Kisah Relawan yang Disuntik Vaksin Corona dari China: Aman Tapi Ngantuk

Kisah Relawan yang Disuntik Vaksin Corona dari China: Aman Tapi Ngantuk,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uji klinis fase III vaksin Covid-19 buatan perusahaan China, Sinovac sudah memasuki pekan kedua. Sejumlah relawan uji klinis gelombang pertama pada 11 Agustus lalu kini mulai menjalani penyuntikan vaksin kedua di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad), Jalan Eyckman, Bandung.

Salah satu relawan yang mengikuti penyuntikan kedua, Fadly Barjadi Kusuma (32) membagikan cerita dan pengalamannya. Fadly mengaku tidak mengalami perubahan apapun sejak mendapat suntikan baik yang pertama maupun kedua.

"Saya hanya merasakan ngantuk. Pas (penyuntikan) pertama hanya ngantuk biasa, tapi pas yang kedua kali ngantuknya lumayan," ujarnya saat ditemui di lobi RSP Unpad.

Selain mengantuk, pria yang bekerja sebagai driver ojek online ini mengatakan tidak mengalami gejala pusing, demam, atau rasa sakit lain setelah vaksinasi.

"Demam enggak ada, kepala pusing juga enggak ada. Pembengkakan di area suntik juga enggak ada, aman," ucapnya.

Dalam setiap kunjungan ke RSP Unpad, Fadly mengaku mengisi form terkait perkembangan selama menjalani uji klinis. Setelah itu, tim uji klinis akan terus mengevaluasi perkembangan kondisi relawan.

"Iya, ini ada beberapa form yang jadi bahan evaluasi mereka. Setelah 30 menit disuntik, lapor keterangan apakah ada gejala atau tidak. Lalu, 12 jam (pukul 21.00) kemudian akan dihubungi lagi untuk melaporkan perkembangannya," tuturnya.

Setelah menjalani penyuntikan vaksin kedua, Fadly mengaku tetap bekerja seperti biasa. Sebab, uji klinis vaksin tidak membatasi aktivitas dirinya menafkahi keluarga.

"Kerja normal, enggak ada masalah. Selesai penyuntikan ini, langsung kerja saja seperti biasa," ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan seorang relawan lainnya, Nina (32). Ia mengatakan tidak mengalami gejala apapun setelah vaksinasi.

"Biasa saja, enggak ada apa-apa," ujarnya.

Hendri Lesmana (45), salah satu relawan uji klinis mengaku juga tidak merasakan gejala pasca penyuntikan vaksin. Aktivitas pria yang bekerja sebagai wiraswasta di Bandung ini normal seperti biasa. Tim uji klinis hanya memintanya untuk memberi informasi terkait perkembangan yang dirasakan selama menjalani uji klinis vaksin.

"Kalau ada yang tidak normal kita hubungi mereka," ucapnya.

Tidak diketahui apakah para relawan mendapat cairan vaksin yang sedang diuji klinis atau hanya plasebo sebagai alat kontrol, karena pembagian vaksin atau plasebo di antara para relawan dilakukan secara acak dan rahasia.

Setelah menerima vaksin kedua ini, rencananya mereka akan melakukan kunjungan pemeriksaan yang kedua pada dua pekan ke depan. Setelah itu, pada pemeriksaan tahap lima atau terakhir akan dilaksanakan enam bulan kemudian.

21 Relawan Jalani Suntik Vaksin Covid-19 Kedua

Ketua Tim Riset Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan hari ini ada 21 relawan yang ikut penyuntikan vaksin kedua dalam uji klinis fase III vaksin Covid-19 dari Sinovac.

Sebelumnya, ke-21 relawan menjalani penyuntikan pertama vaksin Covid-19 pada 14 Agustus 2020 lalu. Para relawan wajib menjalani dua kali penyuntikan vaksin dalam uji klinis vaksin.

Kusnandi menjelaskan setiap relawan akan divaksin sebanyak dua kali secara bertahap. Setelah orang di-swab, tiga hari kemudian disuntik vaksin.

"Swab hari Selasa kemudian penyuntikan Jumat. Pokoknya dalam seminggu ada yang swab ada disuntik. Lokasinya berbeda-beda," ujarnya.

Seperti diketahui, selama uji klinis, relawan melakukan lima kunjungan penelitian. Pada kunjungan pertama, sukarelawan akan mendapatkan penjelasan mengenai alur uji klinis dan swab test.

"Hasil tes akan diumumkan 2 hingga 3 hari. Jika hasil tes positif, sukarelawan tidak bisa ikut uji klinis. Kalau hasilnya negatif, bisa ikut dalam proses penelitian selanjutnya," ujar Juru Bicara Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Rodman Tarigan.

Pada kunjungan kedua, lanjut Rodman, relawan akan kembali mengikuti tes kesehatan fisik dan rapid test. Jika hasil tes memenuhi syarat dan hasil rapid test non reaktif, penyuntikan vaksin Covid-19 atau plasebo dapat dilakukan.

"Setiap suntikan terdapat reaksi dalam waktu 30-40 menit. Jadi, kami menyediakan tempat observasi. Apabila tidak terjadi gejala, sukarelawan dapat pulang," katanya.

Rodman mengatakan penyuntikan vaksin kedua akan dilakukan dua pekan setelahnya. Kemudian, sukarelawan wajib menjalani dua kunjungan lagi untuk mengetahui reaksi vaksin terhadap kondisi kesehatan. Jika terjadi reaksi, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, sukarelawan diminta melapor kepada tim uji klinis.

"Kondisi kesehatan sukarelawan akan dipantau secara intensif oleh tim uji klinis," ucapnya.

Related

News 7030085424650808626

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item