Masalah Situs Film Ilegal di Indonesia yang Tak Juga Selesai (Bagian 2)

Masalah Situs Film Ilegal di Indonesia yang Tak Juga Selesai, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Masalah Situs Film Ilegal di Indonesia yang Tak Juga Selesai - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Terlepas dari bahaya yang mengintai, baik Fredi maupun Rina mengaku juga merasa bersalah tetap menggunakan layanan itu di tengah pemerintah terus gencar memburu situs ilegal dan berbagai kampanye dari sejumlah pihak untuk melawan pembajakan.

Tercatat hingga Desember 2019 lalu, Kemenkominfo telah memblokir 1.130 situs video streaming ilegal yang diburu berdasarkan aduan dari Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kemenhukham, dan sebagian dari mesin Automatic Identification System.

"Mungkin karena sudah banyak situs gratisan yang di-take down, tapi kebutuhan untuk nonton tetap ada, ditambah WFH ini yang enggak tahu kelarnya kapan, bisa jadi kalau sudah kepepet banget. Soon maybe, lah, beralih jadi berlangganan," kata Fredi.

Masalah mental

Sementara itu, produser Starvision yang juga Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia periode 2017-2020, Chand Parwez, menilai permasalahan masih ada akses ke layanan ilegal yang masih membayangi bukan hanya soal ingin menyaksikan film atau serial, apalagi masalah uang.

"Streaming pun tidak semua bayar, kan ada juga yang gratis. Itu sebetulnya tinggal masalah mental aja, jangan dinyalakan bajakan itu. Jadi tidak ada alasan masyarakat tidak bisa mengakses tontonan," kata Chand Parwez.

Chand Parwez mengingatkan, situs streaming ilegal yang berisi konten bajakan bukan hanya berbahaya bagi pengguna, melainkan bisa menimbulkan efek kerusakan yang lebih besar terhadap industri perfilman, tempat bernaung dan mencari makan para insan dan kru film.

Chand Parwez menyebut layanan streaming merupakan pasar kedua perfilman setelah bioskop. Bahkan, ia mengakui sebuah rumah produksi bisa mengalami kerugian lebih dari 50 persen akibat pembajakan oleh streaming ilegal.

Dampak semakin memburuk kala pagebluk menyerang yang membuat bioskop lumpuh. Sederet distributor film dunia akhirnya memilih untuk langsung menayangkan film-filmnya ke layanan streaming daripada menunggu pandemi berakhir dan tayang di bioskop.

"Artinya streaming itu darah daging usaha ini. Apabila digerogoti lewat bajakan, bukan hanya insan perfilman tapi perekonomian kreatif juga dimatikan," kata Chand Parwez.

Tak hanya itu, Chand Parwez menyebut kebiasaan menonton secara ilegal berarti memberikan pemasukan kepada pembajak yang pengelolaan dananya tak jelas, yang kemudian membuat negara merugi karena dipastikan tak ada pajak yang bisa ditarik.

Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk mulai membiasakan diri menikmati film dan serial secara legal. Parwez juga berharap pemerintah bisa benar-benar tegas memberantas pembajakan film di Indonesia.

"Kalau pemerintah mau, kan bisa tahu aliran uangnya ke mana dan dengan mudah dihentikan. Bagaimana caranya jadi bangsa yang besar apabila tidak menghargai karya dan supremasi hukum tak berjalan, dan tak membuat mental orang mengerti," kata Parwez.

Related

News 2105854362015753389

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item