Ada 9 Orang Positif Corona, Penjual Tahu Kupat di Solo Jadi Klaster Baru Covid-19

Ada 9 Orang Positif Corona, Penjual Tahu Kupat di Solo Jadi Klaster Baru Covid-19,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Sembilan orang terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) setelah melakukan kontak erat dengan seorang penjual tahu kupat di sekitar RS Kasih Ibu, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo menetapkan kasus pedagang tahu kupat ini sebagai klaster baru setelah kasus positif di RS dr Moewardi.

Kepala Dinkes Kota Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan pedagang tahu kupat tersebut terkonfirmasi positif virus corona, pada Jumat lalu. Setelah melakukan contact tracing diketahui 60 orang kontak erat dengan pedagang tersebut.

"Mereka sudah kita tes PCR semua. Hasilnya baru keluar 48, tapi sudah positif 9 orang," kata Siti.

Siti menyebut kasus positif Covid-19 penjual tahu kupat ini termasuk klaster dengan tingkat penularan tinggi. Mengingat dari 48 orang yang mengikuti tes PCR, sembilan orang dinyatakan positif. Artinya, positivity rate klaster ini mencapai 18,7 persen.

Menurut Siti, sembilan orang positif Covid-19 itu berdomisili di Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Boyolali.

Dua orang di antaranya masih memiliki hubungan keluarga dengan pedagang tahu kupat. Sementara sisanya merupakan warga yang sering berinteraksi dengan pedagang tersebut.

"Ada yang tukang becak, penjual di warung sampingnya, sama ada juga yang dari karyawan RS Kasih Ibu," katanya.

Lebih lanjut, Siti menyatakan Dinkes Solo telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah lain agar melakukan contact tracing terkait pasien positif yang tinggal di luar Solo agar penularan tidak terus meluas.

"Itu kan harus ditelusuri lagi, dia di rumah interaksi dengan siapa saja, keluarganya ada berapa, dan seterusnya. Jadi ada kemungkinan ini akan berkembang terus," ujarnya.

Lurah Purwosari, Suharti menerangkan penjual tahu kupat di sekitar RS Kasih Ibu tersebut dipastikan positif Covid-19 setelah tiga hari berstatus sebagai Pasien Dalam Pengamatan (PDP). Sejak empat tahun terakhir, ia tinggal di Kelurahan Cemani, Kabupaten Sukoharjo.

"KK dan KTP dia memang masih Solo. Tapi sudah lama pindah ke Sukoharjo. Di sini cuma titip gerobak ke rumah mertuanya saja," kata Suharti melalui sambungan telepon.

Suharti menyatakan selain warung tahu kupat, terdapat belasan warung dan pedagang makanan bersepeda yang sering mangkal di sekitar lokasi itu. Sejak Minggu (13/7) lalu, Kelurahan Purwosari telah meminta mereka untuk tidak berjualan sementara.

"Kita pantau terus. Tadi pun saya lihat sudah tidak ada yang buka," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 25 dokter residen yang bertugas di RSUD dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah dinyatakan positif virus corona (Covid-19). Mereka adalah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) paru Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS).

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyebut Solo menjadi zona hitam virus corona. Hadi mengungkapkan alasan pihaknya menggunakan istilah zona hitam virus corona meski pada kenyataannya Solo belum masuk kategori zona hitam Covid-19.

Hadi menyebut penggunaan zona hitam di Solo tidak berlebihan. Sebab dengan penyebutan zona hitam pihaknya berharap masyarakat selalu waspada dan mengikuti protokol kesehatan setiap beraktivitas, termasuk selalu menggunakan masker.

Related

News 8061958239047066695

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item