Masyarakat Ramai Belanja Menjelang Idul Fitri, Kasus Corona di Indonesia Dikhawatirkan Melonjak Lagi

Masyarakat Ramai Belanja Menjelang Idul Fitri, Kasus Corona di Indonesia Dikhawatirkan Melonjak Lagi, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Kerumunan massa di pasar tradisional di sejumlah daerah menjelang Hari Raya Idul Fitri disoroti oleh Presiden Joko Widodo dalam ratas persiapan Idul Fitri. Dia mengingatkan kembali mengenai protokol kesehatan.

"Saya melihat pasar-pasar tradisional saat ini sudah mulai ramai karena banyak masyarakat yang belanja dalam rangka persiapan hari raya. Saya ingin ini dipastikan ada pengaturan jarak yang baik, memakai masker, petugas di lapangan betul-betul bekerja untuk mengingatkan mengenai protokol kesehatan secara terus-menerus," ujar Jokowi.

Kasus berpotensi bertambah

Akan tetapi, kerumunan massa di pasar dan pusat perbelanjaan berisiko meningkatkan terjadinya kasus Covid-19.

Pakar matematika epidemiologi Nuning Nuraini, yang juga bagian dari tim SimcovID yang membuat permodelan kasus Covid-19 di Indonesia, menyebut meski PSBB diterapkan di sejumlah wilayah, pada kenyatannya "sikap masyarakat cenderung normal" dan "amat sangat berpotensi untuk timbulnya penambahan kasus".

"Jadi kontak yang dilakukan antar individu yang memicu tingginya angkanya penyebaran," kata dia.

"Tidak usah menghitung pakai kalkulasi yang seperti apa, kita bisa sangat melihat bahwa kerumunan terjadi di mana-mana, dikhawatirkan bahwa kalau di tempat-tempat perbelanjaan, droplet bisa menempel di barangnya. Jadi, kita tidak tahu walaupun sudah pakai masker, physical distancing tidak dijaga, kemungkinan untuk terjadinya penyebaran jadi lebih tinggi," ujarnya.

Merujuk pada permodelan yang dilakukan tim SimcovID yang terdiri dari sejumlah peneliti dari berbagai perguruan tinggi, jika contact rate penduduk di atas 50%, bahkan kembali normal ke 100%, dia mengatakan "risikonya hampir pasti akan ada lonjakan kasus".

Ia memperkirakan imbas dari kerumunan massa ini akan terlihat pada peningkatan kasus 10-14 hari ke depan, atau sekitar awal Juni.

Senada, pakar epidemiologi alumni dari London School of Hygiene & Tropical Medicine Inggris yang saat ini meneliti Covid-19 di Indonesia, Henry Surendra, menjelaskan kerumunan massa di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan ini otomatis meningkatkan risiko terjadinya penularan Covid-19.

"Kemungkinan besar pasca lebaran nanti akan ada tren peningkatan kasus," ujarnya.

Dia menambahkan, jika paparan virusnya terjadi hari ini, diperlukan waktu tujuh hari ke depan untuk mengetahui berapa orang yang terinfeksi.

"Dengan catatan sampelnya bisa diperiksa dan diperoleh hasilnya di hari yang sama. Prediksi menjadi sulit karena lamanya diagnosis delay berbeda-beda di setiap daerah, tergantung kapasitas lab yang memeriksa sampel dari daerah tersebut," kata dia.

Rumah sakit dan petugas medis paling terdampak

Nuning, yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi Insititut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, meski banyak orang yang tetap mematuhi ketentuan PSBB, "kepatuhan ini jadi tak bermakna" ketika sebagian lain tetap melakukan aktivitas yang tidak menjaga protokol kesehatan.

"Tentunya yang paling terdampak adalah rumah sakit dan petugas medis," kata Nuning.

Dia menambahkan, strategi yang bisa dilakukan adalah menyiapkan rumah sakit atau tempat yang digunakan untuk memfasilitasi orang-orang yang positif pada saat nanti lebaran atau setelahnya.

"Ini yang urgent. Takutnya nanti kolaps, kemudian rumah sakit malah ditutup karena banyak tenaga medisnya terdampak," jelasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Al Ihsan Bandung, Dewi Basmala Gatot, mengaku sangat khawatir terjadi lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 pasca-Lebaran.

Dewi mengambil sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi lonjakan pasien. Misalnya menyiapkan ketersediaan alat pelindung diri (APD) hingga H+14 Lebaran. Kemudian, jadwal dinas sudah disiapkan serapi mungkin. Selain itu memastikan tenaga kesehatan harus siap diminta tiba-tiba atau on call.

Untuk meningkatkan semangat para tenaga kesehatan, pihaknya dengan ketat memonitoring penggunaan APD sesuai prosedur.

Selain berpotensi meningkatkan kasus Covid-19, fenomena kerumunan massa ini juga kontraproduktif dengan upaya pemerintah untuk melonggarkan PSBB.

Menurut Henry, pakar epidemiologi, fenomena ini jelas menunjukkan ada pelanggaran protokol fisik dan sosial dan berpotensi menggagalkan upaya pemutusan rantai penularan yang sudah dilakukan di masyarakat.

"Ini juga bisa menjadi indikator bahwa sebenarnya masyarakat kita belum siap untuk melaksanakan norma baru, untuk hidup berdampingan dengan Covid-19," ujarnya.

Merujuk ketentuan WHO, Henry menjelaskan ada enam kriteria untuk bisa melakukan pelonggaran pembatasan sosial. Selain penularan harus terkendali, artinya tren kasus positif, PDP, ODP dan OTG sudah turun secara konsisten, masyarakat harus teredukasi menuju norma baru sebagai konsekuensi dari hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Jadi menurut saya pelonggaran PSBB belum tepat apabila dilakukan dengan kondisi saat ini," ujarnya.

"Kalau protokol PSBB masih dilanggar, maka target reproduction number ditekan di bawah satu itu belum tentu akan bisa dicapai setelah lebaran," imbuhnya.

Angka reproduksi di bawah 1, yang menunjukkan tingkat penularan virus tersebut, menjadi prasyarat pelonggaran PSBB.

Sementara itu, Nuning Nuraini mengatakan "hampir mustahil" menekan angka reproduksi di bawah 1 dengan kondisi yang terjadi saat ini.

"Karena faktor terbesar selama ini yang sangat ditekankan adalah physical distancing, tapi ini sudah dilanggar, ya sudah. Artinya yang paling dasar tidak terjadi, kami melihat dampaknya dalam dua minggu ke depan seperti apa," ujarnya.

Mudah-mudahan sudah terbentuk kekebalan kelompok. Jadi kekebalan itu ada, jadi risikonya tidak terlalu tinggi.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 2181855770282666232

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item