Panduan Konsumsi Minuman Beralkohol Akan Mengalami Perubahan

Panduan Konsumsi Minuman Beralkohol Akan Mengalami Perubahan, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Para panel ahli hendak mengubah pedoman konsumsi minuman beralkohol untuk orang Amerika Serikat. Mulanya disebut bahwa standar minum moderat untuk laki-laki sebanyak dua gelas minuman beralkohol dan perempuan segelas.

Tapi belakangan ditemukan bahwa bagaimanapun konsumsi minuman beralkohol menyimpan risiko bagi kesehatan.

Pembaruan panduan ini seperti dikutip dari Medical Daily, berasal dari pembahasan panel ahli yang bertemu setiap lima tahun untuk memeriksa pengetahuan terbaru dan menelurkan rekomendasi anyar pada Dietary Guidelines for Americans. Hasil didapat dari kesimpulan draf laporan dari Dietary Advisory Committee.

Komite yang membahas arahan standar konsumsi minuman beralkohol per harinya ini berangkat dari divisi tak terduga bagian dari posisi pemerintah federal lama dalam konsumsi alkohol. Hingga beberapa dekade, pedoman tersebut mendefinisikan minum moderat adalah dua gelas sehari untuk laki-laki dan segelas minuman beralkohol untuk perempuan.

Informasi diet juga memperingatkan perempuan hamil dan orang dengan kondisi medis tertentu untuk sepenuhnya menghindari konsumsi minuman beralkohol.

Sementara standar konsumsi minuman beralkohol menurut Institut Nasional Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme antara lain 12 ons bir reguler atau satu kaleng dengan 5 persen alkohol, delapan hingga sembilan ons minuman keras malt atau satu gelas dengan 7 persen alkohol, lima ons anggur atau satu gelas wine dengan 12 persen alkohol, dan 1,5 ons atau satu gelas pendek untuk 40 persen alkohol atau satu suntikan dari alkohol suling seperti rum, tequila, vodka, wiski atau gin.

Satu ons satuan cairan di Amerika Serikat setara dengan 29,5 mililiter.

Dalam beberapa tahun terakhir, pedoman mencatat bahwa minum moderat—terutama anggur merah—terbukti bermanfaat bagi kesehatan jantung, fungsi kognitif dan berkontribusi memperpanjang usia hidup.

Tetapi di sisi lain, para penasihat kesehatan berpendapat studi-studi itu patut dipertanyakan. Sebab meskipun akurat, risiko mengonsumsi minuman beralkohol kemungkinan masih lebih besar dibanding manfaatnya.

Laman National Cancer Institute mencatat pola hubungan yang jelas antara konsumsi alkohol dengan kanker kepala dan leher, kanker payudara, kerongkongan, hati, dan kolorektal.

"Faktanya, sebuah penelitian baru-baru ini yang mencakup data dari lebih dari 1.000 studi alkohol dan sumber data, serta catatan kematian dan kecacatan dari 195 negara dan wilayah dari 1990 hingga 2016, menyimpulkan bahwa perlu ada minimalisasi dari jumlah minuman yang optimal dikonsumsi per hari, agar risiko kesehatan mencapai nol," terang pernyataan dalam situs NCI.

Namun apakah mengonsumsi segelas minuman beralkohol per hari dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan dibandingkan orang yang tak mengonsumsi alkohol?

Seorang dokter anak dan profesor pediatri di Fakultas Kedokteran dari Indiana University, Aaron Carroll menulis opini pada 2018 untuk New York Times. Ia menginterpretasikan hasil dari meta-analisis mengenai bahaya dan manfaat dari konsumsi alkohol.

"Tidak ada perdebatan, dan penelitian ini menegaskan sekali lagi bahwa konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak (heavy drinking) itu sangat buruk bagi Anda," tulis Carrol yang juga wakil ketua Penelitian Kebijakan dan Hasil Kesehatan serta Direktur Pusat Kebijakan Kesehatan Penelitian Profesionalisme.

Pendapat Carroll yang juga penulis beberapa buku—termasuk 'The Bad Food Bible' yang sempat menyebut bahwa tidak ada pertanyaan bahwa minum minuman keras itu buruk dan berakibat serius pada kesehatan—itu juga diterbitkan di majalah medis Inggris, The Lancet.

Dalam pendapatnya kali ini, Carroll setuju bahwa risiko minum alkohol itu nyata, dan risiko itu mungkin saja lebih kecil ditunjukkan pada penelitian.

Menggunakan statistika dari studi The Lancet, Carroll menemukan bahwa pada setiap 100.000 orang yang minum sekali sehari per tahun, sebanyak 918 dapat berisiko mengalami satu dari 23 masalah kesehatan terkait alkohol per tahunnya.

"Dibanding mereka yang tidak minum apapun, 918 dapat berpotensi mengalami masalah. Itu berarti bahwa 99.082 tidak terpengaruh," ungkap Carroll.

Laporan akhir komite diharapkan rampung pada akhir bulan ini sebelum meluncur ke Departemen Pertanian dan Kesehatan serta Layanan Kemanusiaan. Pedoman diet ini ditargetkan bisa diperbarui pada akhir tahun ini.

Related

News 8094422309945578118

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item