Jenderal Angkatan Udara AS: Rusia dan China Akan Serang Pertahanan Amerika
https://www.naviri.org/2020/09/jenderal-angkatan-udara-as-rusia-dan.html
Naviri Magazine - Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) Jenderal Charlse Q Brown Jr, menyatakan pertahanan Amerika Serikat (AS) memiliki tantangan yang sangat besar dalam beberapa beberapa tahun kedepan.
Menurut Jenderal Brown, Angkatan Udara AS akan menghadapi ancaman besar dari musuh-musuh AS seperti China dan Rusia dalam 'perang masa depan'.
"Konflik bersenjata di masa depan melawan musuh yang hampir sama, mungkin Rusia atau China, akan tidak tinggal jauh dari pantai kita dan akan lebih mirip dengan era Perang Dunia II", kata Jenderal Brown dikutip VIVA Militer dari Sputnik News.
Dia menambahkan, jika serangan itu tiba, maka kunci pertahanan bagi pertahanan AS adalah Angkatan Udara AS. Sehingga, lanjutnya, pemerintah AS harus memprioritaskan anggaran USAF untuk meningkatkan jumlah skuadron operasional di tahun-tahun mendatang.
"Kemungkinan tekanan anggaran di masa depan akan membutuhkan keputusan struktur kekuatan yang paling sulit dari generasi ke generasi. Kami tidak dapat menghindar dari keputusan ini. (Keputusan sebelumnya) tidak memberikan hasil yang kami butuhkan saat ini karena elemen kompetisi yang berubah dengan cepat dengan China dan Rusia," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya dalam beberapa kesempatan telah menegaskan bahwa Rusia dan China adalah "musuh dekat" yang paling mungkin dihadapi Amerika dalam konflik bersenjata di masa depan.
Meskipun tidak ada negara yang menampilkan bentuk militer atau agresi teritorial terhadap AS, mereka meyakini kekuatan koalisi China dan Rusia merupakan ancaman terbesar bagi Amerika Serikat dalam beberapa dekade kedepan.
Hal itu diikuti oleh keputusan Washington untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan senjata nuklir baru dan dalam modernisasi teknologi nuklir yang ada.
Tidak hanya itu, Gedung Putih juga memilih untuk membatalkan perjanjian utama era Soviet dengan Rusia pada 2019, yang melarang pengembangan dan produksi rudal balistik jarak pendek dan menengah, dengan dalih dugaan pelanggaran di pihak Rusia, ketika mengumumkan pembentukan rudal balistik beberapa waktu lalu.
Kebijakan pemerintah AS di Laut China Selatan juga telah membuktikan bahwa saat ini AS memiliki kepentingan yang sangat besar untuk men-down great kekuatan militer China dengan merangkul negara-negara sekutu AS di kawasan Indo-Pasifik guna menghadapi klaim wilayah Tiongkok di Laut China Selatan.
Dengan demikian, Amerika Serikat dipastikan tidak akan membiarkan koalisi Rusia dan China menjadi kekuatan pesaingnya di belahan dunia ini. Mereka akan menggunakan berbagai macam cara untuk meruntuhkan kekuatan koalisi Rusia dan China di masa-masa mendatang.