Jakarta Terancam Bom Waktu Lonjakan Kasus Corona, Akibat PSBB Transisi

Jakarta Terancam Bom Waktu Lonjakan Kasus Corona, Akibat PSBB Transisi, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pemprov DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi mulai 5 Juni lalu. Aktivitas di sejumlah sektor dibuka kembali secara bertahap meski ada pembatasan.

PSBB masa transisi diterapkan meski laju penularan virus corona (Covid-19) belum sepenuhnya berhenti di ibu kota. Ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, menilai pembukaan kembali sektor perekonomian dan area publik berpotensi membuat penularan virus corona kembali melonjak.

Pandu melihat ada potensi kemunculan klaster-klaster baru. Dengan kata lain, dia menilai saat ini belum waktunya sektor perekonomian dan area publik kembali dibuka.

"Pasti akan ada potensial peningkatan kasus, dan iya pasti pasti ada, memunculkan klaster-klaster baru saat sektor-sektor ekonomi dan sosial dibuka," kata Pandu.

Saat PSBB transisi diterapkan, Pemprov DKI Jakarta membuka kembali tempat ibadah, tempat kerja dan tempat usaha, meliputi perkantoran, rumah makan, perindustrian, pergudangan, pertokoan, retail, show room (mandiri), serta layanan pendukung, seperti fotokopi hingga bengkel.

Sementara itu, taman rekreasi indoor dan outdoor, serta kebun binatang dibuka mulai 20 Juni.

Pembukaan kembali aktivitas di transportasi umum, pasar, perkantoran hingga mal merupakan tempat yang potensial ramai dikunjungi masyarakat, kata Pandu, sangat berpotensi memunculkan klaster baru. Alasannya, karena tempat-tempat tersebut merupakan titik keramaian masyarakat.

Padahal Pemprov DKI Jakarta tentu paham bahwa virus corona mudah menyebar luas di kerumunan orang.

"Tapi ya harus ada pencegahan. Orang-orang yang di tempat itu harus berdisiplin, ikuti protokol kesehatan untuk melakukan pencegahan," kata Pandu.

Belakangan ini, PD Pasar Jaya menyebut pasar tradisional menjadi klaster baru penularan virus corona di DKI Jakarta. Dirut Pasar Jaya, Arief Nasruddin, mencatat sudah ada 19 pasar ditutup selama tiga hari, setelah diketahui 51 pedagangnya positif corona.

Lebih lanjut, Pandu menilai kondisi Jakarta saat ini belum tepat untuk menerapkan pelonggaran bagi kegiatan ekonomi dan sosial. Sebab, angka penyebaran virus corona di DKI Jakarta masih relatif tinggi.

Sejak 9 Juni lalu, penambahan kasus pasien positif harian juga meningkat tajam di DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta mencatat ada 239 kasus baru di Ibu Kota pada 9 Juni lalu. Angka itu memecahkan rekor pada PSBB masa transisi.

Terlebih lagi, lanjut Pandu, banyak masyarakat DKI justru salah memaknai pembukaan kembali kegiatan ekonomi dan sosial saat PSBB transisi yang dimaknai Pemprov DKI. Saat ini, kata dia, masyarakat justru banyak yang berbondong-bondong keluar rumah tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

"Karena kita juga enggak mungkin menekan penduduk tinggal di rumah berbulan-bulan, dan kini sebagian sudah mulai melanggar," kata Pandu.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 1845801290508912599

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item