Biografi François Duvalier, Diktator Haiti yang Kontroversial

Biografi François Duvalier, Diktator Haiti yang Kontroversial,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - François Duvalier, yang dikenal sebagai "Papa Doc", lahir pada 14 April 1907. Dia adalah Presiden Haiti dari 1957, dan belakangan diktator (presiden seumur hidup) sejak 1964 hingga kematiannya. Pemerintahannya ditandai oleh otokrasi, korupsi, dan penggunaan tentara pribadi untuk mempertahankan kekuasaan.

Awal kehidupan

Papa Doc dilahirkan di Port-au-Prince, dalam sebuah keluarga yang berasal dari Martinique. Ia belajar sebagai dokter, dan melayani di daerah-daerah pedesaan. Di sana ia mendapatkan pujian karena membantu orang-orang miskin memerangi tipus dan penyakit-penyakit lainnya.

Ia menikah dengan Simone Ovide pada 1939, dan menjadi direktur jenderal pelayanan kesehatan nasional pada 1946. Pada 1949, ia diangkat menjadi Menteri Kesehatan dan Tenaga Kerja. Setelah menentang kudeta Paul Magloire, ia terpaksa bersembunyi hingga diumumkannya amnesti pada 1956.

Terpilih pada 1957

Dengan dukungan tentara, Duvalier memenangi pemilu Haiti 1957. Ia berkampanye sebagai pemimpin populis, dengan menggunakan strategi noirist—dengan menekankan warna kulitnya yang hitam, dan menantang kaum elit mulatto, serta mengimbau kepada mayoritas rakyat Haiti-Afrika.

Duvalier mengidupkan kembali tradisi vodun, dan belakangan menggunakannya untuk mengonsolidasikan kekuasaan. Ia mengaku dirinya sebagai houngan (imam agung vodun).

Duvalier sengaja menampilkan dirinya mirip dengan Baron Samedi dalam upaya menjadikan dirinya lebih meyakinkan. Ia acapkali mengenakan kacamata gelap, dan berbicara dengan nada hidung yang kuat, yang diasosiasikan dengan Loa.

Konsolidasi kekuasaan

Setelah lolos dari sebuah usaha kudeta pada pertengahan 1958, Duvalier mengadakan pembersihan di kalangan militer. Lalu ia membentuk milisi pribadi pada 1959, yang dikenal sebagai Milisi Sukarela untuk Keamanan Nasional (MVSN, atau yang lebih dikenal sebagai Tonton Macoute) yang mengikuti pola baju hitam kaum Fasis Italia. Kaum macoute tidak digaji resmi, dan karena itu mereka hidup melalui kejahatan dan pemerasan.

Duvalier lebih jauh membentuk sebuah kelompok pengawal pribadi yang dikenal sebagai Pengawal Istana. Pada 1961, ia mengubah konstitusi, lalu menyelenggarakan pemilu bohong dengan satu calon. Hasil resminya adalah 1,32 juta suara untuk Duvalier, dan tak satu pun yang menentang.

Ia menyatakan dirinya Presiden Seumur Hidup pada 1964, dan rezimnya segera menjadi yang paling menindas di belahan bumi barat.

Pada 1966, Duvalier membujuk Vatikan untuk mengizinkannya menunjuk hierarki Katolik untuk Haiti. Pada tingkat ideologi, hal ini melanggengkan pemahaman tentang nasionalisme kulit hitam, dengan mengizinkan negara mengangkat uskup-uskupnya sendiri. Ini pun memungkinkan Duvalier memperluas kontrolnya hingga mencakup lembaga-lembaga keagamaan.

Selain kontrolnya yang meluas dalam kehidupan masyarakat Haiti, Duvalier juga memperkuat kultus individu yang meluas terhadap dirinya sendiri, sambil mengklaim dirinya sebagai perwujudan seluruh bangsa Haiti.

Hubungan luar negeri

Korupsi dan penindasan Duvalier membangkitkan tanggapan negatif dari pemerintahan Kennedy di AS, yang mengusahakan alternatif moderat dengan harapan mencegah revolusi model Kuba lainnya.

Namun, tekanan dan sanksi AS terhadap Haiti melunak pada 1962, ketika pemerintah AS dengan dongkol menerima Duvalier sebagai benteng dalam menghadapi komunisme. Duvalier belakangan mengklaim bahwa pembunuhan Kennedy terjadi karena kutukannya terhadap presiden AS itu.

Pada April 1963, Haiti hampir diserang oleh Republik Dominika. Namun karena kurangnya dukungan militer senior kepada Presiden Juan Bosch, invasi itu pun dibatalkan. Konflik ini ditengahi oleh OAS.

Pemerintahan teror

Di dalam negeri, Duvalier menggunakan pembunuhan politik dan pengusiran untuk menindas lawan-lawannya. Diduga, hingga 30.000 orang yang terbunuh. Serangan-serangan terhadap Duvalier dari dalam militer sendiri dianggap sangat serius.

Pada 1967, bom-bom diledakkan dekat Istana Kepresidenan, hingga 20 perwira Pengawal Istana dihukum mati. Taktik-taktik seperti ini membuat negara berada di dalam cengkeramannya, hingga kematiannya pada awal 1971, dan anaknya yang berusia 19 tahun, Jean-Claude Duvalier, kemudian menggantikannya.

Pelabuhan bebas Tortuga

Pada awal 1967, seorang pengusaha Texas, Don Pierson, berhubungan dengan wakil-wakil pemerintahan Haiti di Washington, DC, ketika ia berusaha menyewa sebuah kapal yang telah digunakan oleh Swinging Radio England yang mengadakan siaran dari lepas pantai Inggris.

Pada 1971, usaha pemasaran ini menghasilkan sebuah kontrak 99 tahun, yang disusun antara kepentingan-kepentingan finansial yang diwakili oleh Don Pierson dan pemerintah Haiti, untuk pembangunan sebuah pelabuhan bebas di pulau Tortuga. Namun, Duvalier meninggal sebelum perjanjian itu sempat disetujui.

Jean-Claude Duvalier kemudian menyita seluruh upaya itu, setelah mengetahui adanya kontrak jutaan dolar antara Pierson dan Gulf Oil Corporation, sehingga proyek itu pun batal.

Hukuman mati secara anumerta

Pada 1986, 15 tahun setelah kematiannya, kerangka Duvalier digali, dan secara ritual dipukuli hingga "mati".

Kehidupan dan kejahatan

    * 1907 Lahir di Port-au-Prince, Haiti
    * 1934 Lulus dari University of Haiti, fakultas kedokteran
    * 1943 Bergabung dengan kampanye anti frambusia yang didukung oleh Amerika
    * 1946 Mengepalai Layanan Kesehatan Masyarakat Nasional
    * 1949 Menjadi menteri kesehatan
    * 1957 Terpilih sebagai presiden dalam pemilu rekayasa
    * 1959 Memenjarakan wakilnya, belakangan membunuhnya
    * 1961 Menetapkan pemerintahan legislatif; memperpanjang masa jabatan; kehilangan bantuan Amerika
    * 1963 Memulai pemujaan terhadap dirinya sendiri
    * 1964 Menjadi presiden seumur hidup
    * 1966 Disingkirkan dari komunitas gereja, karena telah melalukan pelecehan terhadap kependetaan
    * 1971 Meninggal 21 April di Port-au-Prince
    * 1986 Putranya, Baby Doc, terbang ke pengasingan

Related

History 8895438104332784533

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item