Italia Diguncang Corona, Korban Berjatuhan, Perawat Berkisah: Seperti Perang Dunia!

Italia Diguncang Corona, Korban Berjatuhan, Perawat Berkisah: Seperti Perang Dunia! naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Petugas medis berjibaku di garda terdepan dalam menangani wabah virus corona. Seorang perawat di Italia, Roberta Re, mengibaratkan pengalamannya merawat pasien COVID-19 seperti perang dunia. Re dan rekan-rekan sejawatnya bekerja nonstop membendung penyebaran virus, yang kini telah merenggut lebih dari 1.000 nyawa di Italia.

Dari semua korban meninggal dunia, dua diantaranya adalah seorang dokter berusia 59 tahun dan teman dekat Re. Mereka sama-sama bekerja di Piacenza Hospital di Emilia-Romagna, wilayah dengan jumlah kasus tertinggi kedua di Italia.

“Ini adalah pengalaman yang akan saya bandingkan dengan perang dunia,” kata Re kepada The Guardian.

“Tapi ini perang yang tidak bisa dilawan dengan senjata tradisional—karena kita belum tahu siapa musuhnya, dan jadi sulit untuk bertarung. Satu-satunya senjata yang kita miliki untuk menghindari keadaan jadi lebih buruk adalah tinggal di rumah dan hormati aturan, untuk melakukan apa yang mereka lakukan di China, karena (usaha) ini mulai menunjukkan hasil.”

Virus Corona di Italia

Sejauh ini, Italia tercatat sebagai pusat wabah terburuk di luar China daratan. Karena lonjakan kasus yang drastis, Pemerintah Italia memberlakukan kebijakan lockdown (isolasi) atau pembatasan kunjungan di seluruh wilayahnya sejak Selasa (10/3). Kebijakan ini belum pernah diterapkan sepanjang sejarah.

“Saya biasanya orang yang bahagia, mengobrol, dan bercanda dengan semua orang, tapi sekarang ada hari-hari ketika saya menangis dan tertekan,” tambah Re.

“Orang-orang perlu memahami bahwa situasi sangat serius. Hal yang mendasar adalah menutup semuanya (tempat publik), serta mendidik remaja untuk memiliki konsep seberapa serius wabah ini.”

Petugas medis lain sempat membagikan cerita-cerita memilukan mereka lewat media sosial, termasuk berbagi foto para staf rumah sakit yang kelelahan karena bekerja di bawah tekanan.

Seperti yang pernah dibagikan Andrea Vercelli, yang bekerja di unit gawat darurat di Piacenza Hospital. Lewat sebuah video yang diunggah di akun Facebook-nya, ia berucap, “Apa yang kita alami bukanlah flu biasa, kita menerima 40 kasus pneumonia sehari di ruang gawat darurat.”

Lain dengan Daniele Macchini, seorang dokter di Humanitas Gavazzeni di Provinsi Bergamo, yang juga terkena dampak parah di wilayah Lombardy, menulis status di Facebook beberapa hari sebelum seluruh negara dikarantina: “Situasinya cukup dramatis. Perang telah benar-benar pecah dan pertempuran tak terbendung, siang dan malam.”

Di lain pihak, Codacons, asosiasi konsumen terbesar di Italia, telah meminta jaksa penuntut di Bergamo untuk menyelidiki kasus seorang ahli anestesi di unit perawatan intensif di Papa Giovanni XXIIIm yang mengatakan kepada surat kabar Corriere della Sera bahwa tekanannya begitu besar sehingga menyelamatkan nyawa “tergantung oleh usia dan kondisi kesehatan... seperti situasi dalam perang”.

Hal itu dibantah oleh Presiden Codacons, Carlo Rienzi. Ia menyatakan, dalam kasus apa pun, usia tidak dapat menjadi faktor pembeda ketika menyangkut kesehatan masyarakat, dan tidak bisa menjadi kriteria utama untuk memutuskan siapa yang harus diobati dan siapa yang tidak.

"Kekurangan tempat tidur (di rumah sakit) tidak harus mengarahkan pada pilihan seperti yang dijelaskan oleh dokter," ujar Rienzi dalam sebuah pernyataan.
Virus Corona di Italia

Penggambaran wabah virus corona sebagai perang oleh jajaran profesional medis di Italia memang tidak berlebihan. Penyakit ini telah menginfeksi banyak dokter dan perawat yang tertular saat bekerja merawat pasien.

Seperti yang dialami Roberto Stella, presiden ordo dokter di Varese, Lombardy, meninggal pada Rabu (11/3) usai terjangkit COVID-19. Pria berusia 67 tahun ini tengah merawat pasien ketika mulai menderita gejala, dan dirawat intensif secara mandiri seminggu lalu.

“Dia meninggal sebagai pahlawan, seperti rekan-rekan lainnya yang telah meninggal dalam beberapa hari terakhir,” ujar Saverio Chiaravalle, wakil presiden ordo dokter di Varese, kepada surat kabar Corriere dela Sera.

Seiring peningkatan jumlah kasus pengidap COVID-19, Perdana Menteri Giuseppe Conte kembali mengimbau kepada seluruh penduduk untuk tetap di rumah. Toko, bar, dan restoran di seluruh Italia pun telah diminta berhenti beroperasi, sebagai langkah tambahan dalam upaya mengendalikan persebaran virus.

Related

News 5040256171743003131

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item