Pengangguran di AS Meningkat Drastis, Harga Minyak Langsung Melorot

Pengangguran di AS Meningkat Drastis, Harga Minyak Langsung Melorot,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Harga minyak jatuh, karena investor khawatir Kongres AS tidak menyetujui paket stimulus untuk virus corona. Kekhawatiran juga dipicu kenaikan angka pengangguran di Negeri Paman Sam.

Pasalnya, kondisi terjadi di tengah rencana analis memotong perkiraan permintaan energi karena jumlah kasus virus corona yang makin melonjak tinggi.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September merosot 98 sen atau 2,2 persen ke level US$43,31 per barel. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 83 sen atau 2 persen ke US$41,07 per barel.

Namun demikian, penurunan harga minyak lebih lanjut sedikit tertahan oleh pelemahan dolar. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya jatuh mendekati level terendah 22bulan.

Dolar AS diperdagangkan pada level terendahnya terhadap sekeranjang mata uang sejak September 2018. Dolar yang lebih lemah biasanya memacu pembelian komoditas yang dihargai dalam dolar, seperti minyak.

Pasalnya, minyak menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Tetapi kenaikan angka pengangguran AS dan lonjakan kasus Virus Corona membebani harga minyak dan pasar saham.

"Harga minyak turun bersamaan dengan pasar saham di tengah kekhawatiran tentang paket stimulus (AS), kenaikan jumlah pengangguran dan penurunan permintaan energi. Semua terkait dengan berlanjutnya kenaikan kasus Virus Corona," kata mitra di Again Capital LLC di New York John Kilduff.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik minggu lalu.

Para pemimpin Republik di Senat AS dan pejabat Gedung Putih mencoba menuntaskan proposal untuk putaran baru stimulus Virus Corona pada Kamis (23/7). Para pemimpin demokratik menolak gagasan mengesahkan ruu stimulus satu demi satu.

Kasus Virus Corona AS mendekati empat juta, dengan rata-rata lebih dari 2.600 kasus setiap jam. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di dunia.

"Tren kasus COVID-19 kemungkinan akan mengakibatkan revisi turun perkiraan pertumbuhan permintaan dari para pengamat pasar utama, termasuk kami dan agen, terutama untuk kuartal keempat," kata Kepala Pasar Minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.

Related

News 8265869395239884545

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item