Pemerintah China Batasi Publikasi Jurnal Penelitian Tentang Asal Virus Corona
https://www.naviri.org/2020/09/pemerintah-china-batasi-publikasi.html
Naviri Magazine - Pemerintah China memberlakukan kebijakan baru terkait akses dan publikasi jurnal penelitian virus Corona. Sekarang, semua jurnal penelitian terkait virus Corona harus diperiksa dulu oleh pemerintah sebelum bisa dipublikasikan. Terutama, jurnal yang berkaitan dengan asal usul virus dengan nama resmi COVID-19 itu.
"Studi yang berkaitan dengan asal-usul virus Corona akan mendapat perhatian khusus dari pemerintah China sebelum diberi izin untuk dipublikasikan," sebagaimana dikutip CNN.
Kebijakan baru ini terungkap dari situs-situs universitas di China yang mengunggah aturan baru untuk publikasi jurnal. Salah satunya adalah situs Universitas Fudan yang memaparkan secara detil mekanisme pemeriksaan dan publikasi terhadap jurnal-jurnal terkait virus Corona.
Mengutip CNN, ada beberapa poin penting dari unggahan tersebut. Pertama, semua penelitian yang berkaitan dengan pelacakan dan asal-usul virus Corona harus diawasi dan diperiksa dengan ketat.
Kedua, usai jurnal disetujui oleh dewan akademik di kampus, jurnal itu harus dikirim ke Kementerian Pendidikan. Di Kementerian Pendidikan, jurnal akan diteliti oleh satgas khusus sebelum diputuskan apakah bisa dipublikasikan atau tidak.
Belakangan, unggahan tersebut dihapus oleh Universitas Fudan. Namun, unggahan yang asli, yang terakhir terpampang pada Jumat lalu, masih bisa diakses via web.archive.
Langkah pemerintah China tersebut mendapat kritik dari para akademisi dan peneliti di China. Menurut mereka, kebijakan yang diterapkan malah akan menghalangi jalannya penelitian terhadap virus Corona. Namun, karena kebijakan ini datang langsung dari pemerintah pusat, mereka tidak bisa berbuat banyak untuk mencegahnya.
"Saya rasa ini adalah langkah pemerintah China untuk mengkontrol narasi soal asal-usul virus Corona, untuk memberi kesan bahwa wabah yang terjadi tidak berasal dari China," ujar salah seorang peneliti yang enggan disebutkan namanya atas alasan keamanan.
"Saya rasa pemerintah China tidak akan mentolerir penelitian apapun yang berkaitan dengan asal usul virus Corona," ujar peneliti itu lebih lanjut.
Kementerian Pendidikan China membenarkan soal adanya kebijakan pemeriksaan jurnal itu. Dan, mereka juga menyatakan bahwa arahan itu tak seharusnya dipublikasikan di situs kampus. "Itu dokumen internal," ujar pegawai Kementerian Pendidikan China yang enggan disebutkan namanya.
Sebagai catatan, China dan Amerika sempat berkonflik soal asal-usul virus Corona. Keduanya saling menuduh satu sama lain soal asal virus yang telah memakan ribuan korban jiwa itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, bahkan menebar isu bahwa virus Corona diciptakan oleh Amerika dan dibawa ke China oleh personil militer,
Sejauh ini, yang berkembang di publik, asal-usul virus Corona (COVID-19) diyakini berasal dari konsumsi hewan liar. Sebab, karakteristik virus Corona menyerupai virus yang berada di dalam tubuh hewan liar, salah satunya kelelawar. Wuhan, yang menjadi lokasi awal penyebaran virus Corona, kebetulan juga terkenal karena pasar hewan liarnya. Namun, hal ini masih diteliti hingga sekarang.