Unilever Boikot Iklan, Saham Facebook dan Twitter Langsung Rontok

Unilever Boikot Iklan, Saham Facebook dan Twitter Langsung Rontok, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Menyusul keputusan Unilever untuk mencabut semua iklannya dari Facebook dan Twitter, saham kedua perusahaan media sosial itu pun melemah.

Pada perdagangan Jumat kemarin, saham Facebook tergelincir 4,6 persen pada perdagangan sesi awal. Pada akhir perdagangan saham terperosok lebih dalam, yakni 8,3 persen menjadi US$ 216,08 per lembar. Sementara saham Twitter anjlok 7.4 persen menjadi US$29.05.

Sebelumnya, Unilever menegaskan tidak akan memasang iklan di Facebook, Twitter dan Instagram hingga akhir tahun. Alasannya, perusahaan menilai penguna media sosial tersebut senang mengunggah ujaran kebencian yang membuat kondisi politik terpolarisasi. Unilever bertekad untuk mengawasi perkembangan ini dan meninjau ulang posisi perusahaan jika dibutuhkan.

"Melanjutkan iklan di platform tersebut saat ini tidak akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan komunitas," kata Unilever dalam pernyataan resmi yang dikirim melalui e-mail.

Keputusan Unilever ini dikhawatirkan akan memicu langkah serupa dari pengiklan lain yang selama ini banyak berpromosi di Facebook. Unilever yang memayungi merek seperti mayones Hellmann's dan Axe diketahui memiliki anggaran iklan tahunan mencapai US$ 8 juta.

Saat ini, perusahaan berbasis produk konsumsi terkemuka, termasuk produsen perlengkapan kegiatan outdoor Patagonia dan Verizon Communications Inc., yang mengklaim bahwa platform media sosial - khususnya Facebook - mendapat untung dari  pengguna yang membagikan ujaran kebencian dan menyebarkan informasi yang salah.

Unit usaha Honda Motor Co. di AS juga mengatakan akan bergabung dengan boikot dan menghentikan iklan di Facebook dan Instagram pada bulan Juli. Hal tersebut diungkapkan setelah Unilever memutuskan kebijakan penghentian iklan di dua media sosial tersebut.

Berdasarkan informasi dilansir Bloomberg, lebih dari 100 perusahaan memutuskan hal serupa. Twitter yang tidak menjadi target penting dari pemboikotan iklan pun menerima kritik serupa.

CEO Facebook Mark Zuckerberg telah menanggapi kritik yang berkembang tentang disinformasi di media sosialnya. Dia mengumumkan perusahaan akan melabeli semua posting yang berhubungan dengan pemungutan suara dengan tautan yang mendorong pengguna untuk melihat pusat informasi, dan memperluas definisi larangan ujaran kebencian di dalam iklan.

Adapun Twitter mengungkapkan Unilever telah menghubungi perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk mengumumkan hal ini kepada publik.

VP Global Client Solutions Twitter Inc. Sarah Personette mengungkapkan, misi perusahaan adalah melayani pembicaraan publik dan memastikan Twitter adalah tempat di mana masyarat dalam menjalin koneksi, mencari dan menerima informasi autentik dan terpercaya serta mengemukakan pendapat dengan bebas dan aman.

Related

News 4104938840020829894

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item