Vaksin Corona Cuma Murah di Amerika, di Negara Lain Harganya Akan Mahal

Vaksin Corona Cuma Murah di Amerika, di Negara Lain Harganya Akan Mahal, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pfizer Inc mengatakan akan meminta negara-negara untuk membayar harga yang "setara" atau lebih mahal dari harga yang diberikannya pada Amerika Serikat (AS) untuk vaksin virus corona (COVID-19) buatannya.

Hal itu diumumkan perusahaan, setelah pada pekan lalu perusahaan menandatangani kontrak dengan AS soal kesepakatan harga. Lebih lanjut, perusahaan yang bermarkas di AS itu juga menjelaskan bahwa orang-orang mungkin perlu melakukan vaksinasi beberapa kali agar tetap terlindung dari virus asal Wuhan, China itu.

"Semua negara maju saat ini tidak akan menerima harga yang lebih rendah untuk pembelian dengan volume yang sama dengan AS," kata Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla pada panggilan konferensi, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Pemerintah AS sebelumnya telah sepakat untuk membayar hampir US$ 2 miliar (sekitar RP 28 triliun) untuk membeli cukup vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan bioteknologi Jerman BioNTech SE, untuk menginokulasi 50 juta orang. Di mana harga dua dosis vaksin untuk rangkaian perawatan adalah senilai US$ 39.

"Teknologi mRNA yang digunakan dalam vaksin BioNTech/Pfizer sangat ideal untuk keduanya: Anda dapat meningkatkan dan meningkatkan dan meningkatkan tanpa kehilangan kemanjuran," kata Bourla menjelaskan keampuhan vaksin mereka.

"Dan juga, Anda dapat berpindah sangat cepat dari satu jenis vaksin ke yang lain hanya dengan memodifikasi kode (genetik)."

Namun demikian, perusahaan mengatakan bahwa harga vaksin dapat berubah begitu periode pandemi berakhir. Sebab harga awal hanya ditujukan untuk memastikan akses seluas-luasnya dari vaksin tersebut, kata perusahaan.

Pfizer adalah salah satu dari banyak perusahaan yang sedang berlomba untuk menyediakan vaksin COVID-19 ke pasaran. Vaksin telah dipandang penting untuk mengakhiri pandemi yang telah merenggut lebih dari 655.000 nyawa secara global itu.

Menurut Worldometers, sudah ada 16.897.208 orang yang terinfeksi COVID-19 dan 663.523 di antaranya telah meninggal dunia. Sementara jumlah yang sembuh mencapai 10.461.318 orang.

BioNTech dan Pfizer pada hari Senin telah memulai uji coba tahap akhir yang besar atas kandidat vaksin buatannya. Uji coba itu dilakukan untuk mengetahui kemanjuran dari vaksin mereka.

Bourla mengatakan Pfizer sedang dalam pembicaraan dengan Uni Eropa dan beberapa negara anggotanya untuk memasok vaksin mereka.

"Kesepakatan dengan UE akan jauh lebih mudah," katanya. "Tetapi kami juga sedang melakukan diskusi yang luas dengan beberapa negara anggota, kalau-kalau kami tidak dapat menemukan kesepakatan dengan UE."

Related

News 6036936731979681179

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item