Fakta-fakta Penting Virus Tick-Borne di China: Bisakah Menular Antar-Manusia?
https://www.naviri.org/2020/08/fakta-fakta-penting-virus-tick-borne.html
Naviri Magazine - Belum tuntas pandemi Covid-19 yang dipicu virus corona, sebuah kabar terkait wabah penyakit kembali datang dari China. Ini tak lepas dari mewabahnya virus tick-borne penyebab SFTS (Severe Fever with Thrombocytopenia Syndrome) yang ditularkan oleh kutu.
Sebagaimana dilansir The Indian Times, media pemerintah Global Times melaporkan 70 orang meninggal dan 60 orang dirawat akibat penyakit itu. SFTS telah mewabah di Provinsi Jiangsu, China Timur, hingga Provinsi Anhui.
Sheng Jifang, seorang dokter dari RS di bawah Universitas Zhejiang mengingatkan ada kemungkinan penularan dari manusia ke manusia. Pasien dapat menularkan virus ke orang lain melalui darah atau lendir. Meski begitu, dia memperingatkan gigitan kutu adalah cara penularan utama.
"Selama orang tetap berhati-hati, tidak perlu terlalu panik atas penularan virus tersebut," kata Jifang.
Berikut adalah fakta-fakta seputar SFTS:
Sejak 2011
Virus ini sudah lama ditemukan di China, yaitu 2009. Bukan hanya China, SFTS juga pernah mewabah di Jepang dan Korea. Pemerintah China sempat mengisolasi patogen ini di tahun 2011.
Gigitan kutu
SFTS umumnya ditularkan melalui gigitan kutu. Menurut sebuah studi tahun 2015, ada beberapa spesies kutu yang diduga sebagai pembawa virus SFTS antara lain Haemaphyalis longicornis dan Haemaphyalis campanulata. Kutu-kutu ini biasanya terdapat pada anjing, kucing, domba, dan sapi.
Gejala
Gejala awal yang ditumbulkan virus itu adalah demam dan batuk. Penderita biasanya menggigil, kehilangan nafsu makan, mengalami muntah, diare, dan pendarahan pada gusi. Penderita yang berada dalam kondisi parah akan mengalami penurunan leukosit dan trombosit di dalam tubuh.