Ahok Minta Kementerian BUMN Dibubarkan, Ini Tanggapan Stafsus Erick Thohir

Ahok Minta Kementerian BUMN Dibubarkan, Ini Tanggapan Stafsus Erick Thohir

Naviri Magazine - Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menanggapi sejumlah kritik yang dilontarkan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kritik Ahok itu disampaikan lewat video pendek yang di antaranya menyoal sistem di Kementerian BUMN.

Dalam video berdurasi 6 menit 39 detik itu, Ahok menyampaikan kekesalannya dalam mengawasi perusahaan migas pelat merah tersebut. Salah satunya adalah ketika ada direksi yang diganti tanpa sepengetahuan dirinya.

Begitu juga pergantian direksi perusahaan negara yang ditentukan oleh Kementerian BUMN. "Karena semua RUPS yang menentukan KPI (key performance indicator) itu dewan komisaris dan dewan direksi yang ada di Kementerian BUMN," katanya.

Ahok juga menyinggung soal praktik-praktik bagaimana direksi BUMN bermain aman dengan melobi langsung Menteri BUMN. Sejumlah komisaris BUMN pun merupakan titipan dari kementerian.

Tak hanya itu, Ahok pun berpendapat sudah saatnya Kementerian BUMN dibubarkan dan diganti dengan superholding yang menaungi holding-holding perusahaan pelat merah yang ada, seperti sistem Temasek Singapura. "Kementerian BUMN harus dibubarkan sebelum pak Jokowi turun," ucapnya.

Media sudah berupaya mengonfirmasi soal video tersebut ke Ahok. Namun panggilan lewat sambungan telepon hingga pesan pendek yang dilayangkan hingga kini belum direspons.

Terkait pernyataan Ahok itu, Arya yang merupakan stafsus Menteri Erick Thohir itu menyatakan ide mengenai super holding sebetulnya sudah mencuat sejak lama, bahkan sejak pemerintahan periode sebelumnya.

Tapi kementerian saat ini melihat hal yang paling krusial adalah memastikan antar-BUMN dapat sejalan, dalam artian rantai suplai (supply chain) antarperusahaan pelat merah juga sejalan dengan membentuk klaster dan subholding BUMN.

Arya menjelaskan, Kementerian BUMN juga masih akan melihat bagaimana efektivitas implementasi klaster dan subholding karena saat ini masih banyak yang belum sejalan. Untuk itu dia menilai konsep superholding tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Pemikiran mengenai super holding masih jauh sekali, ini sekarang supply chain antara BUMN aja masih belum jalan dengan baik. Gimana kita mau buat superholding kalau belum jalan dengan baik?” kata Arya.

Lebih jauh Arya mencontohkan klaster pertanian untuk membangun rantai suplai dari hulu ke hilir (end to end supply chain) antara BUMN satu dengan lainnya, kemudian klaster farmasi-kesehatan untuk menggabungkan rumah sakit BUMN menjadi jaringan RS besar.

Pembentukan superholding, menurut Arya, juga bukan sesuatu yang tak mungkin tetapi hal tersebut perlu dilakukan secara bertahap terlebih dahulu. Dia juga menyebut hal itu telah disampaikan kepada DPR dan telah mendapat restu.

“Jadi itu mimpi besar kita ada super holding, tapi kita pastikan dulu semua jalan dulu. Pak Erick ingin memastikan semua jalan dulu end to end supply chain antar-BUMN," ucap Arya. Perkembangan hal tersebut juga disampaikan ke DPR khususnya terkait strategi atas klaster-klaster BUMN tersebut.

Related

News 5082761736042442097

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item