PSBB Transisi DKI Diperpanjang, Bagaimana Nasib Ekonomi Indonesia?

PSBB Transisi DKI Diperpanjang, Bagaimana Nasib Ekonomi Indonesia? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) belum berakhir di dalam negeri. Jumlah kasus malah terus bertambah, terutama di Provinsi DKI Jakarta.

Setelah sempat mengalami penurunan jumlah kasus harian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi di bulan Juni.

Namun saat PSBB transisi diterapkan, lonjakan kasus baru justru terjadi seiring dengan membaiknya mobilitas publik di ibu kota. Sebelum bulan Juni, angka pertambahan kasus infeksi Covid-19 di Jakarta berada di bawah 200. Namun pada sepekan terakhir angkanya naik mendekati 400 kasus baru per hari.

Peningkatan yang mengkhawatirkan tersebut membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang masa transisi PSBB hingga 2 pekan ke depan.

"Kita memutuskan kembali memperpanjang masa PSBB transisi untuk ketiga kalinya," kata Anies dalam konpers di Balai Kota.

DKI Jakarta memang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat, selain sebagai pusat ekonomi RI, kasus di ibu kota juga terbilang paling banyak jika dibandingkan dengan wilayah lainnya.

"Zonasi risiko di DKI Jakarta, 5 kota semuanya risiko tinggi, zona merah. Hanya satu yakni Kepulauan Seribu dengan risiko sedang. Ini harus menjadi perhatian," kata Wiku dalam keterangan pers dari Graha BNPB.

Saat PSBB transisi dilakukan, muncul klaster baru penyebaran wabah Covid-19. Klaster tersebut adalah klaster perkantoran. Maklum selama PSBB transisi banyak karyawan yang sudah mulai kembali ke kantor untuk bekerja.

Dengan kasus baru yang terus bertambah setiap harinya dengan tren naik, terhitung sudah tiga kali aturan PSBB diperpanjang di DKI Jakarta.

Apabila dilihat dari sudut pandang epidemiologi, angka reproduksi efektif (Rt) dari wabah di DKI Jakarta juga kembali melonjak. Menurut perhitungan perusahaan analitik Bonza, saat ini angka Rt di DKI Jakarta berada di 1,29. 

Jika angka Rt berada di atas 1 maka artinya setiap pasien positif Covid-19 bisa menulari 1 orang lainnya. Jika ini terus dibiarkan maka akan semakin banyak orang yang tertular. Padahal saat PSBB transisi awal Juni diputuskan, angka reproduksi efektif di DKI Jakarta sudah di bawah 1.

Selain DKI Jakarta, sebenarnya masih ada provinsi lain yang juga memiliki angka reproduksi efektif di atas 1. Dari total 34 provinsi yang ada di Tanah Air, ada 22 provinsi yang memiliki Rt di atas 1. Sementara sisanya sudah berada di bawah 1 tetapi masih rawan untuk mengalami kenaikan.

Kembali naiknya kasus di sejumlah daerah di Tanah Air ini memang menjadi ancaman yang serius bagi ekonomi dalam negeri. Total penderita Covid-19 di Indonesia kini sudah lebih dari 104 ribu orang.

RI bahkan sudah melampaui China sebagai episentrum awal sejak pekan lalu. Lonjakan kasus yang terjadi membuat pemerintah menghadapi dilema besar untuk menggeber laju perekonomian.

PSBB yang masif mulai digalakkan pada kuartal kedua. Saat roda ekonomi dipaksa berputar melambat, output diperkirakan bakal mengalami kontraksi yang dalam. Menteri Keuangan bahkan merevisi turun outlook pertumbuhan PDB kuartal kedua dari -3,8% (yoy) menjadi -4,3%(yoy).

Harapan besar bertumpu pada kuartal ketiga. Namun sinyal bahwa wabah sudah mencapai puncaknya juga belum terlihat. Bukannya melengkung ke bawah, kurva epidemiologi RI justru masih melanjutkan tren kenaikan.

Apalagi kalau melihat wilayah-wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah yang berkontribusi terhadap 54,2% PDB RI masih mengalami kenaikan kasus maka prospek ekonomi pada kuartal ketiga tentunya sangatlah mengkhawatirkan.

Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sudah bisa dipastikan mengalami kontraksi. Apabila kontraksi berlanjut di kuartal ketiga, maka sah Indonesia mengalami apa yang disebut sebagai technical recession.

Dalam laporan terbaru Bank Dunia yang bertajuk Long Road to Recovery. Jika kasus infeksi Covid-19 di Indonesia tak segera melandai terutama untuk periode Juli maka output ekonomi Tanah Air diprediksi bakal menyusut 2% tahun ini.

Related

News 1718810562115668182

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item