Antibodi Kucing Ternyata Mampu Kalahkan COVID-19, Pantas Mereka Tak Mudah Terinfeksi

Antibodi Kucing Ternyata Mampu Kalahkan COVID-19, Pantas Mereka Tak Mudah Terinfeksi

Naviri Magazine - Dunia dibuat geger dengan temuan setengah juta populasi ikan hiu yang terancam punah akibat pengembangan vaksin COVID-19. Dan kekhawatiran itu makin terasa usai hasil studi terbaru menunjukkan antibodi kucing membawa respons positif terhadap kekebalan dari infeksi COVID-19.

Lantas apakah ini berarti nasib kucing akan seperti ikan hiu? Tidak perlu khawatir, sebab temuan soal kekebalan tubuh kucing ini tampaknya hanya akan dicontoh dalam aspek pengembangan vaksin.

Dilansir dari jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), rupanya antibodi dari kucing bisa menangkal penularan ulang virus SARS-CoV-2. Sehingga tak ada kasus reinfeksi COVID-19 pada kucing yang sebelumnya sudah pernah dinyatakan positif terjangkit penyakit saluran pernapasan tersebut.

"Studi ini menunjukkan bahwa kucing dapat menjadi model hewan yang sesuai untuk mempelajari infeksi SARS-CoV-2," terang peneliti dalam jurnal tersebut. "Dan untuk memajukan pengembangan vaksin dan terapi untuk digunakan baik pada hewan maupun manusia."

Hanya saja peneliti tak mengungkap berapa lama kemampuan kucing dalam mempertahankan kekebalan tubuhnya itu. Padahal saat ini dunia membutuhkan jawaban apakah antibodi yang dihasilkan penyintas bisa bertahan permanen atau hanya sementara.

Sebagai informasi, pakar kesehatan sudah menemukan bahwa antibodi bisa dihasilkan oleh pasien sembuh COVID-19. Namun antibodi yang dihasilkan itu rupanya bersifat sementara alias tidak permanen sehingga sulit untuk bisa dikembangkan sebagai model vaksin.

Penelitian dilakukan terhadap 7 kucing dan 3 anjing yang kemudian disuntik dengan virus SARS-CoV-2. Kedua hewan pun menunjukkan kondisi yang berbeda, yakni anjing tidak mampu menularkan virus satu sama lain, sementara kucing bisa melalui kontak langsung.

Namun kedua hewan ini sama-sama tidak menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19. Namun kendati bisa menularkan satu sama lain, kucing rupanya lebih mampu bertahan dalam melawan terjadinya infeksi ulang.

"Kami melaporkan bahwa bahwa kucing sangat rentan terhadap infeksi, dengan penularan virus dari mulut dan hidung dalam waktu lama yang tidak disertai dengan tanda-tanda klinis," ungkap peneliti. "Dan mampu menularkan kontak langsung ke kucing lain."

Related

Science 6613609104980513436

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item