Hati-hati, Begini Penipuan Kartu Kredit Bermodus Gesek Tunai (Bagian 2)

Hati-hati, Begini Penipuan Kartu Kredit Bermodus Gesek Tunai naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Hati-hati, Begini Penipuan Kartu Kredit Bermodus Gesek Tunai - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Aturan ini tertuang jelas pada peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012, yang menyebutkan bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran yang digunakan untuk transaksi belanja di merchant, bukan praktik pinjaman uang dengan limit tinggi.

Disebutkan juga bahwa pemerintah akan menindak tegas para merchant yang membantu nasabah melakukan gesek tunai.

Selain menyebabkan kredit macet, praktik gestun juga rentan menjadi ladang penipuan. Modusnya beragam, mulai dari penawaran pinjaman dana instan hingga pembayaran sejumlah merchant, yang intinya para pelaku bermodus gestun ini mengincar data penting pemilik kartu kredit.

Setelah mendapatkan data penting ini, mereka akan menggunakan kartu kredit korban untuk kepentingan pribadi. Sehingga pemilik kartu kredit akan mendapatkan tagihan pemakaian setiap bulan, kendati tidak pernah menggunakannya.

Bagi Anda yang baru akan membuat kartu kredit atau yang sudah memiliki kartu kredit, sebaiknya ketahui berbagai penipuan gestun kartu kredit ini.

Modus-modus penipuan gestun kartu kredit

1. Menawarkan pembuatan kartu kredit secara online

Indonesia termasuk dalam negara dengan jumlah pengguna kartu kredit rendah, dengan hanya 15% dari total jumlah penduduk. Hal ini disebabkan bukan karena masyarakat tidak tertarik dengan produk keuangan satu ini. Melainkan karena proses pembuatannya yang rumit dan lama.

Proses pengajuan kartu kredit sering mewajibkan calon nasabahnya untuk mengumpulkan sejumlah dokumen, seperti Kartu Tanda Penduduk, struk gaji 3 bulan terakhir, bahkan jenis pekerjaan yang dimiliki.

Setelah dokumen dilengkapi, calon nasabah masih harus bersabar menunggu cetakan kartu kredit. Sementara pihak bank akan melakukan verifikasi lebih dulu untuk menilai kelayakan besaran limit calon nasabah. Biasanya, limitnya di bawah ekspektasi calon nasabah. Inilah yang membuat masyarakat ogah mengajukan kartu kredit.

Beberapa oknum memanfaatkan kesempatan ini, dengan menawarkan jasa pembuatan kartu kredit secara online, tanpa harus bertatap muka dan dengan limit tinggi. Ketika korban menyetujui dan memberikan data-data penting terkait keuangan mereka, penipu akan menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan lain secara ilegal.

Beberapa bank memang memiliki fasilitas pembuatan kartu kredit online. Namun tetap mewajibkan pertemuan tatap muka dengan pihak bank, untuk pemberian kartu dan penandatanganan sejumlah dokumen. Jika Ada yang menawarkan pembuatan kartu kredit secara online dan tanpa tatap muka, jelas masuk dalam modus penipuan gestun kartu kredit.

2. Modus pemberian cashback atau voucher belanja

Praktiknya adalah penipu akan menelepon pemilik kartu kredit, menawarkan sejumlah cashback dan voucher belanja, jika melakukan transaksi bersama mereka, berupa belanja online. Seringkali, penipuan ini juga berkedok PayLater. Pelakunya sering mengaku pemilik agen perjalanan. Anda diminta melakukan pembelian tiket pesawat dengan harga sangat murah dan gratis voucher belanja.

Nyatanya, agan perjalanan yang disebut tidak pernah bekerjasama dengan si penipu. Akhirnya, Anda harus berhutang untuk sesuatu yang tidak pernah Anda miliki. Sebaiknya, sebelum tergoda dengan tawaran harga lebih rendah dan beragam diskon, cek dulu kredibilitas perusahaan yang menawarkan layanan tersebut.

3. Modus dana instan pinjaman besar

Modus penipuan gestun kartu kredit selanjutnya adalah menawarkan pinjaman besar secara instan. Biasanya, penipu akan menelepon calon korbannya, dan menawarkan pinjaman online dalam jumlah besar, atau menjadi perantara antara korban dengan lembaga keuangan yang memberikan pinjaman.

Contohnya, si A ingin mengajukan pinjaman online di XXX, namun jumlah pendapatan bulanannya tidak memenuhi syarat atau kriteria yang ditentukan XXX. Di sinilah penipu masuk, dengan seolah-olah memberikan bantuan dengan menggunakan data pribadinya untuk mengajukan pinjaman di XXX.

Korban akan diminta mentransfer sejumlah uang sebagai uang muka. Kemudian memberikan data pribadi. Namun, setelah uang ditransfer, pinjaman yang korban butuhkan tidak pernah diterima. Sebaiknya, jika ada yang menawarkan hal seperti ini melalui sambungan telepon, langsung tolak saja.

Related

Technology 7951382122442729566

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item