Industri Asuransi ‘Ancur-ancuran’ Dihantam Wabah Corona (Bagian 1)

Industri Asuransi ‘Ancur-ancuran’ Dihantam Wabah Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Industri asuransi tanah air ikut menjadi terdampak pandemi corona COVID-19. Kondisi itu setidaknya tercermin dari laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat perolehan premi asuransi per Maret 2020 yang tumbuh lambat. Kontraksi paling lambat dialami sektor asuransi jiwa.

"Premi asuransi jiwa turun signifikan. [Pertumbuhan per Maret 2020] terkoreksi menjadi minus 13,8 persen," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam paparan pers yang digelar virtual.

Padahal, lanjut Wimboh, pada Desember 2019, premi asuransi jiwa hanya minus 0,38 persen. Artinya, penurunan penerimanaan premi asuransi jiwa tercatat sangat dalam. Secara umum, industri asuransi nasional memang tercatat kurang sehat di tengah pandemi corona saat ini.

Bagaimana tidak, bila mengacu pada catatan OJK, premi asuransi nasional hanya tumbuh 3,65 persen hingga Maret 2020. Padahal, pada Desember 2019 industri asuransi masih mampu mencatat pertumbuhan premi hingga 15,65 persen. Premi asuransi ibarat 'darah' pada industri asuransi.

Rendahnya penerimaan premi jelas bikin pelaku industri asuransi jadi pusing tujuh keliling. Akibatnya, kinerja keuangan industri asuransi pun ikut goyang. Itu tercermin dari rasio kesehatan keuangan atau risk based capital (RBC) industri asuransi yang mengalami penurunan menjadi hanya 642,7 persen di Maret 2020.

Angka itu lebih rendah dari catatan akhir tahun 2019 yang masih berada di 789 persen. RBC merupakan tolak ukur yang dapat memberitahu tingkat keamanan finansial atau kesehatan perusahaan asuransi. RBC dikatakan sehat bila nilainya semakin besar.

Pengajar Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, sekaligus mantan Direktur Utama PT Jamsostek (Persero), Hotbonar Sinaga, mengungkap, perlambatan kinerja di industri asuransi ini memang tak lepas dari pandemi virus Corona yang tengah melanda ibu pertiwi.

Adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka membatasi pergerakan masyarakat saat pandemi corona COVID-19, justru membuat tenaga pemasaran atau agen asuransi tak leluasa bergerak untuk melakukan penawaran premi baru ke masyarakat.

"Intinya, COVID-19 mengakibatkan aktivitas sales terkendala. Enggak bisa melakukan pertemuan untuk jelaskan produk asuransi. Pasti akan terjadi penurunan produksi tahun ini dibanding 2019," tutur Hotbonar.

Kondisi ini membuat perusahaan asuransi harus memutar otak untuk melakukan penyesuaian. Bila tak gesit, tentu saja umur mereka tak akan panjang.

"Asuransi yang tidak melakukan penyesuaian tahun depan akan celaka. Sementara pemasaran fokus pada mempertahankan existing business atau renewal. Sulit cari new business, paling-paling intensifikasi bisnis dari tertanggung yang ada," jelasnya.

Senada dengan Hotbonar, pengamat asuransi sekaligus Arbiter Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI), Irvan Rahardjo, memastikan bisnis asuransi turut terdampak pandemi corona COVID-19 saat ini. Tak adanya pertemuan agen dengan nasabah ataupun kunjungan nasabah ke kantor asuransi menjadi faktor menurunnya kinerja sektor asuransi.

PSBB sebenarnya bukan satu-satunya biang keladi pendapatan premi asuransi mengalami penurunan. Menurut Irvan, rendahnya daya beli masyarakat juga jadi pukulan hebat bagi industri ini. Tak bisa dipungkiri, PSBB yang diberlakukan di sejumlah kota sudah bikin banyak orang kehilangan sumber pendapatannya.

Banyak laporan dari sejumlah industri yang terpaksa merumahkan pekerjanya tanpa upah dan gaji imbas pandemi. Ini jelas bikin sebagian besar masyarakat mengencangkan ikat pinggang dan terpaksa memangkas alokasi belanja mereka yang dianggap bukan prioritas, salah satunya adalah asuransi jiwa.

Baca lanjutannya: Industri Asuransi ‘Ancur-ancuran’ Dihantam Wabah Corona (Bagian 2)

Related

News 4473400084235562703

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item