Muazin di Bukittinggi Kumandangkan Azan Sambil Menangis di Tengah Wabah Corona

Muazin di Bukittinggi Kumandangkan Azan Sambil Menangis di Tengah Wabah Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Zubair (45) seorang muazin di Masjid Nur Hidayah, Jalan Sumurapak, Kelurahan Tarok Dipo Guguak Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengumandangkan azan Zuhur sebagai pengganti azan Salat Jumat dengan isak tangis.

Isak tangis Zubair saat azan itu beredar di media sosial, yang merupakan rekaman seorang warga atas nama Nada Grasella (19). Nada mengaku rekamannya itu juga diposting di akun Instargramnya, yang kemudian direpost akun lainnya.

Nada juga memastikan, video muazin menangis saat mengumandangkan azan yang telah beredar di media sosial itu adalah miliknya.

Di video tersebut, terdengar seseorang yang mengumandangkan azan sambil menangis. Terdengar tangisan Zubair dari awal hingga akhir. Terdengar, sambil menahan isak, ia berusaha untuk tetap melafalkan lafaz dengan benar. 

Bahkan, keterangan Nada, Zubair tak kuasa menahan air mata hingga suaranya terdengar tersedu-sedu. Begitu pun di lafaz kalimat selanjutnya, azan yang dikumandangkannya membuat masyarakat yang mendengar ikut berurai air mata.

“Ikut nangis juga tadi, sekeluarga kami menangis di dalam rumah. Orang di sekitar sudah pada salat di rumah masing-masing, tidak ada yang di luar,” ujar Nada menceritakan peristiwa yang terjadi.

Ia mengaku sengaja merekam video tersebut, karena tangisan Zubair saat azan menjadi yang pertama kalinya. Apalagi, kondisi para jemaah tak begitu ramai karena salat Jumat ditiadakan dan diganti dengan salat Zuhur di rumah masing-masing.

“Memang tidak ada (salat Jumat), diganti salat Zuhur. Saat itu aku lagi di teras depan rumah, kebetulan rumahku dekat dengan masjid. Di dalam masjid, tidak tahu persis, mungkin ada satu atau dua orang jemaah,” jelasnya.

Rasa haru, kata Nada, semakin bertambah ketika Zubair mengumandangkan lafaz Shollu fi Buyutikum, yang artinya ‘salatlah di rumah masing-masing’. Lafaz itu, kata Nada, dibacakan di kahir azan.

“(Lafaz Shollu fi Buyutikum) tapi tidak terekam. Pak Zubair ini sebenarnya bukan pengurus masjid, kebetulan beliau itu tinggal di komplek sekitar Masjid Nur Hidayah,” ucapnya.

Diketahui sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat telah menerbitkan maklumat agar tidak dilaksanakannya salat Jumat di daerah terjangkit Virus Corona (COVID-19). Hal itu telah diterapkan sejumlah daerah di wilayah tersebut. Salat Jumat diganti salat Zuhur di rumah masing-masing, namun azan tetap dikumandangkan.

Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar, menyebutkan, azan yang dikumandangkan muazin akan berbeda dari azan di hari biasanya. Ia meminta para muazin untuk menambah lafaz azan di bagian akhir. "Di akhir azan, silakan ditambah dengan lafaz Shollu fi Buyutikum," ujarnya dalam maklumat yang diterbitkan, Kamis (26/3) dengan nomor: 003/MUI-SB/III/2020.

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

News 9194440694820151452

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item