Bagaimana BMKG Bisa Membuat Prakiraan Cuaca yang Tepat di Tiap Wilayah?

Bagaimana BMKG Bisa Membuat Prakiraan Cuaca yang Tepat di Tiap Wilayah? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Mendapatkan informasi prakiraan cuaca menjadi salah satu hal yang dibutuhkan sebelum menjalani aktivitas sehari-hari. Setidaknya, ini menolong kita untuk tahu potensi cuaca akan cerah atau hujan dan mempersiapkan diri.

Di Indonesia, informasi prakiraan cuaca setiap daerah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Setiap pagi, kita bisa melihat informasi perkiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.

Namun, sebenarnya bagaimana proses BMKG hingga bisa mengeluarkan prakiraan cuaca setiap hari?

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, menjelaskan, prakiraan cuaca dilakukan oleh seorang forecaster (prakirawan cuaca) yang dalam prosesnya didukung dengan alat-alat canggih.

Tentunya prakirawan cuaca perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang atmosfer. Tidak hanya itu, diperlukan juga pengalaman serta keberanian dalam membuat keputusan.

"Setiap daerah dan negara memiliki ciri kondisi cuaca yang khas, sehingga setiap prakirawan cuaca harus memahami karakteristik cuaca di tempat ia bertugas," ujar Miming.

Ia menjelaskan, pada dasarnya membuat prakiraan cuaca tak lepas dari kaidah ilmu fisika, ilmu matematika dan filosofi dinamika atmosfer. Sebelum membuat prakiraan cuaca, seorang prakirawan harus menganalisis kondisi cuaca.

Analisis dapat dilakukan terhadap fenomena yang sudah terjadi, mencakup penyebabnya dan peluang untuk fenomena kembali terjadi. Dalam hal ini, diperlukan keahlian menginterpretasikan atau memfilosofikan dinamika atmosfer.

Ini dimulai dari memahami jenis-jenis peta analisis permukaan hingga analisis peta udara atas, serta memahami fenomena dan sirkulasi udara baik yang sudah, sedang, maupun akan terjadi, serta faktor dominan apa yang sedang terjadi.

"Sehingga akan diketahui keadaan atmosfer yang sedang terjadi, dan selanjutnya dapat dijadikan referensi untuk memprediksi cuaca ke depan," katanya.

Miming menjelaskan, analisis cuaca dilakukan terhadap unsur cuaca seperti tekanan udara, arah dan kecepatan angin, kelembapan dan suhu udara, serta suhu muka laut.

Termasuk juga analisis pada data dari penginderaan jauh, seperti citra satelit cuaca atau radar cuaca, dan fenomena atmosfer lainnya seperti siklon tropis, serta fenomena gelombang atmosfer seperti Madden Jullian Oscillation (MJO).

Pembuatan prakiraan cuaca juga dibantu dengan tekhnologi pemodelan prediksi cuaca berbasis komputer yakni model Numerical Weather Prediction (NWP).

"Dari semua data dan informasi itu, seorang prakirawan cuaca kemudian menganalisis dan membuat keputusan sehingga menghasilkan produk prakiraan cuaca yang kemudian didiseminasikan ke seluruh stakeholder baik masyarakat dan instansi pemerintah terkait," jelas Miming.

Berikut tahapan BMKG dalam membuat prakiraan cuaca:

1. Pengamatan unsur-unsur cuaca dilakukan oleh Stasiun Meteorologi dan Klimatologi secara umum, serta oleh pelayanan khusus pada bandara, perkebunan, pelabuhan dan pelayaran kapal.

Sementara itu, pengamatan kualitas udara di lakukan oleh Stasiun GAW (Global Atmosphere Watch) dan pengamatan unsur medan bumi (percepatan tanah, magnet bumi, gempa bumi) di lakukan oleh Stasiun Geofisika.

2. Pengamatan juga dilakukan secara otomatis menggunakan alat-alat canggih untuk mendukung data analisis dan prakiraan, seperti pendeteksi petir (lightning detector), alat yang digunakan untuk mendeteksi kejadian petir termasuk jenis dan tipe petir.

Ada radar cuaca untuk memonitor pergerakan awan, curah hujan, jenis awan, intensitas curah hujan secara real time pada suatu daerah dengan jangkuan 250 kilometer. Ada juga ARG (Automatic Rain Gauge) atau dikenal penakar hujan otomatis, alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan dalam satuan waktu.

Lalu, ada AWS (Automatic Weather Station) yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur cuaca secara otomatis, yakni suhu, angin, kelembapan, radiasi matahari, curah hujan, dan tekanan udara. Alat ini diletakkan di wilayah yang berada di luar jangkuan stasiun pengamatan.

3. Kemudian data pengamatan yang dihasilkan, baik dari stasiun maupun dari peralatan otomatis, masuk ke dalam PC server.

4. Data dari PC server tersebut kemudian masuk ke dalam server pusat. Begitu pula data dari satelit cuaca juga masuk ke server pusat. Data-data ini diatur secara sistematik dan terstuktur untuk mencegah terjadinya server down.

5. Selanjutnya data yang masuk tersebut diolah dalam komputer analis dan perkiraan, sehingga dihasilkan prakiraan cuaca harian dan mingguan.

Selain itu, dihasilkan pula cuaca penerbangan, cuaca maritim, peringatan dini, perubahan iklim, prakiraan iklim, kualitas udara, hingga gempa bumi dan tsunami.

6. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data itu pun dibagikan ke masyarakat luas, seperti setiap harinya informasi prakiraan cuaca didapatkan.

Related

Science 3156379519078077919

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item