Selama Wabah Corona Masih Ada, Anda Berisiko Jadi Pengangguran

Selama Wabah Corona Masih Ada, Anda Berisiko Jadi Pengangguran, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah satu kesatuan, tidak terpisahkan. Selama virus asal Provinsi Hubei, Republik Rakyat China, ini masih merajalela, maka menjadi pengangguran adalah risiko yang sangat nyata.

Mengapa virus corona bisa membikin PHK?

Sebab virus ini menyebar dengan sangat cepat. Dalam waktu kurang dari lima bulan, virus corona sudah menginfeksi lebih dari 3,7 juta orang. Korban jiwa tidak kurang dari 250.000 ribu orang.

Virus corona kini sudah menyebar di lebih dari 200 negara dan teritori. Hampir tidak ada tempat yang aman.

Penyebaran virus corona berbanding lurus dengan interaksi dan kontak antar-manusia. Semakin tinggi kontak dan interaksi, maka semakin besar kemungkinan untuk tertular.

Oleh karena itu, berbagai negara menetapkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Kantor dan pabrik ditutup, sekolah diliburkan, restoran dilarang melayani makan-minum di tempat, warga dilarang keluar rumah kecuali untuk urusan yang mendesak, dan sebagainya.

Social distancing terbukti mampu memperlambat laju penyebaran virus corona. Namun kebijakan ini harus dibayar dengan harga yang sangat mahal, yaitu aktivitas ekonomi jadi mati suri.

Dunia usaha dibikin pening karena pemasukan minim bahkan mungkin nihil. Sementara argometer biaya (cost) terus bergerak. Efisiensi jadi sulit dihindari, salah satunya dengan PHK.

Amerika Serikat (AS) baru mengumumkan data ketenagakerjaan terkini. Hasilnya mencengangkan. Pada April 2020, jumlah lapangan kerja di AS menyusut 20,5 juta. Ini adalah penurunan terdalam sejak Depresi Besar pada 1930-an.

Lapangan kerja yang mengkerut membuat angka pengangguran di Negeri Paman Sam melonjak tinggi. Per bulan lalu, tingkat pengangguran AS mencapai 14,7%, tertinggi sejak Perang Dunia II.

"Laporan ini menunjukkan betapa masifnya dampak kebijakan untuk menanggulangi penyebaran virus corona terhadap para pekerja di AS. Kami memahami bahwa data ini masih belum mencerminkan kondisi akhir April dan awal Mei," kata Menteri Ketenagakerjaan AS, Eugene Scalia, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Tambahan jumlah pengangguran tidak hanya terjadi di AS, tetapi di hampir seluruh negara. Indonesia? Tidak terkecuali.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan dalam setahun terakhir jumlah pengangguran bertambah 60.000 orang menjadi 6,88 juta orang. Data ketenagakerjaan di Indonesia dirilis dua kali dalam setahun, setiap Februari dan Agustus. Perbandingan Februari ke Februari atau Agustus ke Agustus adalah yang lebih disarankan, karena menghilangkan faktor musiman.

Biasanya, angka pengangguran cenderung turun dari Februari ke Februari. Namun tahun ini malah naik.

Kemudian, BPS mencatat jumlah iklan lowongan kerja di seluruh sektor mengalami penurunan yang konsisten. Artinya, perusahaan tidak mencari karyawan baru atau tidak mencari pengganti untuk karyawan yang kena PHK.

Tidak hanya itu, sepanjang April terjadi peningkatan pencarian kata kunci 'Kartu Prakerja'. Ini mengindikasikan lonjakan pekerja yang terdampak pandemi virus corona.

"Dampak pandemi Covid-19 mulai terasa. Kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) pada Februari 2020 turun 28,85% dibandingkan Februari 20129," sebut laporan BPS.

BPS juga mengukur dampak pandemi virus corona untuk pekerja di berbagai sektor usaha. Ada yang dampaknya minim, sedang, agak besar, dan besar.

Dampak minimal terhadap pekerja terjadi di sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor ini masih bisa berjalan karena menyediakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Kemudian dampak sedang kepada pekerja dialami oleh sektor industri pengolahan/manufaktur. Sebagian sektor manufaktur non-esensial memang menghentikan sementara proses produksi, tetapi masih ada yang menjalankan aktivitas meski dalam kapasitas terbatas.

Sedangkan dampak agak berat dialami oleh pekerja di sektor transportasi dan pergudangan. Maklum, social distancing membuat masyarakat #dirumahaja. Bagaimana sektor transportasi bisa menggeliat?

Terakhir, dampak paling berat akan dialami oleh pekerja di sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum. Sektor ini mengandalkan orang-orang yang pelesiran. Sekarang mana ada yang namanya pelesiran.

Sebelum pandemi virus corona mereda, situasi akan terus seperti ini bahkan bisa lebih parah. Oleh karena itu, semoga pandemi ini bisa segera berakhir, sehingga masyarakat bisa kembali produktif. Kalau corona masih merajalela, maka sepertinya kita harus pasang kuda-kuda saat menjadi korban PHK.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 1481684050257902821

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item