Berdasarkan Riset, 34,7% Penduduk Indonesia adalah Perokok Aktif

Berdasarkan Riset, 34,7% Penduduk Indonesia adalah Perokok Aktif

Naviri Magazine - Berdasarkan data Riskesdas (Riset kesehatan dasar), diketahui prevalensi merokok di Indonesia mencapai 34,7 persen, dengan jumlah paling tinggi terjadi pada kelompok usia 25-64 tahun.

Jika penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237,56 juta, berarti ada sekitar 82 juta penduduk yang merokok secara aktif, dan kebanyakan ada di pedesaan. Sebagian besar perokok Indonesia, menurut Dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, kebanyakan adalah penduduk yang tinggal di pedesaan, tingkat pendidikan rendah, pekerja informal, dan juga status ekonomi rendah.

“Ini berarti, perokok kebanyakan adalah penduduk dengan penghasilan terbatas, dan pengetahuan tentang kesehatan yang rendah,” ujar Dr Ari dalam acara konferensi pers PAPDI mengenai rokok, di Sekretariat PB PAPDI, Cikini, Jakarta.

Dr Ari juga menuturkan, terjadi peningkatan jumlah dalam hal usia pertama kali orang merokok. Pada tahun 1995, perokok usia 5-9 tahun sebanyak 0,3 persen, tahun 2007 menjadi 2 persen, dan tahun 2010 diketahui meningkat menjadi 2,2 persen.

“Diperlukan penelitian lebih lanjut kenapa di usia tersebut anak sudah mulai merokok, karena umumnya ia masih ada dalam tahap melihat dan bukan mencoba,” ujar dokter yang menjabat sebagai ketua bidang advokasi PB PAPDI (Perhimpunan Dokter Penyakit
Dalam Indonesia).

Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan seseorang mulai merokok di usia tersebut, seperti melihat orang-orang di sekitarnya, tapi tidak ada orang yang berusaha mencegah, atau akibat pengaruh iklan rokok yang dilihatnya.

“Semakin dini seseorang mulai merokok, maka proses penumpukan plak di pembuluh darah akan menjadi lebih cepat, sehingga risiko terkena penyakit jantung menjadi lebih dini lagi,” ujar Dr Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM.

Selain itu, didapatkan data bahwa lebih dari 75 persen perokok di semua kelompok usia ternyata merokok di dalam rumah, yang berarti ada di dalam ruang tertutup. Dengan begitu, orang yang tidak merokok bisa mendapatkan dampak langsungnya.

“Padahal risiko perokok pasif tidak jauh beda dengan perokok aktif, karena itu bagi orang yang merokok sebaiknya jangan egois,” ungkap Dr Sally.

Related

News 3977065309496474674

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item