Kisah 4 Orang di 4 Negara, yang Meninggal di Hari yang Sama Akibat Corona (Bagian 1)

Kisah 4 Orang di 4 Negara, yang Meninggal di Hari yang Sama Akibat Corona naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Jutaan orang di seluruh dunia dinyatakan terkonfirmasi positif virus corona sejak pertama kali muncul di China tahun lalu. Sementara ratusan ribu meninggal dunia. Hanya sedikit negara yang tidak terkena dampaknya.

Berikut ini adalah kisah empat kematian di tiga benua yang terjadi pada hari yang sama.

Italia

Maria Pollidori masuk ke rumah sakit di Italia akhir Februari untuk operasi kanker perut. Semua tampak berjalan lancar, dan keluarganya bersiap menyambutnya pulang. Namun, pada anggal 9 April, mereka menerima telepon dari rumah sakit yang berkata ibu berusia 84 tahun ini dites positif virus corona.

Italia adalah pusat pandemi global, dengan catatan kematian akibat virus corona terbanyak di dunia sejauh ini. Di wilayah Marche, lokasi tempat tinggal Maria dan keluarganya, ada ribuan kasus. Namun keluarga Maria tidak tahu bahwa ia memperlihatkan gejala.

Anaknya, Pierluigi, mengatakan hal terberat adalah tidak bisa bersamanya “di saat ia sangat membutuhkan kami”.

Kematian Maria pada 12 April tidak hanya dirasakan oleh keluarganya. Maria bekerja sebagai perawat dan bidan selama 25 tahun, dan ia dikenal baik di kota kecil Porto Potenza yang terletak di tepi pantai. Namun karena pandemi, tak ada yang bisa memberi penghormatan terakhir kepadanya.

Kisah seperti ini terdengar di seluruh negeri.

Amerika Serikat

Ribuan kilometer jauhnya, juga tanggal 12 April, di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, Phillip Tsai-Brooks dan suaminya, Anthony, berada di rumah sakit karena Covid-19.

Kisah mereka adalah cinta pada pandangan pertama, karena mereka diperkenalkan oleh teman bersama.

Mereka menikah tahun 2014 di kapal pesiar di Teluk San Francisco. Mereka mengajak ibu Phillip untuk ikut serta dalam perjalanan bulan madu ke Puerto Rico – sebagaimana yang sering mereka lakukan dalam perjalanan internasional mereka.

Phillip, anak dari lima bersaudara, selalu bermimpi jadi penata rambut dan suatu hari membuka salon sendiri. Ambisinya terwujud ketika ia membuka studio rambut bernama Extreme Opulence. Belakangan, ia mengajar penataan rambut.

Anthony, yang sering dipanggil Tony, anak tunggal dan menghabiskan hidup di Angakatan Udara AS, sebelum bekerja di bidang anggaran di pemerintah kota Live Oak.

Veteran yang kharismatik ini sering membawa permen ke kantor, dan meletakannya di dalam toples di meja untuk diambil siapa saja.

Keluarga dan teman-temannya menggambarkan Phillip dan Tony sebagai pasangan sempurna. Mereka bermimpi suatu saat mengadopsi anak. Namun hidup dan impian mereka secara tragis terenggut oleh pandemi.

Dalam unggahan di Facebook akhir Maret, Phillip, 42 tahun, bilang bahwa ia merasa tidak sehat dan diperintahkan untuk mengkarantina diri untuk jaga-jaga. Enam hari kemudian, ia dirumahsakitkan, positif virus corona. Tony, 52 tahun, dibawa ke rumah sakit berbeda untuk gejala yang sama.

Digambarkan oleh seorang kakak Phillip, pasangan ini memasuki babak terakhir kisah cinta mereka.

Tony dipindahkan ke rumah sakit yang sama dengan Phillip. Kondisi mereka berdua memburuk, dan terbaring di kamar yang bersebelahan. Phillip meninggal 12 April akibat serangan jantung dari kompikasi akibat Covid-19. Dua hari kemudian, Tony meninggal.

“Kehilangan yang meyedihkan. Namun cinta mereka akan terus abadi,” kata kakak Phillip.

Baca lanjutannya: Kisah 4 Orang di 4 Negara, yang Meninggal di Hari yang Sama Akibat Corona (Bagian 2)

Related

World's Fact 748361853219482650

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item