Mengenal Taaruf dan Proses Melakukannya, hingga Jenjang Pernikahan

Naviri Magazine - Orang yang taaruf kok bisa menikah tanpa pacaran? Dari mana mereka kenal satu sama lain kalau tidak pacaran? Itu jadi pertanyaan besar sampai sekarang.

Untuk menjawabnya, sebenarnya sederhana. Cukup melihat beberapa proses dari taaruf saja. Omong-omong, taaruf berarti saling mengenal, kata ini merupakan kata serapan dari bahasa arab. Inilah kuncinya.

Taaruf beda dari pacaran. Jika pacaran bersifat lebih bebas, santai dan tidak perlu menentukan target kapan menikah. Taaruf bersifat lebih resmi, ada langkah-langkahnya yang dirunut secara pasti, dari awal hingga mantap menuju pernikahan.

Taaruf juga haruslah didampingi oleh pihak ketiga, yang berfungsi sebagai penghubung dan penjaga agar antara laki-laki dan perempuan tidak berbuat zina.

Apakah taaruf identik dengan budaya Arab? Iya, benar. Tapi apakah inti konsepnya tidak dipakai oleh luar negeri? Ternyata, ada yang pakai juga. Di Jepang, banyak orang yang menikah tanpa pacaran. Mereka menyebutnya dengan Kosai Zero Nichikon, yakni memutuskan menikah tanpa pacaran.

Kosai Zero Nichikon dianggap bisa dijalankan karena banyak orang Jepang merasa, pacaran hanya membuang waktu, ketika mereka merasa nyaman dengan seseorang maka mereka tak akan ragu untuk memutuskan langsung menikah.

Kembali ke soal taaruf, di bawah ini beberapa langkah-langkah taaruf sebelum sampai ke proses pernikahan.

Mendapatkan restu orang tua untuk menikah

Sebelum mantap ingin mulai taaruf, ada baiknya kita memberitahukan pada orang tua terlebih dahulu bahwa kita ingin menikah. Sebab, kita tentu saja butuh masukan dan ridanya, kan? Mereka juga bisa melihat, apakah kita sudah layak menikah atau belum.

Membuat proposal (mini CV) diri sendiri

Dalam proses taaruf, ada yang namanya proposal atau mini CV dari sang pelamar. Pada proposal ini, biasanya terdapat segala informasi yang sekiranya perlu untuk disampaikan agar saling paham antara si perempuan dan lelaki. Bahkan ada beberapa proposal yang mencantumkan kriteria pasangan idaman.

Sebaiknya proposal ini diisi sejujur mungkin, termasuk kekurangan diri kita sendiri. Agar nanti yang menerima proposal, sebelum bersedia melanjutkan ke proses taaruf selanjutnya, bisa berpikir dulu, apa bisa menoleransi atau tidak?

Menghubungi perantara, orang tua calon, atau bahkan si dia langsung

Ada beberapa orang yang melakukan taaruf dengan cara memberikan proposalnya kepada orang yang ia percayai dapat membantunya menemukan jodoh, misal ustaz, ustazah, sahabat, dan intinya orang-orang yang dipercaya.

Melalui perantara ini, biasanya akan terjadi tukar proposal antara laki-laki dan perempuan yang memiliki kecocokan. Jika menurut si perantara cocok, si perantara akan berkomunikasi dengan si laki-laki dan perempuan, kemudian menukarkan proposal mereka untuk saling baca. Dan jika sama-sama tertarik, bisa mulai proses selanjutnya, pertemuan.

Saling mengenal

Ketika antara si perempuan dan lelaki ingin saling mengenal, maka sangat boleh untuk dilakukan proses penjajakan (tetap harus didampingi pihak ketiga). Tanyakan segalanya, jawab sejujurnya. Komunikasi di awal sangat menentukan keawetan rumah tangga setelah menikah.

Khitbah atau lamaran

Ketika si lelaki yakin bahwa si perempuan adalah seseorang yang tepat untuk dijadikan teman ibadah seumur hidup, maka si lelaki harus mengajak keluarganya untuk melamar si perempuan. Kalau sebelumnya dianggap tak cocok, maka tidak perlu diteruskan ke pernikahan.

Menikah

Ketika semua tahapan-tahapan telah dilakukan, maka dilangsungkan pernikahan. Jadi jelas kan, bahwa taaruf bukan memilih kucing dalam karung? Ada proses yang sistematis dan jelas dari awal hingga akhir.