Biografi Che Guevara, Tokoh Revolusi Kuba yang Legendaris (Bagian 2)

Biografi Che Guevara, Tokoh Revolusi Kuba yang Legendaris, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Che Guevara, Tokoh Revolusi Kuba yang Legendaris - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pada saat revolusi dimenangkan, Guevara merupakan orang kedua setelah Fidel Castro dalam pemerintahan baru Kuba, dan yang bertanggung jawab menggiring Castro ke dalam komunisme merdeka, bukan komunisme ortodoks ala Moskwa yang dianut beberapa teman kuliahnya.

Che mengorganisasi dan memimpin "Instituto Nacional de la forma Agraria", yang menyusun hukum agraria yang isinya menyita tanah-tanah milik kaum feodal (tuan tanah), mendirikan Departemen Industri, dan ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba, dan menggusur orang-orang komunis dari pemerintahan serta pos-pos strategis.

Ia bertindak keras melawan dua ekonom Perancis yang beraliran Marxis, yang diminta nasehatnya oleh Fidel Castro dan yang menginginkan Che bertindak lebih perlahan.

Che pula yang melawan para penasihat Uni Soviet. Dia mengantarkan perekonomian Kuba begitu cepat ke komunisme total, menggandakan panen dan mendiversifikasi produksi yang ia hancurkan secara temporer.

Kunjungan ke Indonesia dan beberapa negara lain

Pada 1959, Guevara menikahi Aledia March. Pada 12 Juni 1959, belum genap enam bulan sesudah Revolusi Kuba meraih kemenangan, Castro mengutus Che selama tiga bulan untuk mengunjungi 14 negara Asia, kebanyakan negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung, tahun 1955.

Pada rentang tiga bulan inilah Che berkunjung ke Jakarta, dan menyempatkan diri ke Borobudur.

Setahun kemudian, pada 13 Mei 1960, Presiden Soekarno mengunjungi Kuba. Di Bandara Jose Marti, Havana, Soekarno disambut oleh Presiden Kuba, Fidel Castro, Che Guevara, dan deretan pejabat Kuba lain.

Sekembalinya ke Kuba, Che diangkat sebagai Menteri Perindustrian, menandatangani pakta perdagangan (Februari 1960) dengan Uni Soviet yang melepaskan industri gula Kuba pada ketergantungan pasar Amerika. Ini merupakan isyarat akan kegagalannya di Kongo dan Bolivia, sebuah aksioma kekeliruan yang tak akan terelakkan.

"Tidak penting menunggu sampai kondisi yang memungkinkan sebuah revolusi terwujud, sebab fokus instruksional dapat mewujudkannya," ucapnya. Dan dengan ajaran Mao Ze Dong, ia percaya bahwa daerah-daerah pasti membawa revolusi ke kota yang sebagian besar penduduknya adalah petani.

Juga pada saat ini ia menyebarkan filosofi komunisnya (diterbitkan kemudian dalam "The Socialism and Man in Cuba", 12 Maret 1965). Ia meringkas pahamnya menjadi, "Manusia dapat sungguh mencapai tingkat kemanusiaan yang sempurna, ketika berproduksi tanpa dipaksa oleh kebutuhan fisiknya, sehingga ia harus menjual dirinya sebagai barang dagangan".

Konfrontasi dengan Uni Soviet

Penentangan resminya terhadap komunis Uni Soviet tampak ketika dalam organisasi untuk Solidaritas Asia Afrika di Aljazair (Februari 1965), ia menuduh Uni Soviet sebagai kaki tangan imperialisme dengan berdagang tak hanya dengan negara-negara blok komunis, dan memberikan bantuan pada negara berkembang sosialis atas pertimbangan pengembaliannya.

Ia juga menyerang pemerintahan Soviet atas kebijakan hidup bertetangga dan juga atas Revisionisme.

Guevara mengadakan konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program revolusioner, pemberontakan, kerjasama gerilya dari Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Di samping itu, setelah terpaksa berhubungan dengan Amerika Serikat, ia sebagai perwakilan Kuba di PBB menyerang negara-negara Amerika Utara atas keserakahan mereka, dan imperialisme yang kejam di Amerika Latin.

Sikap Che yang tidak kenal kompromi pada dua negara kapitalis, mendorong negara komunis untuk memaksa Castro memberhentikan Che (1965), bukan secara resmi tetapi secara nyata.

Untuk beberapa bulan, tempat tinggalnya dirahasiakan, dan kematiannya santer diisukan. Ia berada di berbagai negara Afrika, terutama Kongo, di mana dia mengadakan survei akan kemungkinan mengubah pemberontakan Kinshasa menjadi sebuah revolusi komunis dengan taktik gerilya Kuba.

Ia kembali ke Kuba, melatih para sukarelawan untuk proyek ini, dan mengirim kekuatan 120 orang Kuba ke Kongo. Anak buahnya bertempur dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak demikian halnya dengan para pemberontak Kinshasa. Mereka sia-sia saja melawan kekejaman Belgia. Dan, ketika musim gugur 1965, Che meminta Castro untuk menarik mundur saja bantuan Kuba.

Kematian Che Guevara

Petualangan revolusioner terakhir Che adalah di Bolivia, karena ia salah memperkirakan potensi negara itu, yang mengakibatkan konsekuensi buruk. Tertangkapnya Che oleh tentara Bolivia pada 8 Oktober 1967 adalah akhir dari segala usahanya, dan hukuman tembak dijatuhkan sehari setelah itu.

Pada 12 Juli 1997, jenazahnya dikuburkan kembali dengan upacara kemiliteran di Santa Clara, di provinsi Las Villas, di mana Guevara mengalami kemenangan dalam pertempuran ketika revolusi Kuba.

Che menjadi legenda. Ia dikenang karena keganasannya, penampilannya yang romantis, gayanya yang menarik, sikapnya yang tak kenal kompromi, dan penolakan atas penghormatan berlebihan atas semua reformasi murni dan pengabdiannya untuk kekejaman dan sikapnya yang flamboyan.

Ia juga idola para pejuang revolusi dan bahkan kaum muda generasi tahun 1960-1970 atas tindakan revolusi yang berani, yang tampak oleh jutaan orang muda sebagai satu-satunya harapan dalam perombakan lingkup borjuis kapitalisme, industri, dan komunisme.

Penghormatan terhadap Che Guevara

Berbagai tokoh sastra, musik dan seni, telah mempersembahkan komposisinya kepada Che Guevara. Penyair Chili, Pablo Neruda, mempersembahkan kepadanya puisi Tristeza en la muerte de un héroe (Kesedihan karena kematian seorang pahlawan) dalam karyanya, Fin del mundo (Akhir dunia) pada 1969.

Pengarang Uruguay, Mario Benedetti, menerbitkan pada 1967 serangkaian puisi yang dipersembahkan kepadanya, dengan judul A Ras del Sueño (Pada tingkat impian).

Penyanyi Carlos Puebla mempersembahkan sebuah lagu, Hasta siempre comandante Che Guevara (Untuk selamanya komandan Che Guevara), dan Los Fabulosos Cadillacs, Gallo Rojo (Ayam jantan merah), yang muncul dalam album El León (Singa) pada 1991.

Related

History 7501372369003397309

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item