OnlyFans, Media Sosial Khusus Dewasa yang Kontroversial (Bagian 2)

OnlyFans, Media Sosial Khusus Dewasa yang Kontroversial,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (OnlyFans, Media Sosial Khusus Dewasa yang Kontroversial - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Saat ini tidak ada persyaratan hukum bagi platform online untuk memantau konten eksplisit yang bisa berasal dari pengguna di bawah umur - itu berarti bahwa kreator konten dan orang yang membelinya bisa dijerat pidana bila ada tindakan.

Seorang juru bicara Departemen Dalam Negeri Inggris mengatakan bahwa sudah ada rencana untuk menerapkan persyaratan hukum seperti itu. "Dokumen Online Harms White kami memaparkan rencana untuk memperkenalkan legislasi pertama di dunia untuk menangkal konten berbahaya di dunia maya," ujarnya.

"Rencana itu juga termasuk menempatkan kewajiban hukum pada platform online yang didukung oleh regulator independen, untuk meminta pertanggungjawaban mereka."

Undang-undang yang mengatur penjualan layanan seksual tidak memuat klausul tentang iklan di dunia maya. Alih-alih, praktik itu diatur oleh aturan-aturan lain seputar material tidak senonoh.

Para pengguna OnlyFans yang tampil di film dokumenter tidak menukar layanan seksual dengan uang para pengikutnya. Meskipun Lauren berusaha untuk membalas sebanyak mungkin pengikutnya untuk memaksimalkan untung, ia mengaku tidak pernah tergoda untuk melangkah lebih jauh.

Diminta mengingat pesan-pesan yang pernah ia terima, Lauren mengatakan: "’Maukah kamu tidur denganku, aku kasih 5000 [poundsterling]?` Saya hanya bilang, tidak."

Tapi ia bersikeras itu tidak membuatnya berhenti menikmati apa yang ia lakukan: "Saya suka kebebasan yang diberikan, dan perayaan akan bentuk perempuan."

"Aturannya memang menyatakan Anda harus berusia minimal 18 tahun untuk mendistribusikan konten dewasa. Namun karena usia dewasa 16 tahun dan sangat sedikit regulasi di internet, ini menjadi semacam wilayah abu-abu," kata jurnalis Ellie Flynn, yang melaporkan isu ini di film dokumenter.

"Hannah dilaporkan ke polisi setelah beberapa temannya menemukan akun OnlyFans miliknya; polisi mengonfirmasi ke Hannah, tapi gadis itu bilang polisi mengatakan, “Kami tidak akan menuntut Anda untuk ini.”

"Karena ia membuat kontennya sendiri, ia menjadi korban sekaligus pelaku."

Eliie berpendapat, tanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan yang lebih ketat pada usia orang yang mendaftar pada suatu platform ada pada platform itu sendiri, tapi mengatakan penting untuk diingat bahwa banyak perempuan secara sadar memilih pekerjaan ini.

"Jangan sampai kita menyensor orang dewasa yang ingin bekerja di sesuatu seperti OnlyFans - kami tidak mengatakan ini buruk dan tidak boleh dilakukan. Tapi memang susah, saya tidak mau kedengaran seperi perempuan tua yang ketinggalan zaman dari anak 16 tahun, tapi saya juga tidak mau bilang `yah, keren, silakan lakukan OnlyFans`."

"Jika remaja usia 15 tahun berpikir mereka bisa mendapat banyak uang dari menjual beberapa foto telanjang, beberapa orang mungkin akan mencobanya. Adalah tanggung jawab orang dewasa yang menjalankan platform ini untuk memastikan mereka tidak berhasil.

"Banyak perempuan ini melakukannya murni karena mereka ingin. Penting untuk mengadakan diskusi terbuka tanpa menstigmatisasi pekerjaan seks, tapi juga mengatakan bahwa pekerjaan ini bisa berbahaya, dan penting untuk memikirkan apakah ini hal yang benar-benar tepat bagi Anda."

Dalam pernyataan yang dikirimkan kepada BBC, OnlyFans mengatakan: "Kami terus mengawasi sistem kami untuk memastikan mereka sekuat mungkin, untuk memastikan bahwa OnlyFans beroperasi sesuai dengan semua legislasi dan pedoman.

“Jika kami dikabari tentang individu di bawah umur yang telah berhasil atau mencoba mendapatkan akses tidak sah pada platform, kami akan segera bertindak untuk menginvestigasi dan menangguhkan akun tersebut.

"Kami ingin menekankan bahwa kami telah memperkuat protokol Dukungan dan Kepatuhan kami dalam berurusan dengan kemungkinan isu-isu seperti ini. Kami telah secara signifikan mengubah dan memutakhirkan proses verifikasi usia dan identitas kami, mempersulit orang-orang di bawah umur mencurangi sistem dan mendapatkan akses tanpa bantuan spesifik dari orang dewasa.

"Pada akhir Mei 2019, kami menerapkan langkah keamanan ekstra pada proses verifikasi akun kami, sehingga kreator sekarang harus memberikan swafoto bersama KTP, untuk membuktikan bahwa KTP yang digunakan memang milik si pembuat akun."

Related

Internet 4831067569684571352

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item