Nasib Penjual Kopi di Pinggir Jalan: Warung Tutup karena Corona, Duit Habis, Tak Ada Bantuan Pemerintah

Nasib Penjual Kopi di Pinggir Jalan: Warung Tutup karena Corona, Duit Habis, Tak Ada Bantuan Pemerintah, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Kasus COVID-19 di Indonesia dan dunia masih terus bertambah, dan angka kematian dan angka positif terjangkit virus corona semakin hari semakin bertambah. 

Hal ini membuat World Health Organization (WHO) mengimbau seluruh masyarakat di dunia untuk melakukan physical distancing demi mencegah penyebaran virus corona.

Imbas dari virus tersebut berdampak pada semua usaha makanan, dari restoran hingga Pedagang Kaki Lima (PKL). Seperti salah satunya pedagang kopi yang berada di kawasan universitas negeri di Kota Samarinda.

Salah satu pedagang kopi tersebut mengaku telah kehilangan pemasukannya akibat pandemi corona hingga saat ini. Agus Supriatina (56) terpaksa berhenti berjualan sejak awal virus corona masuk di Kota Tepian, dan ditambah lagi dengan kebijakan kepada seluruh mahasiswa untuk belajar di rumah.

Agus, nama panggilan akrabnya, mengatakan kepada awak media bahwa dirinya bergantung pada uang tabungan yang dikumpulkannya selama berjualan, untuk mencukupi kebutuhan dan membayar indekos tempat ia tinggal bersama keluarga kecilnya.

Selama Agus tidak berjualan, lama kelamaan uang tabungannya mulai menipis. Ia pun mulai memikirkan bagaimana caranya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya bersama keluarga kecilnya.

“Akhirnya saya bersama keluarga memutuskan untuk meninggalkan kos-kosan dan tinggal di tempat saya berjualan bersama istri dan anak saya,” katanya.

Warung yang berukuran sekitar 4 x 4 meter tersebut menjadi tempat ia dan keluarganya berjualan sekaligus berteduh dari panasnya matahari dan dinginnya hujan.

Agus mengaku khawatir jika virus corona ini terus berlanjut, bagaimana dengan dirinya dan keluarga ke depan.

"Saya bingung buat ke depannya, ini hanya mengharapkan bantuan saja karena untuk bekerja juga susah, gak tau mau bekerja apa," jelasnya. 

Selain harus memikirkan tempat tinggal, Agus sebagai kepala keluarga juga harus menghidupi istri dan ketiga anaknya yang dua diantaranya masih berusia 1 dan 2 tahun. 

Sedangkan anak pertamanya sudah berusia 24 tahun dan sedang berkuliah di Universitas Mulawarman, dengan bantuan beasiswa namun tidak tinggal bersama dengannya. 

Agus pun mengaku dari awal corona muncul hingga sampai saat ini, dirinya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik itu berupa sembako ataupun Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Belum ada dapat bantuan dari pemerintah, kami dapat bantuan dari salah satu para dermawan. Untuk anak saya sendiri, alhamdulillah mendapatkan beasiswa Bidikmisi dan masih bisa melanjutkan sekolahnya,” ucapnya.

Agus berharap semoga pembagian bansos (bantuan sosial) bisa tepat sasaran dan sesuai dengan data yang ada di lapangan.

“Semoga bantuan tersebut tetap sasaran, sesuai dengan data yang ada di lapangan,” pungkasnya.


Related

News 1153389460142972

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item