Menyingkap Kebohongan Teori Evolusi Terkait Usia Bumi (Bagian 5)

Menyingkap Kebohongan Teori Evolusi Terkait Usia Bumi,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Menyingkap Kebohongan Teori Evolusi Terkait Usia Bumi - Bagian 4). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

3. Rasio konsentrasi garam di laut

Ada sebuah material yang terus menerus berpindah dari darat ke laut. Berbagai jenis logam, mineral dan garam yang ada di bebatuan akan luruh ke dalam laut, seiring dengan berjalannya waktu. Jika diasumsikan bahwa semua material ini tidak ada di laut pada saat terbentuknya bumi, kita bisa menghitung berapa waktu yang dibutuhkan oleh semua material ini sampai sekarang ditemukan terakumulasi di laut.

Tes yang dilakukan terhadap berbagai material yang ada di laut menunjukkan waktu yang dibutuhkan terakumulasi di laut pada masa kini, antara 100-300 juta tahun. Dan ini kembali membuat klaim para evolusionis terhadap umur bumi 4,5 miliar tahun tidak berlaku.

4. Medan magnetis bumi

Medan magnetis bumi pertama kali diukur tahun 1835. Hasil pengukuran setelah itu menunjukkan bahwa medan magnetis berkurang secara tetap. Dengan menghitung pengurangan medan magnetis setiap tahun, dimungkinkan untuk menentukan berapa besar medan magnetis bumi pada mulanya.

Berdasarkan perhitungan besaran medan magnetis di bumi mula-mula, terlihat bahwa umur bumi tidak terlalu tua, karena untuk mempertahankan struktur atmosfer bumi dan letaknya di orbit tata surya, medan magent bumi memiliki batasan tertentu.

Kalkulasi dengan menggunakan prinsip ini menunjukkan bahwa umur bumi tidak lebih dari 10 ribu tahun. Karena umur tertua dari medan magnetis bumi akan sebanding dengan umur medan magnetis bintang. Tidak mungkin bumi memiliki medan magnetis sekuat yang dimiliki bintang yang bisa melakukan proses termonuklir untuk mempertahankan medan magnetnya.

Para evolusionis berargumentasi melawan teori ini, mengklaim bahwa ada sumber listrik (“dinamo”) yang mempertahankan medan magnetis dari penurunannya secara tetap, karena efek dari dinamo ini membuat rasionya tidak seimbang. Namun, teori dinamo ini sama sekali konsep khayalan, dan tidak ada satu pun bukti yang bisa mendemonstrasikan keberadaannya.

Pertama, para evolusionis membuat dogma bahwa umur bumi tua, dan kemudian mereka membuat klaim teori khayalan untuk mendukung keyakinan mereka.

5. Populasi menusia di bumi

Sekarang ini populasi penduduk bumi tiap tahun meningkat 21%. Walaupun kita menerima bahwa pada masa lampau tingkat kematian sangat tinggi dan rasio pertambahan penduduk hanya 0,5%, maka dari perhitungan hanya tersisa dua orang manusia pada 4.500 tahun yang lalu.

Di lain pihak, jika manusia pertama hidup 1 juta tahun yang lalu seperti yang diklaim para evolusionis, maka hari ini ada 10 pangkat 2.100 orang yang hidup di bumi, dengan perhitungan rasio kelahiran hanya 0,5% per tahun.

Lebih lanjut, klaim para evolusionis memiliki arti, ada miliaran orang telah hidup selama jutaan tahun. Kenyataannya, fosil manusia sangat jarang ditemukan, memperlihatkan bahwa klaim para evolusionis tidak masuk akal.

6. Gunung berapi

Penelitian yang dibuat terhadap jumlah air “muda” dan letusan lava dari gunung-gunung berapi di dunia, menunjukkan bahwa umur bumi jauh lebih muda daripada yang dikatakan oleh evolusionis.

Dua puluh persen cairan yang dimuntahkan oleh gunung berapi, terdiri dari air yang terjebak di dalam bumi. Air ini dinamakan air “muda” (juvenile), karena air ini tidak pernah muncul ke permukaan bumi sebelumnya. Ini bisa diketahui dari struktur kimianya.

Setiap tahun, hampir selusin gunung api di dunia meletus. Jumlah air “muda” di lava ini keluar sekitar satu kubik mil, di mana seluruh air di laut dan danau adalah 34 juta kubik mil. Jika pada mulanya tidak ada air di permukaan bumi, maka seluruh air di muka bumi ada setelah selama 340 juta tahun keluar dari dalam bumi. Padahal menurut konsep dari evolusionis, laut terbentuk di bumi 1-2 miliar tahun yang lalu.

Rasio dari magma yang keluar dari gunung berapi juga menyangkal klaim dari evolusionis. Diperkirakan, magma sebanyak 0,8 km3 keluar ke permukaan bumi setiap tahun. Sesuai dengan rasio ini, dalam waktu 4,5 miliar tahun, maka akan banyak sekali terdapat lava di permukaan bumi, melampaui semua dataran benua yang ada.

Tidak perlu disebutkan, semua lava ini akan membeku. Tapi ternyata tidak mungkin magma sebanyak ini terkumpul di permukaan bumi.

7. Lava Io

Io adalah satelit planet Jupiter, dengan ukuran yang sangat kecil. Akan tetapi dari dari hasil pengamatan yang dilakukan, Io masih memiliki gunung-gunung berapi aktif yang meletus dan memuntahkan lava dalam jumlah yang besar.

Ini menunjukkan bahwa benda angkasa itu tidak berumur miliaran tahun, karena jika demikian, dengan jumlah letusan gunung berapi di Io sebanyak itu, seharusnya letusan ini sudah berakhir jutaan tahun yang lalu.

8. Sejarah peradaban manusia

Seluruh catatan sejarah mengenai umat manusia dan temuan arkeologis yang diketahui, berumur tidak lebih dara beberapa ribu tahun yang lalu. Jadi masuk akal bila dikatakan bahwa tidak ada ada informasi mengenai manusia sebelum 4.000 SM.

Sementara itu. para evolusionis menyatakan bahwa manusia modern sudah ada di bumi beberapa ratus ribu tahun yang lalu. Terhadap hal ini, muncul pertanyaan: “Mengapa manusia modern hidup tanpa catatan apa pun yang bisa ditemukan selama ratusan ribu tahun, kemudian tiba-tiba muncul lagi pada tahun 4.000 SM?”

Semua kalkulasi alam dan metode observasi untuk memperkirakan sejarah bumi, ternyata menghasilkan umur bumi yang lebih kecil dibandingkan yang diklaim para evolusionis.

Tes yang digunakan oleh evolusionis tidak seperti kalkulasi dan observasi berdasar kejadian di alam, tetapi metode ini dibuat oleh mereka sendiri, berisi kriteria yang ditentukan sendiri. Akibatnya, metode penentuan umur (tes radiometrik dan indeks fosil) buatan mereka memberikan hasil perhitungan tepat sesuai dengan yang mereka harapkan sebelumnya.

Tuhan menciptakan alam dan isinya

Bagi orang yang percaya pada teori penciptaan, umur bumi tidak begitu penting. Berapa pun umur alam semesta atau umur bumi, semuanya ada karena langsung diciptakan satu per satu oleh Tuhan, bukan terjadi karena proses evolusi.

Sebaliknya, para evolusionis menyatakan teorinya bahwa alam semesta berumur 10 miliar tahun, dan bumi berumur 4,5 miliar tahun.

Mereka juga membuat metode sendiri (tes radiometrik dan indeks fosil) untuk membuktikan teorinya. Stephen Hawking sendiri mengakui, “Waktu selama itu (miliaran tahun) diperlukan untuk proses evolusi, supaya bisa menghasilkan sebuah makhluk yang cerdas.”

Related

Science 9200130801337647583

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item