Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2020/08/biografi-herge-petualangan-tintin-page-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Masa sekolah dan kepanduan
Georges Remi terlahir dalam keluarga Katolik kelas menengah golongan kanan. Pada 1919, pelindung ayahnya, Mr Waucquez, menyarankan Alexis Remi untuk memasukkan anaknya di lembaga Katolik. Namun ia ditempatkan di sekolah kepanduan, Institut Saint-Boniface di Brussel. Oleh karena itu, ia selalu berada di lingkungan Katolik dan kepanduan hingga awal tahun 1950.
Setelah bergabung dengan komunitas itu, pada tahun 1920, ia memasuki Institut Saint-Boniface di Brussel, yang dipimpin oleh Abbe Pierre Fierens, di mana ia saat itu berumur 13 tahun. Di sekolah, ia menunjukkan nilai yang sangat baik dalam semua mata pelajaran, terutama menggambar.
Pada 1918, Georges Remi bergabung dengan "Kepanduan Belgia", sebelum meninggalkannya di tahun 1921 untuk bersekolah di Institut Saint-Boniface. Ia sangat sedih ketika harus berpisah dengan kegiatan kepanduannya.
Pada awal 1920-an, sebagai seorang remaja, ia sangat senang dengan kegiatan kepanduan, dan itu adalah masa-masa terindah yang selalu dikenangnya. Dalam kepanduan, ia menjadi kepala regu "Tupai", dan mendapatkan nama julukan "rubah yang selalu penasaran", atau dalam bahasa Perancis disebut Renard curieux.
Selain itu, ia juga mengambil pelajaran membuat sketsa, yang dilakukannya selama liburan musim panas di Austria, Swiss, Italia, dan Pirenia. Keinginan tersebut muncul sejak tahun 1921, ketika ia memasuki perguruan tinggi jurnalis Jamais Assez dan di kepanduan.
Karier awal sebagai seniman (1925-1929)
Selama kurun tahun 1920-an, pencapaian kariernya masih biasa-biasa saja. Walaupun ia sudah sering menulis artikel bulanan mengenai kepanduan, teknik-teknik melukisnya masih belum bagus. Sebagai contoh, di bulan April 1925, ia membuat sketsa di majalah Belgia, Blé, yang menggambarkan empat fragmen gambar tentang menyenangkannya bersepeda.
Beruntung, pada saat yang bersamaan, pimpinannya, René Weverbergh, menawarkannya sebuah buku berjudul Anthologie d'Art, untuk lebih menajamkan kemampuannya dalam menggambar. Baru setelah menyelesaikan SMA-nya, Hergé mendapat tawaran untuk bekerja di harian berbahasa Perancis Vingtième Siècle, dan resmi diangkat sejak 31 Oktober, 1925.
"Tugas pertamaku adalah mencatat nama para pelanggan baru dalam sebuah form khusus, yang nantinya akan dikirimi surat serta mencatatnya dalam basis data," ujar Hergé.
Harian tersebut dipimpin oleh Father Norbert Wallez (1882-1952), seorang beraliran Katolik dan nasionalis. Pimpinan harian untuk anak SMA Boy-Scout Belge, Rene Weverbergh, yang merekomendasikan Herge pada Father Norbert Wallez, di tahun 1925. Kehadiran Herge menjadi salah seorang yang selalu diperhatikannya, dimana Herge selalu terlihat aktif meningkatkan kemampuan menggambarnya.
Hergé menerbitkannya karya-karyanya di harian itu, dan juga mengasuh Boy-Scout Belge pada saat yang sama. Pada Juli 1926, Hergé ditawari untuk mengasuh kisah komik Les Extraordinaires Aventures de Totor, C. P. des Hannetons, un grand film comique d'United Rovers. Kisah ini sering dianggap sebagai kisah-kisah awal sebelum ia menerbitkan kisah komik terkenal Petualangan Tintin, dimana kisah ini mengambil setting bulan Agustus-September di Manhattan.
Kisah ini ditawarkan kepada Hergé, sebelum akhirnya ia ditugaskan ke dinas militer di bulan Agustus di resimen infanteri ke-4 di Mons, padahal ia berkeinginan untuk bergabung di kavaleri.
Pekerjaan yang bertumpuk setiap hari membuat Hergé tidak dapat melanjutkan kisah cintanya dengan Marie-Louise van Cutsem, atau yang sering dikenal sebagai Milo dalam kisah komik terkenal Petualangan Tintin. Di akhir April 1927, Georges Remi bertemu dengan Germaine Kieckens, yang akhirnya nanti menjadi istri pertamanya, di Brusel.
Ia mengajaknya berkencan di bandara Brusel, dimana saat itu bandara penuh sesak para penonton yang sedang mengagumi penjelajah dunia Charles Lindbergh, yang berkunjung ke Belgia dalam penerbangannya keliling dunianya.
Di waktu yang sama, Hergé juga mendapat tawaran dari Wallez untuk menjadi ilustrator dari tiga cerita karya Rene Verhaegen, seorang pengulas buku dari harian itu di bagian anak-anak.
Le Petit Vingtième: semua itu bermula
Setelah menyelesaikan masa baktinya di dinas militer, Herge mendapat tugas baru sebagai ilustrator dan jurnalis foto. Teman dekatnya, Germaine Kickens, kemudian juga bekerja di harian yang sama pada 15 Februari 1928 sebagai sekretaris Wallez.
Pimpinan harian ini sangat puas dengan hasil kerja Hergé, membuatnya dipercaya menjadi pengasuh tunggal suplemen anak-anak mingguan: Le Petit Vingtième, dan mendapat target untuk meningkatkan pembacanya.
Dipengaruhi oleh Waller, Hergé belajar banyak dari berbagai buku untuk lebih meningkatkan kemampuan menggambarnya. Terbitan pertama harian Le Petit Vingtième asuhannya muncul pada 1 November 1928, namun tidak mendapat sambutan cukup meriah dari publik.
Untuk lebih meningkatkan oplah dan pembaca, ia menawarkan untuk membuat serial Les aventures de Flup, Nénesse, Poussette et Cochonnet, sebuah serial yang menceritakan kisah tiga anak remaja dan seekor babi dalam berbagai petualangan, dari sebuah kisah drama karya Abbe Desmedt, seorang editor pojok olahraga di harian yang sama.
Kisah-kisahnya mengambil latar belakang kolonialisme yang sedang terjadi pada masa itu. Mengasuh kisah ini tidak begitu menggairahkan Hergé, walaupun kisah serial ini berlanjut hingga Maret 1929.
Pada 1929, Brusel mengadakan pameran mengenai kaum Bolshevik Rusia, dimana area pameran itu tidak jauh dari kantor para pekerja harian itu. Salah satu dari pegawai harian yang berkebangsaan Rusia adalah Perovsky, seorang bekas pengungsi dari Rusia selama perang sipil pada 1918-1921.
Untuk lebih memberikan sentuhan khas atas karya-karyanya, Hergé mulai mengadopsi teknik baru yang mudah dilakukan, tapi sangat efektif. Menyadari talenta dan kepribadian kuat Hergé, Wallez aktif mendorongnya untuk lebih berkembang serta memberinya ruang seluas-luasnya untuk menuangkan karya-karyanya.
Boy-Scout Belge dan Le Petit Vingtième (1927-1929)
Di samping bekerja untuk harian Le Petit Vingtième, Hergé masih tetap menjaga hubungan baik dengan teman-teman pandunya, terutama teman-temannya dari Saint-Boniface. Selama kurun waktu 1927, majalah Boy Scout berubah menjadi Boy-Scout Belge, yang tetap diterbitkannya hingga Juli 1929, dan bulan berikutnya diterbitkanlan serial Petualangan Totor.
Tahun 1928, majalah itu berisi iklan mengenal hal-hal umum kepanduan, pelatihan teknikal, even bulan itu, dan hal-hal lainnya. Hergé mengerjakan hampir semua gambar, seperti bagian sampul majalah, kartu pos, ilustrasi dari berbagai artikel.
Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai macam publikasi dari golongan Katolik, yang kebanyakan diasuh oleh Léon XIII, yang kemudian dilanjutkan oleh Kardinal Mercier, yang umumnya untuk meningkatkan kepedulian pada agama Katolik yang waktu itu menurun di Belgia dan di hampir seluruh dataran Eropa.
Pada 16 Desember 1928, untuk lebih meningkatkan penikmat harian ini, Father Wallez menerbitkan suplemen berjudul Le Vingtième Siècle Artistique et Littéraire. Seperti biasa, Georges Remi bertugas membuat ilustrasinya.
Tintin dan Milo di Le Petit Vingtième (1929-1931)
Di akhir 1920-an, Hergé menemukan, dengan jasa baik Léon Degrelle, seorang koresponden dari harian Vingtième Siècle di Mexico yang juga seorang seniman komik strip, di mana balon teks dari komiknya langsung keluar dari karakter komik, yang masih jarang ditemui pada masa itu.
Metode penggambaran seperti itu sudah umum digunakan di akhir abad ke 20, khususnya di Amerika Serikat, dimana komik dibuat khususnya untuk kalangan pembaca anak-anak.
Baca lanjutannya: Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia (Bagian 3)