Anies Terapkan PSBB Kedua di DKI, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Bisa Bermasalah

Anies Terapkan PSBB Kedua di DKI, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Bisa Bermasalah

Naviri Magazine - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan perekonomian Indonesia sepanjang triwulan ketiga 2020 bisa terkontraksi lebih dalam dibandingkan prediksi semula.

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total kedua yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di ibu kota menjadi faktor penyebabnya.

Sejauh ini, kata Sri Mulyani, proyeksi perekonomian periode di kuartal ketiga masih sesuai dengan laporannya ke DPR, yaitu 0 hingga minus 2,1 persen. "Tapi kami perkirakan lower end-nya yang minus 2,1 persen ini bisa saja lebih rendah dari 2,1 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta.

Hal tersebut mengacu pada PSBB pertama yang diterapkan di DKI pada 9 April 2020. Saat itu, ekonomi Indonesia langsung terkontraksi dari 2,97 persen (year-on-year/yoy) pada triwulan pertama 2020 menjadi minus 5,32 persen (yoy) pada triwulan kedua 2020. DKI turun lebih dalam, dari 5,06 persen yoy menjadi minus 8,22 persen yoy.

Sebelumnya, kebijakan PSBB total kedua diumumkan Anies pada Rabu malam, 9 September 2020. Ada tiga pertimbangan yaitu angka kematian di Jakarta yang terus meningkat, serta ketersediaan tempat tidur isolasi dan ruang ICU untuk merawat pasien Covid-19.

Kamis, 10 September 2020, diadakan rapat daring semua menteri koordinator dan sejumlah menteri. Dalam rapat itu, sejumlah menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengkritik kebijakan Anies ini. Dalam rapat, Sri Mulyani mengatakan perekonomian Indonesia diharapkan mulai pulih kembali pada triwulan ketiga 2020.

Tapi setelah pengumuman mendadak bahwa Jakarta akan menerapkan kembali PSBB, perekonomian kuartal ketiga bisa semakin terjal. Pada akhirnya, semua kritikan itu tidak mengurungkan niat Anies. Minggu, 13 September 2020, Anies mengumumkan detail penerapan PSBB ini, walaupun di beberapa bagian, tidak seketat PSBB total pertama di awal pandemi.

Sri Mulyani mengakui PSBB kedua ini memang beda sekali dengan PSBB pertama. Mengutip pengumuman Anies, Ia menyebut PSBB kedua ini lebih difokuskan pada pusat penularan di perkantoran. Walau begitu, kantor masih bisa buka dengan pertimbangan zona. "Ada yang sekitar 25 persen (kapasitas)," kata dia.

Jika di triwulan ketiga 2020 ekonomi diprediksi tumbuh 0 sampai minus 2,1 persen, maka sepanjang tahun ini diperkirakan berada di posisi 0,2 sampai minus 1,1 persen. Tapi lagi-lagi dengan adanya PSBB di DKI Jakarta, Sri Mulyani menyebut pihaknya bersiap untuk memungkinan di lower end yaitu minus 1,1 persen.

Pengaruh ini datang karena DKI menyumbang 17,7 persen dari ekonomi Indonesia. Untuk itu, Sri Mulyani berharap pada triwulan ketiga 2020, kontraksi di ibu kota bisa lebih rendah atau lebih kecil dar triwulan kedua 2020. Tapi semua prediksi di atas masih terus dipantau Sri Mulyani.

"Nanti lihat assesment terhadap pergerakan dua minggu ini (jangka waktu pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta)," kata dia.

Related

News 4030500411373729444

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item