui taubat dari segala perbuatan maksiat.

Syekh Ahmad al-Dardiri berkata:

“Perbaruilah taubat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun.” (Syekh Ahmad al-Dardiri, Manzhumah al-Kharidah al-Bahiyyah).

Bertaubat ada kalanya dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt, ada kalanya berhubungan dengan hak orang lain.

Syarat yang harus dipenuhi ketika bertaubat dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt ada empat, yaitu menyesal, melepaskan diri dari dosa yang diperbuat, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan beristighfar. Apabila dosa yang dilakukan berupa meninggalkan ibadah fardhu, maka wajib untuk meng-qadha.

Sedangkan bila berhubungan dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan pada pemiliknya, atau meminta kerelaannya. Bila pemiliknya sudah wafat, dilakukan kepada ahli warisnya. Hal ini bila berkaitan dengan materi, seperti utang atau harta curian. Bila berkaitan dengan nonmateri, seperti menganiaya, menggunjing, mengadu domba dan lain-lain, maka wajib meminta kehalalan pihak yang dizalimi.

Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani menegaskan:

“Wajib bagi setiap mukallaf segera bertaubat dari dosa, yaitu dengan menyesal, melepaskan diri dari dosa, bertekad untuk tidak mengulangi, dan beristighfar. Bila dosanya berupa meninggalkan ibadah fardlu, maka wajib meng-qadla, bila berupa hak adami maka wajib menunaikan atau meminta kerelaannya.” (Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Syarh Sullam al-Taufiq, Maktabah al-Salam, hal.113).

Syekh Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani berkata:

“Sangat dianjurkan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan mengerjakan amal-amal saleh dan menjauhi perbuatan-perbuatan tercela, bersegera bertaubat dengan memenuhi syarat-syaratnya, yaitu melepaskan diri dari dosa, menyesal atas dosa yang dilakukan, dan bertekad untuk tidak mengulangi serta mengembalikan kezaliman yang dilakukan kepada orang yang berhak, meng-qadha semisal shalat dan puasa, serta meminta halal dari perbuatan semacam menggunjing dan menuduh zina.” (Syekh al-Sayyid Muhammad Abdullah al-Jordani, Fath al-‘Allam bi Syarh Mursyid al-Anam, Juz.3, hal.206, Dar al-Salam).

Related

Moslem World 287507030221200778

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item