Di Amerika, Virus Corona Lebih Banyak Menyerang Warga Berkulit Hitam. Bagaimana Ini Terjadi?

Di Amerika, Virus Corona Lebih Banyak Menyerang Warga Berkulit Hitam. Bagaimana Ini Terjadi? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Virus corona tidak membedakan warna kulit ataupun ras, namun data di Amerika Serikat mulai menunjukkan satu komunitas yang merasakan dampak terbesar pandemi ini.

"Banyak warga kulit hitam Amerika lebih berisiko terkena Covid-19," kata kepala kesehatan masyarakat AS, Jerome Adams, dalam wawancara dengan CBS.

"Fakta ini menyakitkan," kata Adams yang menyebut diri sebagai warga Afrika Amerika, sebutan untuk keturunan Afrika.

Data dari negara bagian dan kota-kota di Amerika mengungkap, penduduk Afrika Amerika lebih rentan terinfeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Seperti apa datanya?

Di kota New York, episenter pandemi di AS, sekitar 28% dari kematian lebih 4.000 orang adalah keturunan Afrika, menurut data yang diungkap Gubernur Andrew Cuomo.

Data statistik dari pejabat kesehatan Chicago, menunjukkan setengah dari penduduk kulit hitam Chicago terkena Covid-19 dan lebih dari 70% korban meninggal, meskipun warga ini hanyalah 30% dari keseluruhan populasi.

"Jumlah kematian itu membuat saya tercekat," kata Wali kota Chicago, Lori Lightfoot, kepada New York Times. "Angka ini adalah salah satu hal yang paling mengejutkan yang pernah saya saksikan sebagai wali kota."

Wali kota Lori Lightfoot juga mengatakan, virus corona “menghancurkan warga kulit hitam Chicago”. Dia mengatakan, petugas akan diturunkan untuk memeriksa berbagai toko untuk memastikan setiap orang mematuhi panduan jarak sosial.

Wali kota Lightfoot juga mengedepankan kemungkinan penerapan jam malam di tempat-tempat dimana penduduk biasanya berkumpul di luar toko minuman keras, lapor the Chicago Sun-Times.

Mengapa warga Afrika Amerika rentan?

Pemerintah dan pakar sepakat bahwa kondisi kesehatan warga Afrika Amerika pada umumnya lebih buruk dibandingkan komunitas lain. Anthony Fauci, direktur Institut Penyakit Menular, mengatakan penyakit bawaan yang diderita warga kulit hitam menyebabkan mereka rentan.

"Kita tahu bahwa penyakit seperti diabet, hipertensi, obesitas dan asma mempengaruhi penduduk minoritas, khususnya Afrika Amerika," kata Fauci.

Ia menambahkan bahwa riwayat penyakit ini akan berdampak fatal begitu mereka terkena Covid-19. Kondisi lain, menurut para pakar adalah populasi Afrika Amerika, sulit mendapatkan akses kesehatan.

Sampai awal April, 1.824 dari 4.680 kasus Covid-19 yang telah terkonfirmasi di Chicago merupakan penduduk kuit hitam, kata sejumlah pejabat kota. Sementara terdapat 847 kulit putih, 478 Amerika Latin dan 126 warga Chicago keturunan Asia yang mengalaminya. Sampai hari Minggu pertama April, 98 orang meninggal dunia, 72% adalah penduduk kulit hitam.

Disparitas ini terlihat di seluruh daerah negara bagian, dimana warga kulit hitam merupakan 41% dari kematian Covid-19, meskipun kelompok ini hanyalah 14% dari populasi Illinois.

Pejabat kesehatan masyarakat Chicago, Dr Allison Arwady, mengatakan kepada para wartawan bahwa umur harapan hidup penduduk kulit hitam kota adalah 8,8 tahun lebih pendek dari pada warga kulit putih.

Bagaimana keadaan secara nasional?

Meskipun virus corona disebut-sebut menciptakan kesetaraan masyarakat, data yang ada justru mengisyaratkan tingkat kerentanan terhadap infeksi beragam di permukiman yang berbeda.

Di Michigan, jumlah warga kulit hitam merupakan 14% dari populasi, tetapi kelompok ini merupakan 33% dari kasus virus corona, dan 41% warga yang meninggal, demikian terungkap dari data kantor kesehatan negara bagian.

Penduduk kulit putih merupakan 23% dari kasus yang tercatat di Michigan dan 28% dari warga meninggal, ungkap data tersebut. Sebanyak 80% penduduk Detroit, Michigan, berkulit hitam. Kota tersebut dan daerah sekitarnya mewakili sekitar 80% dari kasus virus corona yang telah terkonfirmasi.

Disparitas serupa juga terjadi di Milwaukee, Wisconsin, salah satu kota paling tersegregasi di AS. Hampir setengah dari sekitar 1.000 kasus terkonfirmasi adalah warga kulit hitam, dan 81% dari 27 orang yang meninggal.

Padahal penduduk kulit hitam hanyalah 27% dari keseluruhan penduduk, demikian diungkapkan kajian Pro Publica. Sekitar 40% dari korban meninggal Louisiana terjadi di wilayah New Orleans, dimana sebagian besar penduduknya berkulit hitam.

Pejabat kesehatan mengatakan, penduduk yang mengalami masalah berat badan, diabetes dan tekanan darah tinggi di sana jumlahnya lebih tinggi dari rata-rata nasional, sehingga mereka lebih rentan terhadap Covid-19.

Apa yang terjadi di balik disparitas di Chicago?

Wali kota Chicago, Lightfoot, mengatakan diabetes, penyakit jantung dan masalah pernapasan “sangat banyak terjadi” di masyarakat kulit hitam.

Dr Cameron Webb, seorang dokter kulit hitam yang mencalonkan diri menjadi anggota Kongres di negara bagian Virginia, mengatakan bahwa disparitas ras dan ekonomi di AS semakin diperburuk wabah corona.

"Hal ini benar-benar mengungkapkan di masalah masyarakat kita,” katanya.

Alderman Jason Ervin dari kaukus kulit hitam Chicago mengatakan kepada Chicago Tribune bahwa “tingkat ketidakpatuhan di sejumlah daerah kota terhadap perintah untuk tetap di rumah” kemungkinan juga mempengaruhi data statistik”.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 7512546391286970707

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item