Perlu Tahu, Ini 3 Hal yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Saat Resesi
https://www.naviri.org/2020/09/perlu-tahu-ini-3-hal-yang-sebaiknya.html
Naviri Magazine - Tinggal menghitung hari untuk menuju akhir dari bulan September, atau penghujung dari kuartal ketiga tahun 2020. Setelah itu, akan diumumkan angka pertumbuhan Indonesia yang sudah dipastikan mengalami resesi. Hal itu juga sudah diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa di kuartal III-2020 ekonomi Indonesia akan kembali mengalami kontraksi.
Pada kuartal II-2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia minus 5,32%. Lalu, di kuartal III-2020 ini Kementerian Keuangan mengeluarkan proyeksi di minus 1% sampai minus 2,9%.
Dalam menghadapi resesi ini, ada 3 hal yang sebaiknya tak dilakukan oleh masyarakat:
1. Menahan Konsumsi
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, selama resesi ada beberapa hal yang kemungkinan besar dilakukan masyarakat, namun sebenarnya tidak tepat. Hal itu adalah menahan konsumsi untuk menghemat uang.
Menurut Tauhid, jika masyarakat menahan konsumsinya, justru pemulihan ekonomi Indonesia semakin berat. Pasalnya, konsumsi rumah tangga merupakan 'tulang punggung' dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Kalau di resesi menurut saya tetap konsumsinya nggak boleh turun, jadi tetap kebutuhan minimum nggak boleh kurang. Jadi justru ketika ada resesi kan agar ada spending tetap berjalan. Kalau semakin turun ya dia akan memperburuk pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi masyarakat atau rumah tangga," kata Tauhid.
Begitu juga pemerintah, yang pada intinya harus mendorong masyarakat untuk konsumsi, caranya dengan memberikan bantuan sosial (Bansos), atau stimulus lain untuk mendongkrak daya beli. Sehingga, realisasi APBN atau belanja pemerintah juga harus dipercepat.
2. Ekstra Hemat
Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal bagi masyarakat yang punya tabungan untuk berjaga-jaga. Namun, bagi yang tidak ia tak menyarankan untuk ekstra hemat.
"Sama, depresi dengan ketika kondisi resesi, jadi bukan menahan konsumsi. Masyarakat yang punya pekerjaan berarti harus berjaga-jaga. Jadi mempunyai tabungan. Kalau punya aset menyimpan yang lebih aman atau stabil, seperti properti, emas, kalau yang sudah punya aset. Tapi ya saya tidak menganjurkan untuk ekstra hemat," tegas Faisal.
3. Panik
Faisal juga meminta agar masyarakat tidak panik ketika ada resesi, atau bahkan depresi. Pasalnya, hal itu justru akan memperburuk kondisi ekonomi.
"Karena itu kan dampaknya ke ekonomi terhadap konsumsi itu bisa lebih menekan lagi. Apalagi kalau sampai panik. Justru itu bisa memperdalam krisisnya," pungkas Faisal.